"Ayo bang, ini pesanan Abang tadi, sore. Yang dicincang itu ada di wadah itu sambil menunjuk tiga mangkuk sayur yang besar. Yang dibelah dan ususnya di buang masih di bakar di luar sana"
"Benar-benar eksekusi yang sempurna", bisik Isal pada Heri.
"Sal, kau benar-benar gila, jantung ini hampir copot. Seumur hidupku, baru kali merasakan ketegangan tingkat tinggi dan benar-benar menguji nyali, itu yang kau maksud dengan pembantaian, Sal...Sal..."
Pembantaian pun berlanjut penuh gembira di antara mereka, dan kini korban tinggal tulang-tulang yang berserakan di atas meja makan.
Kini Heri pun mengerti siapa Isal sebenarnya, ternyata Isal itu seorang guru bahasa yang hebat, yang mampu membius orang lain dengan gaya bahasanya.