Mohon tunggu...
MUIS T
MUIS T Mohon Tunggu... wiraswasta -

Mengenyam pendidikan dari berbagai lingkungan berbeda dari SD negeri, SMP dan SMA Swasta hingga perguruan tinggi multi-etnis. Lama bekerja sebagai analis, disainer, konsultan dalam bidang teknologi (surveillance, IT). Tertarik atas fenomena kehidupan sehari-hari (sosial, budaya, ekonomi, politik dll)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mau Pemilu jujur? Belajar dulu cara curang sistematis

9 Juli 2014   20:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:51 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu pelaksanaan bisa jadi hambatan untuk TPS yang jumlah bilik suaranya tidak seimbang dengan antrian yang ada sampai batas waktu yang ditentukan. Pada PILEG yang lalu dan juga kejadian di Hongkong, sebagian orang yang telah hadir di TPS tidak dapat menggunakan haknya karena kelemahan pengaturan pelaksanaan pemilu. Lagi-lagi ini kelemahan yang dapat dimanfaatkan berbagai pihak untuk kepentingan pribadi maupun untuk tim sukses tertentu.

Ada banyak modus kecurangan sistematis yang memanfaatkan kelemahan pemilu. Bahkan kecurangan yang canggih seperti yang dilakukan tim sukses Richard Nixon dapat terjadi. Kecurangan sistematis pada tahun 1970an tersebut terungkap melalui reportase skandal watergate oleh Washington Post, sehingga Richard Nixon terpaksa mengundurkan diri dari jabatan presiden Amerika Serikat pada tanggal 9 Agustus 1974. Ini sesuatu yang harus dihindarkan tapi bukan yang mustahil.

Dengan menyadari kelemahan yang ada, maka harus ada upaya yang sistematis untuk mengatasinya. Mudah-mudahan tidak sia-sia harapan seluruh rakyat Indonesia untuk melaksanakan pemilu utamanya PILPRES berkualitas dan jujur !

9 JULI 2014 PILPRES INDONESIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun