Mohon tunggu...
MAMS( MUHAMMAD ABDUL MUIS)
MAMS( MUHAMMAD ABDUL MUIS) Mohon Tunggu... Dosen - Wakil Direktur Akademik

I am a seasoned professional with a strong background in accounting and management, actively seeking opportunities to leverage my expertise in these areas. Over the course of my career, I have consistently pursued continuous self-improvement by obtaining various relevant certifications. My proficiency extends to developing training programs, crafting new lessons, and creating engaging activities aimed at enhancing learning experiences. In addition to my hands-on experience, I am actively involved in the field of research. I contribute to the development of learning modules and design financial applications that align with industry best practices. My commitment to staying abreast of the latest trends and advancements in accounting and management reflects my dedication to professional growth and ensuring that my skills remain at the forefront of the industry. I am enthusiastic about contributing my skills and knowledge to a dynamic work environment, where I can make a meaningful impact through my expertise in accounting, management, and innovative educational approaches.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Study Tour Mencekam: Pengalaman Mengerikan di Yogyakarta

12 Februari 2024   12:34 Diperbarui: 12 Februari 2024   18:41 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Hari Pertama: Keganjilan di Hotel Malioboro

Antusiasme membara di dada kami, para siswa SMA, saat berangkat study tour ke Yogyakarta. Kemeriahan bus mengantarkan kami menuju hotel di dekat Malioboro. Suasana malam yang dingin tak menyurutkan semangat kami untuk menjelajahi kota budaya ini.

Namun, hawa mencekam mulai terasa saat kami memasuki hotel. Kamar yang kami tempati terasa lembab dan pengap. Keran air di kamar mandi beberapa kali menyala sendiri, meskipun tak ada yang menyentuhnya. Rasa tidak nyaman semakin memuncak saat salah satu teman kami,sebutsaja namanya Dina, tiba-tiba kesurupan.

Tubuh Dina menegang, matanya melotot, dan mulutnya mengeluarkan suara-suara serak yang tak dimengerti. Kami panik dan berusaha menenangkannya. Untunglah, setelah beberapa saat, Dina tersadar dengan wajah pucat pasi dan ketakutan. Ia mengaku melihat sosok wanita berambut panjang putih di dalam kamar mandi.

Malam itu, kami tak bisa tidur nyenyak. Rasa ngeri dan paranoia menyelimuti kami. Keganjilan di hotel ini menjadi awal dari serangkaian kejadian mengerikan yang akan kami alami selama study tour.

Hari Kedua: Teror di Tawangmangu

Keesokan harinya, kami mengunjungi tempat wisata Tawangmangu. Di sana, kami disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk. Namun, di balik keindahannya, tempat ini menyimpan aura mistis yang tak terduga.

Saat kami memasuki kawasan wisata, sebuah patung ular besar menyambut kami. Patung itu begitu realistis, dengan mata yang seolah-olah menatap tajam ke arah kami. Sejak saat itu, rasa demam mulai melanda tubuh saya. Tubuh saya terasa lemas dan pusing, seperti ada energi negatif yang berusaha masuk ke dalam diri saya.

Hari Ketiga: Suara Misterius dan Teror Telepon

Ketakutan kami semakin memuncak saat perjalanan pulang. Saya mencoba menelepon orang tua untuk mengabarkan bahwa kami akan segera tiba. Namun, yang terdengar di seberang sana bukan suara saya, melainkan suara perempuan yang menangis dan merintih.

Suara itu terdengar begitu pilu dan penuh kesedihan. Sesekali, dia mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Jawa yang orang tua saya tidak mengerti. Anehnya, orang tua saya di seberang sana tidak mendengar suara saya, tetapi saya mendengar suara orang tua saya dengan normal.

Kengerian menyelimuti saya. Pertanyaan demi pertanyaan berkecamuk di benak. Siapa perempuan itu? Apa maksudnya dia ingin ikut dengan saya?

Kembali ke Rumah: Kesurupan dan Telepon Berhantu

Sesampainya di rumah, saya segera menyerahkan telepon kepada mama. Mama mencoba menelepon kembali nomor saya, dan kami dikejutkan oleh suara perempuan yang sama dari telepon saya.

Kali ini, suaranya lebih jelas dan terdengar begitu marah. Dia mengatakan ingin ikut dengan saya dan mengancam akan menyakiti saya. Mama yang mendengar suara itu langsung kesurupan.

Tubuhnya menegang, matanya melotot, dan dia mulai berbicara dengan bahasa yang tak kami mengerti. Kami panik dan berusaha menenangkannya. Untunglah, setelah beberapa saat, mama tersadar dengan wajah pucat pasi dan ketakutan.

Kejadian ini membuat saya trauma. Saya memutuskan untuk menjual telepon tersebut. Sejak saat itu, teror suara perempuan itu berhenti.

Namun, kenangan mengerikan selama study tour di Yogyakarta tak pernah terlupakan. Setiap kali mendengar suara perempuan menangis, bayang-bayang kejadian mencekam itu kembali menghantui.

Study tour yang seharusnya menjadi kenangan indah, berubah menjadi pengalaman mengerikan yang tak terlupakan. Pengalaman yang membuka mata kami tentang sisi lain Yogyakarta yang tak kasat mata, sisi yang penuh misteri dan teror.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun