Validitas hasil background check melalui media sosial selalu menjadi pertanyaan yang berputar-putar. Dalam hal ini, ada potensi kesalahan interpretasi dan bias yang dapat memengaruhi keputusan rekrutmen.
Kebohongan vs. Kebenaran dalam Kejelian Media Sosial
Kita semua tahu bagaimana rasanya 'stalking' seseorang di media sosial ketika tertarik pada mereka, bukan?
Tapi, apakah kita bisa membedakan antara 'red flag' dan 'green flag' berdasarkan postingan mereka? Adakah cara untuk memahami apakah mereka adalah asset atau liability dalam tim?
Ini seperti menjadi seorang detektif media sosial!
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan "background check" medsos secara diam-diam, terutama saat mendekati gebetan atau hanya saat ingin tahu lebih banyak tentang teman atau kolega.
Kami semua ingin tahu lebih banyak tentang seseorang sebelum kita benar-benar mengambil langkah dalam hubungan atau kolaborasi profesional.
Tapi, di sini pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa tahu apa yang sebenarnya ada di balik postingan media sosial mereka?
Sebuah selfie di pantai mungkin bisa menutupi kenyataan bahwa seseorang adalah pekerja keras yang andal.
Di sisi lain, postingan tentang prestasi profesional mungkin tidak mencerminkan sisi ceria dan menyenangkan dari seseorang.
Membaca seseorang hanya berdasarkan apa yang mereka bagikan di media sosial adalah seperti mencoba merangkai puzzle tanpa gambar referensi.