Setelah dicek melalui ultrasonografi (USG), akhirmya berdasarkan diagnosa dokter bahwa saya divonis sakit akibat batu ginjal.
Hampir dua belas bulan lamanya, di samping saya berkutat dengan sakit, dan mesti bolak-balok kontrol seminggu sekali ke rumah sakit, juga saya harus tetap berangkat kerja.Â
Saya melewati hari-hari saya kala itu dengan sesekali sakitnya kambuh dan menyerang pinggang saya. Sakit minta ampun, berkunang-kunang mata saya, dan nyaris pingsan. Saya lunglai, berserah diri seakan-akan saya merasa, inilah mungkin tiba saatnya Malaikat Izrail menjemput saya.
Kalau sudah begitu, saya buru-buru harus diberi obat penghilang sementara rasa sakit atau analgesik. Syukur saja, saya disarankan dan diizinkan oleh dokter untuk stok obat penghilang rasa sakit itu dengan membeli sendiri. Maksud dokter, agar saya tidak repot-repot kontrol ke rumah sakit.
Belum lagi saya sebentar-sebentar harus bolak-balik Ä·e kamar kecil. Karena saya kebelet kencing melulu. Ribet!
Orang sering bilang dengan istilah, kencing saya anyang-anyangan--keluarnya air seni terlalu sering, biasanya (tidak selalu) disertai rasa nyeri. Karena efek batu ginjal yang tampaknya sudah turun ke saluran kemih saya. Lalu membuat urine saya terhambat keluar.
Alhamdulillah, melalui penanganan pengobatan secara medis, juga dibarengi dengan pengobatan herbal tradisional warisan nenek moyang kita, secara rutin setiap hari minum godokan daun kumis kucing dan daun keci beling (pecah beling), yang diracik sendiri secara telaten oleh istri saya tercinta, akhirnya batu ginjal saya keluar bareng urine. Plong, bahagia rasanya saya merdeka dari gangguan sakit akibat batu yang menggerinjal selama ini.
Namun sayang, ternyata kebahagiaan saya hanya sebentar, pada awal tahun baru 2018, saya merasakan sakit lagi. Pinggang saya agak ke belakang di atas pinggul, sakit luar biasa, persis seperti dulu. Saya langsung menduga gangguan batu ginjal saya datang lagi.
Tidak sampai pikir panjang, saya buru-buru kontrol ke rumah sakit. Saya ketemu lagi dokter spesialis urologi yang sama, yang menangani saya selama ini. Kembali lewat ultrasonografi (USG) seperti dulu, benar saja dokter urologi menyatakan bahwa masih ada batu ginjal dengan ukuran kecil sekitar 2 (dua) milimeter.
Berhubung ukuran batunya kecil, dokter menyarankan, ditembak laser saja. Istilah medisnya, tindakan itu bernama ESWL. Saya mengiakan saja, manut, demi kebaikan dan kesehatan saya.
Tanggal 04 Januari 2018, saya kali pertama mendapat tindakan medis bernama ESWL sebagai ikhtiar mengatasi gangguan sakit akibat batu ginjal.