Kengerian menyelimuti saya. Pertanyaan demi pertanyaan berkecamuk di benak. Siapa perempuan itu? Apa maksudnya dia ingin ikut dengan saya?
Kembali ke Rumah: Kesurupan dan Telepon Berhantu
Sesampainya di rumah, saya segera menyerahkan telepon kepada mama. Mama mencoba menelepon kembali nomor saya, dan kami dikejutkan oleh suara perempuan yang sama dari telepon saya.
Kali ini, suaranya lebih jelas dan terdengar begitu marah. Dia mengatakan ingin ikut dengan saya dan mengancam akan menyakiti saya. Mama yang mendengar suara itu langsung kesurupan.
Tubuhnya menegang, matanya melotot, dan dia mulai berbicara dengan bahasa yang tak kami mengerti. Kami panik dan berusaha menenangkannya. Untunglah, setelah beberapa saat, mama tersadar dengan wajah pucat pasi dan ketakutan.
Kejadian ini membuat saya trauma. Saya memutuskan untuk menjual telepon tersebut. Sejak saat itu, teror suara perempuan itu berhenti.
Namun, kenangan mengerikan selama study tour di Yogyakarta tak pernah terlupakan. Setiap kali mendengar suara perempuan menangis, bayang-bayang kejadian mencekam itu kembali menghantui.
Study tour yang seharusnya menjadi kenangan indah, berubah menjadi pengalaman mengerikan yang tak terlupakan. Pengalaman yang membuka mata kami tentang sisi lain Yogyakarta yang tak kasat mata, sisi yang penuh misteri dan teror.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H