Mohon tunggu...
Muh Zadit
Muh Zadit Mohon Tunggu... Penulis - Blogger SEO Copywriting
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyiar kreatif dalam pemasaran online, menjangkau audiens luas secara organik, dengan konten sosial media, jurnalistik & SEO blogging, untuk mendominasi pencarian Google, membangun brand awareness, memikat pembaca potensial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Digital: Sukses Berkarier dan Kuliah Kerja Nyata

10 September 2023   10:40 Diperbarui: 10 September 2023   10:50 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Validitas hasil background check melalui media sosial selalu menjadi pertanyaan yang berputar-putar. Dalam hal ini, ada potensi kesalahan interpretasi dan bias yang dapat memengaruhi keputusan rekrutmen.

Kebohongan vs. Kebenaran dalam Kejelian Media Sosial

s.id/muhzadit - dunia nyata dan dunia maya
s.id/muhzadit - dunia nyata dan dunia maya

Kita semua tahu bagaimana rasanya 'stalking' seseorang di media sosial ketika tertarik pada mereka, bukan?

Tapi, apakah kita bisa membedakan antara 'red flag' dan 'green flag' berdasarkan postingan mereka? Adakah cara untuk memahami apakah mereka adalah asset atau liability dalam tim?

Ini seperti menjadi seorang detektif media sosial!

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan "background check" medsos secara diam-diam, terutama saat mendekati gebetan atau hanya saat ingin tahu lebih banyak tentang teman atau kolega.

Kami semua ingin tahu lebih banyak tentang seseorang sebelum kita benar-benar mengambil langkah dalam hubungan atau kolaborasi profesional.

Tapi, di sini pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa tahu apa yang sebenarnya ada di balik postingan media sosial mereka?

Sebuah selfie di pantai mungkin bisa menutupi kenyataan bahwa seseorang adalah pekerja keras yang andal.

Di sisi lain, postingan tentang prestasi profesional mungkin tidak mencerminkan sisi ceria dan menyenangkan dari seseorang.

Membaca seseorang hanya berdasarkan apa yang mereka bagikan di media sosial adalah seperti mencoba merangkai puzzle tanpa gambar referensi.

Menyusun Kebijakan Etis untuk Media Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun