Menulislah dengan niat yang baik, tulus menunjukkan karya Anda, menebarkan nilai-nilai kebaikan dan kemaslahatan. Syukur-syukur bisa menginspirasi orang lain.
Jika tidak, paling tidak, untuk Anda sendiri. Anda bisa belajar dan mendapat pencerahan dari tulisan dan karya Anda.Â
Mendulang Keterbacaan Lebih Besar
Yang jelas, realitas yang dirasakan oleh Anda selama ini, bahwa lewat blog berjemaah itu berpotensi untuk meraih keterbacaan yang lebih tinggi dan besar ketimbang blog pribadi Anda.
Karena tulisan Anda akan dibaca oleh para jemaah blog berjemaah itu sendiri. Pasti bejibun jemaahnya. Selain itu, tulisan Anda akan lebih banyak dipromosikan dan dibagikan ke publik lewat media sosial blog berjemaah yang bersangkutan, atau akun media sosial Anda sendiri.
Lebih beruntung lagi, jika blog berjemaah itu sudah besar, tepercaya, dan populer di jagat maya, dan dunia persilatan media online, Seperti Kompasiana ini.
Sebuah sukacita jika tulisan yang Anda bagikan itu dibaca tidak sedikit orang, dan diapresiasi pula. Takada yang tidak senang dan sukacita, jika ada orang lain yang membaca dan mengapresiasi tulisan dan karya Anda, bukan?
Makanya, saling mengapresiasi dan diapresiasi adalah sebuah kebaikan yang membuat senang dan sukacita. Takada di dunia ini yang tidak senang diapresiasi. Yang jelas, takada yang sulit dan apa susahnya juga untuk mengapresiasi. Bukan begitu?
Selain itu, Anda menulis itu sama artinya dengan ikut merawat tradisi literasi. Tahu sendiri, minat membaca dan menulis, atau dunia literasi di negeri ini selalu dibilang melulu lelap dalam tidur panjangnya. Jadi kapan bangunnya? Tidur melulu kerjanya itu literasi. Ampun.
Anda, paling tidak, yang membangunkan semangat dan tradisi literasi dari tidur panjangnya. Ya, Anda!
Dan hebatnya, lewat blog berjemaah, Anda bisa merajut persahabatan, menjalin kebersamaan, dan menumbuhkan nilai kekeluargaan bersama penulis lain dan pencinta literasi.