Pernyataan Gus Dur ini juga yang sebenarnya diingat oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di suatu kesempatan menyampaikan pembinaan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. (dari Jawa Timur ini pula kasus hukum OTT Romy ini berawal), setahun lebih setelah pelantikannya sebagai Menteri Agama.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, bahkan menantang aparatur Kemenag untuk membuktikan bahwa Kementerian yang bermoto Ikhlas Beramal ini “bukan pasar” sebagaimana yang pernah dikiaskan Gus Dur. (sumber)
Ketika diangkat menjadi Menteri Agama pada akhir Mei 2014 oleh SBY, presiden saat itu, Lukman teringat sosok Gus Dur yang ingin membubarkan Depag/Kemenag. Gus Dur bilang bahwa Kemenag tidak ada bedanya dengan pasar, apa saja ada, bukan hanya ada agama.
“Saya amat bersyukur atas pernyataan Gus Dur tersebut. Kewajiban saya adalah membuktikan kepada Bangsa Indonesia bahkan dunia, bahwa pernyataan itu tidak benar,” papar Menag, dikutip dari nu.or.id.
Lukman saat itu menyebut ada lima nilai budaya yang harus diimplementasikan ASN Kemenag demi memberikan perubahan yang lebih baik. Lima nilai budaya tersebut ialah integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan.
“Mari menjadi teladan yang baik,” ajak Menag.
Sejatinya, ini semua bukan hanya sebagai hiasan bibir belaka dan sekadar slogan. Tetapi menjadi sebuah komitmen, tekad, dan itikad yang kuat bagi aparatur Kementerian Agama dalam menampik kesan yang disinyalir Gus Dur bahwa Kementerian Agama tidak lebih sekadar seperti pasar, sehingga seakan-akan kehilangan ruhnya. Kementerian yang benar-benar ada agama. Atau jangan-jangan malah kadung lalai dan terbuai?
Seperti juga dalam mitologi Yunani yang disebut "Kotak Pandora" tersebut, walaupun kotak itu sudah terbuka dan terlihat secara kasat mata berhamburan (segala keburukan) apa saja dengan berbagai wujud yang ada di dalamnya. Tetapi yang jelas masih ada yang tersisa, yaitu harapan. Harapan yang baik, pelajaran moral dan hikmah di balik semua itu untuk semuanya. Semoga. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H