Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Surat Menyirat Silaturahmi dan Mencairkan Rindu yang Membeku

9 Mei 2021   20:56 Diperbarui: 9 Mei 2021   21:11 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar saat video call saya sekeluarga dengan Abah dan Ibu di kampung pada hari lebaran tahun lalu. (Dokumentasi Pribadi)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Abah dan Ibu tersayang.
Salam sejahtera dan takzim Ananda untuk Ayah dan Ibu. Semoga saat membaca surat dari Ananda ini, Abah dan Ibu dalam keadaan sehat walafiat dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

Ananda kabarkan, alhamdulillah, Ananda sekeluarga pun di sini selalu sehat dan baik-baik saja, tak kurang sesuatu apa pun.

Terlebih dulu Ananda mohon maaf, sehubungan dengan masih adanya pandemi, Ananda sampai saat ini belum bisa bertemu muka dan bersilaturahmi langsung dengan Abah dan Ibu.

Seperti juga saat lebaran tahun lalu, Ananda sekali lagi, minta maaf, jika tahun ini, tidak bisa berlebaran di kampung bersama Abah dan Ibu. Karena sekarang pun pandemi masih menjadi kendala untuk Ananda sungkem, memeluk erat, dan mencium tangan Abah dan Ibu.

Ini semua tentu Abah dan Ibu sudah memaklumi demi menjaga keselamatan dan kesehatan bersama agar tidak terpapar pandemi.

Walaupun Ananda sekeluarga sudah melakukan tes rapid antigen dan terkonfirmasi bahwa Ananda sekeluarga semua hasilnya negatif Covid-19. 

Keterangan hasil negatif tes rapid antigen Covid-19 saya dua hari yang lalu (07/05/2021)./Dokumentasi Pribadi
Keterangan hasil negatif tes rapid antigen Covid-19 saya dua hari yang lalu (07/05/2021)./Dokumentasi Pribadi
Namun untuk kehati-hatian dan menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lebih-lebih pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan larangan untuk mudik lebaran.

Kita tentu memahami ini semua dilakukan demi kebaikan dan kemaslahatan bersama. Sebagai warga negara yang baik, mendukung kebijakan pemerintah untuk ini semua tentu tidak ada salahnya.

Meskipun begitu, seperti lebaran tahun lalu dan hari-hari biasa selama ini, kita selalu berkomunikasi dan bersilaturahmi lewat telepon dan video call. 

Meskipun mungkin komunikasi dan silaturahmi cara virtual dan online seperti ini agak kurang afdal dan takbiasa. Tapi paling tidak mengobati rasa rindu dan saling bertukar kabar. Update kondisi kita masing-masing.

Karena kita menyadari bahwa pandemi ini sedikit banyak sangat memengaruhi segala lini kehidupan kita sehari-hari. Memperhatikan protokol kesehatan dan menjaga diri dan orang lain di sekitar kita agar tidak terpapar pandemi ini adalah hal yang harus diprioritaskan.

Bukankah Abah pernah bilang ke Ananda, bahwa, dar-u al-mafasid muqadamun 'ala jalbi al-mashalih. Menghindari risiko itu lebih baik diprioritaskankan demi kebaikan dan kemaslahatan. 

Artinya, tindakan mencegah lebih baik daripada mengobati. Al-hamiyatu ra‘sud dawa-i, adalah penting dalam kondisi seperti saat ini. Ikhtiar, di samping itu, tentu berdoa adalah keniscayaan.

Bahkan, terkait ikhtiar menghindari terjangkit wabah, Abah pun sering menceritakan kepada Ananda tentang kisah Umar bin Khattab ketika ada wabah melanda, Beliau mengatakan, "Kita berpindah dari satu takdir ke takdir yang lain, " sebagai ikhtiar untuk keselamatan, kebaikan, dan kemaslahatan.

Maka, sekali lagi, jika Ananda sekeluarga tidak bisa pulang kampung dan mudik lagi tahun ini seperti juga tahun yang lalu, anggap saja itu sebagai sikap ikhtiar dan kehati-hatian demi kemaslahatan tadi 

Dengan sama-sama berharap mudah-mudahan hari-hari ke depan, wabah ini segera berlalu, sehingga keadaan lebih baik, dan kondusif untuk bisa bertemu muka (bermuajahah) langsung tanpa ada kekhawatiran sedikit pun. 

Yang terpenting, Abah dan Ibu, dan kita semua, segenap keluarga selalu diberi kesehatan dan dalam lindungan Allah Yang Mahakuasa.

Sebagai rasa takzim, kasih sayang, dan syukur pada Allah atas segala karunia-Nya, terkait buah tangan dan pernak-pernik melengkapi hari lebaran yang tak seberapa, berkenan sudah Ananda kirimkan lewat jasa pengiriman. Semoga bermanfaat.

Selebihnya, hal-hal penting dan informasi lain yang mendadak, luput, dan tak tersampaikan lewat surat ini, bisa langsung kita saling komunikasi lewat telepon saja.

Demikian surat ini Ananda tulis, dengan harapan kiranya dapat menyirat silaturahmi dan sedikit mencairkan rasa kerinduan kita semua, Ananda sekeluarga, Abah dan Ibu, serta segenap keluarga di kampung yang lama membeku untuk saling ketemu sebagaimana dulu.

Terakhir, Ananda sekali lagi mohon maaf. Semoga kita semua selalu sehat walafiat dan Allah Yang Mahakuasa senantiasa menyertai kita semua. Amin ya Rabbal 'alamin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam takzim,

Ananda

Muis Sunarya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun