Karena, di samping, pengangkatan menteri itu adalah hak prerogatif dan [katakan] ijtihad subyektif seorang presiden, juga jabatan menteri adalah jabatan politik, dan bukan jabatan karir.
Yang namanya ijtihad, kalau benar dan tepat maka mendapat dua pahala [nilai kebaikan], dan kalau pun salah, maka tetap mendapat satu pahala [nilai kebaikan].
Dalam ranah politik, tidak ada yang tidak mungkin. Semuanya mungkin saja terjadi. Dan dalam politik itu tidak ada lawan dan kawan yang abadi. Yang ada adalah kepentingan. Contoh yang paling nyata, adalah bergabungnya Prabowo Subianto dalam pemerintahan Jokowi, dan diangkat sebagai Menteri Pertahanan. Maka, bersikaplah rileks jika berkaitan dengan ranah politik.
Yang jelas, selamat datang Pak Jenderal TNI (Purn.) Fachrul Razi di rumah besar umat beragama, Kementerian Agama.
Dengan harapan, semoga Kementerian Agama di tangan pemimpin seorang militer menjadi lebih baik dan betul-betul semakin dirasakan pelayanannya untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara.