Mohon tunggu...
Muh Yusran dan adil
Muh Yusran dan adil Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa dan pembimbing

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Segmenting, Targeting, Positioning dan Marketing Mix pada PT Murni Jaya

20 Juni 2023   22:24 Diperbarui: 20 Juni 2023   23:07 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO

adil@umpalopo.ac.id

muhyusranyusran92@gmail.com

ANALISIS SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING DAN MARKETING MIX PADA PT.MURNI JAYA

Abstrak

Persaingan bisnis kecap di pasar domestik yang semakin kompetitif merupakan dampak dari banyaknya pemain baru yang sudah ikut ambil bagian di industri ini. Dalam penelitian ini, objek yang diteliti adalah PT.Murni Jaya, yaitu salah satu perusahaan keluarga penghasil kecap di Kediri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai segmen, target, dan posisi pasar serta bauran pemasaran PT.Murni Jaya. Metode penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan metode studi kasus dan metode pengumpulan data berasal dari wawancara. Dari hasil penelitian dapat didapatkan hasil analisis mengenai segmen,target, posisi pasar dan juga bauran pemasarannya.

Kata Kunci --- Industri Kecap, Bauran Pemasaran, STP

I. PENDAHULUAN

 Pada dasarnya, setiap perusahaan mempunyai strategi dalam berbisnis, baik perusahaan berskala kecil, menengah, ataupun besar. Di era globalisasi saat ini, perusahaan harus mampu untuk mengaplikasikan strategi analisis yang efektif guna mengindentifikasi apakah harus mengembangkan, mempertahankan, atau malah menarik diri dari pasar. Hal ini terjadi karena persaingan bisnis yang kian ketat di berbagai jenis industri, tak terkecuali industri makanan dan minuman yang ada di Indonesia. 

Berdasarkan siaran pers bulan Agustus 2015 (sumber: www.kemenperin.go.id) yang dilakukan di Cikarang dengan ijin penyebarluasan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, industri makanan dan minuman di Indonesia diakui turut menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Salah satu sub sektor yang terus bergeliat adalah industri produksi kecap dan bumbu. Dalam siarannya di tahun 2015, terdapat 94 unit usaha industri kecap dan 56 unit usaha bumbu masak skala menengah-besar. 

Selama enam tahun terakhir ini, nilai bisnis kecap di Indonesia juga mengalami peningkatan dari Rp. 3,21 triliun pada tahun 2008 hingga bernilai Rp. 7,14 triliun pada tahun 2013. Persaingan bisnis kecap di pasar domestik yang semakin kompetitif merupakan dampak dari banyaknya pemain baru yang sudah concern ikut ambil bagian di industri ini, dan mulai menjadi follower mencoba besarnya business value di industri ini. Namun, faktanya tidak sedikit perusahaan yang masih baru sukses meng-create pasarnya secara brilian, bahkan menggeser pemain lama. 

Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran dari pemain lama untuk mempertahankan bisnisnya maupun mencoba mengembangkan bisnisnya. Jika dilihat dari pertumbuhan industri yang meningkat, untuk dapat bertahan dalam pasar, maka perusahaan harus semakin kompetitif dalam persaingan bisnis.

Menurut Frumkin dan Sosa (2014), analisis kompetitif memiliki tiga tujuan utama, yang pertama adalah untuk mengukur risiko yang terkait dengan kondisi pasar saat ini dan kemungkinan keberhasilan, yang kedua adalah untuk mengungkap wawasan penting dalam hal kualitas dan kelayakan inovasi organisasi, dan yang terakhir adalah untuk menggunakan kesimpulan dari kedua tujuan sebelumnya untuk mengembangkan strategi organisasi yang memaksimalkan dampak. 

Dalam artikelnya, Kokemuller (2016) menyatakan bahwa positioning analysis adalah sebuah proses dari analisis bagaimana sebuah brand perusahaan saat ini diterima oleh pasar. Ketika mengidentifikasi peluang pangsa pasar, sebuah perusahaan perlu untuk membandingkan apakah brand tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan pasar. Terutama untuk bisnis kecil menginginkan pangsa pasar yang menawarkan sebuah peluang bagus untuk kesuksesan. Dengan ini, perusahaan akan mampu untuk lebih tepat menentukan strategi yang akan dipakai nantinya.

Salah satu bisnis industri kecap yang ada yaitu PT. Murni Jaya. PT. Murni Jaya bergerak dalam produksi kecap lokal, di mana lokasi produksinya terdapat di Kediri, Jawa Timur. Persaingan penjualan dinilai pemilik PT.Murni Jaya sangatlah ketat yang tampak dalam dua tahun terakhir, volume penjualan kecap terus menurun. Saat ini, usaha yang diwariskan secara turun-temurun ini, dari segi proses pengelolaan usaha masih sederhana, di mana hampir secara keseluruhan proses operasionalnya yaitu produksinya menggunakan tenaga manusia.

PT. Murni Jaya memproduksi jenis kecap, cap "Menco" kuning dan putih, di mana ukuran kecap yang dijual hanya 1 ukuran besar yaitu 600ml. Sampai saat ini, PT.Murni Jaya mempekerjakan total 50 orang dalam aktivitas baik operasional maupun produksi. Dari paparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana segmentasi,target, dan posisi pasar, serta bauran pemasaran dari PT.Murni Jaya dalam mengembangkan bisnisnya dan memberikan rekomendasi dengan melakukan studi analisis segmenting, targeting, positioning dan marketing mix yang ada di Perusahaan Murni Jaya.

Henry (2011) menyatakan bahwa strategi adalah tentang perusahaan menggunakan teknik analitis untuk membantu memahami, dan oleh karenanya dapat mempengaruhi posisi perusahaan di pasar. Sebagai langkah awal, perusahaan perlu mengerti akan apa yang dibutuhkan konsumen dan apa yang mereka inginkan sehingga perusahaan mampu menentukan keputusan yang baik untuk langkah selanjutnya. Kotler dan Amstrong (2016, p.30) menyatakan bahwa ada lima konsep inti konsumen dan pasar, yaitu : 

1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan 2. Tawaran pemasaran (barang, jasa, dan pengalaman) 3. Nilai dan kepuasan 4. Pertukaran dan hubungan 5. Pasar Cannon, Perreault, dan Mc.Carthy (2008, p.40) menyatakan bahwa strategi pemasaran (marketing strategy) menentukan target pasar dan bauran pemasaran yang terkait. Strategi ini merupakan gambaran besar mengenai yang akan dilakukan oleh perusahaan di suatu pasar. Dibutuhkan dua bagian yang saling berkaitan : 1. Target market -- yaitu sekelompok pelanggan yang homogen yang ingin ditarik oleh perusahaan tersebut.

 2. Marketing mix -- yaitu variabel -- variabel yang akan diawasi yang disusun oleh perusahaan tersebut untuk memuaskan kelompok yang ditarget. perusahaan harus mendisain strategi pemasaran mengacu kepada konsumen yang mampu membantu perusahaan untuk mengidentifikasi bagian mana dari pasar yang perusahaan dapat layani dengan baik dan paling menguntungkan. Berikut langkah utama dalam merancang analisa ini, yaitu : market segmentation, market targeting, dan positioning.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Segmenting, Targeting, Positioning Pada tahapan ini, analisa pasar akan dimulai dari menentukan segmentasi pasar, lalu mengidentifikasi target pasar perusahaan, dan kemudian mengidentifikasi posisi perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Kotler dan Amstrong (2016), analisa STP dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Market Segmentation Berdasarkan wawancara dari ketiga narasumber, dapat diketahui jenis konsumen dan karakteristik dari permintaan

c. Segmenting International Markets Perusahaan masih belum mempunyai segmen pasar internasional saat ini.

 b. Market Targeting Dari analisis segmentasi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa target pasar yang dibidik oleh PT. Murni Jaya ini adalah kelompok konsumen berpendapatan menengah ke bawah, dengan kebutuhan sehari-hari atau dijual kembali, yang sensitif terhadap harga dan kualitas. Kecap yang banyak beredar saat ini adalah kecap premium dengan harga yang lebih mahal seperti kecap ABC, bango, dan sedap.

 c. Positioning Untuk mengidentifikasi posisi pasar, perusahaan memposisikan dirinya sebagai salah satu perusahaan kecap tertua di Kediri. Di samping itu, PT. Murni Jaya menentukan keunggulan kompetitif dimana produk yang dihasilkan tidak mengandung bahan pengawet / pewarna, sehingga sangat aman untuk digunakan oleh konsumen dan sangat menjaga kualitas produknya.

2. Bauran Pemasaran (4P)

 Menurut Hooley, Piercy, dan Nicolaud (2008), bauran pemasaran dari produk, harga, promosi, dan distribusi adalah istilah di mana perusahaan mewujudkan strateginya dari sebuah pernyataan tujuan untuk berusaha di pasar. Berikut adalah hasil wawancara terhadap ketiga narasumber mengenai fokus dan strategi perusahaan melalui bauran pemasaran, yaitu:

 a. Product PT. Murni Jaya memproduksi kecap manis dengan 2 varian, yaitu kecap kuning dan putih dengan ukuran botol 600 ml. Kecap kuning adalah produk andalan PT.Murni Jaya di mana kualitas yang unggul dengan bahan baku yang berkualitas dan sudah disaring dengan baik. Sedangkan untuk kecap putih dibuat dengan menggunakan kualitas lebih rendah dibanding dengan kecap kuning. Meskipun kualitas bahannya yang digunakan lebih rendah, kecap tetap memenuhi syarat dari BPOM karena bahan baku yang digunakan sudah memenuhi standar dan lolos uji kelayakan kualitas. 

Jika dilihat dari desain produknya sendiri, botol yang digunakan sama dengan botol kecap pada umumnya, yaitu botol kaca berwarna hijau ukuran 600ml. Kemasan kecap juga masih standar yaitu dengan pelabelan manual (penempelan etiket) Dalam pembuatan kecap, proses produksinya tergolong masih sederhana, di mana masih mengandalkan kekuatan manusia dan hanya sedikit menggunakan teknologi mesin, yaitu proses pemasangan tutup botol.

Untuk mendapatkan kualitas kecap yang baik, berikut kriteria kecap yang baik menurut PT. Murni Jaya: 1. Teksturnya kental dan berwarna hitam pekat 2. Kadar protein yang terkandung tidak boleh hilang 3. Komposisi dan proses pembuatannya harus higienis 4. Tidak ada unsur logam / kimia tambahan seperti pewarna dan pengawet 5. Penyimpanan kecap dalam botol kemasan yang tertutup rapat Berdasarkan hasil wawancara terhadap narasumber, produk yang dijual jarang sekali yang di retur oleh konsumen, tidak sampai 1% setiap tahunnya yang dikembalikan dari total penjualan, dengan sekitar jumlah tidak sampai 50 botol per tahun. Ini karena kecap yang diproduksi memiliki masa

kadaluwarsa 6 bulan sejak tanggal produksi dan perusahaan sangat menjaga penyimpanan kecap di gudang agar tetap aman dan terlindung dari sinar matahari sehingga kualitas pun tetap terjaga. Untuk dalam hal merek sendiri, PT. Murni Jaya sudah berdiri hampir 70 tahun lamanya, dengan keberadaan perusahaan yang sudah lama ini, nama merek produk sudah cukup dikenal oleh masyarakat Kediri dan sekitarnya. Hal ini membuat perusahaan mempunyai nilai lebih di pasar dibandingkan dengan pendatang baru contohnya kecap "Myhalal" yang mulai ada pada tahun 2015 lalu. 

Berdasarkan hasil wawancara kepada ketiga narasumber, keunggulan utama dari kecap PT. Murni Jaya terletak pada proses pembuatannya yang masih tradisional yang mampu mempertahankan cita rasa khas dari kecap. Proses pembakaran menggunakan kayu bakar dan untuk pembuatan tauconya dengan membuat sendiri dengan menggunakan wajan besar di atas tunggu api dan diaduk oleh 2 orang pekerja per wajan. Kualitas juga merupakan kelebihan dari kecap PT. Murni Jaya yang bagaimana perusahaan selalu melakukan produksi dengan tidak menggunakan bahan kimia, pengawet, ataupun pewarna sehingga hasil yang didapat adalah alami dan tidak membahayakan kesehatan konsumen yang menggunakannya. 

b. Price Kecap yang diproduksi PT.Murni Jaya dijual secara langsung atau partai dalam jumlah yang besar. Harga jual kecap saat ini untuk kecap putih Rp 11.000 dan kecap kuning Rp 14.600. Harga tersebut sangat terjangkau bila dibandingkan dengan harga kecap ternama seperti kecap bango, ABC, dan sedap. Sedangkan untuk harga pesaing, kecap Delima berada dalam kisaran harga Rp 17.000/botol, kecap dan kecap sawi di kisaran harga Rp 20.000/botol. Tabel : Harga kecap terbaru tahun 2017 Harga kecap yang ditentukan awalnya tidak akan dilakukan perubahan meskipun harga bahan baku yang fluktuatif. 

Namun, seiring waktu, dengan naiknya semua harga bahan baku dan harga bahan pangan, perusahaan harus mempertahankan diri di pasar dengan ikut menaikkan harga. Harga yang dinaikkan sudah melalui perhitungan dan pertimbangan dimana harga tidak akan melebihi harga pasar dan masih terjangkau di kalangan konsumen.

Untuk harga dengan kompetitor, harga yang ditetapkan perusahaan bisa dibilang harga yang kompetitif namun ada beberapa kompetitor lain yang mempunyai harga yang lebih murah. Kadang, karena terlalu murahnya harga kompetitor, produk perusahaan tidak mampu untuk menurunkan biaya dan akhirnya konsumen mengurangi pengambilan produk. Hal ini sangat jarang terjadi. Ini dikarenakan perusahaan sudah

menghitung untung dan rugi saat menetapkan harga jual produk dan dengan terlalu rendahnya harga yang diberikan kompetitor kepada konsumen, perusahaan kompetitor tersebut akhirnya menanggung rugi dan tutup. Hal ini sejalan dengan Dann and Dann dengan harga yang ditentukan dalam level at the market, yaitu harga yang sesuai dengan harga pasar. Produksi yang dihasilkan selama sebulan yaitu 700 botol x 24 hari x 10 masakan = 168.000 botol / bulan. Sedangkan untuk jumlah botol yang terjual setiap bulannya sekitar 80 -- 90% dari jumlah produksi.

Untuk penjualannya tergantung pada bulan jawa, misal pada bulan Sura dan bulan puasa. Di bulan-bulan tersebut, penjualan turun sekitar 20- 30%, namun pada bulan besar seperti Idul Fitri dan sapar, penjualan bisa naik kurang lebih 20-30%. Untuk penjualan melalui order sales, sebagian besar, 85% pembayaran dilakukan secara tunai, dan sisanya dilakukan dalam hitungan 1x nota. Yang dimaksud di sini adalah ketika konsumen melunasi pembayaran yang lalu ketika nota berikutnya datang (ridak ada double bon).

Sedangkan untuk order telepon, nota akan dikirimkan bersama dengan barang yang dikirim. Untuk sistem pembayarannya sama dengan order melalui sales. Selain itu, penjualan kecap tidak hanya berdasarkan rutinitas penjualan yang dilakukan namun juga bisa berdasarkan event seperti ada event sembako, PT. Murni Jaya terlibat untuk mengikuti event tersebut sehingga penjualan akan lebih meningkat. c. Place Lokasi pemasaran kecap PT.Murni Jaya berada di area Kediri, Nganjuk, Madiun, dan Caruban di mana semuanya masih termasuk di dalam area Jawa Timur. 

Untuk pendistribusian, perusahaan menyediakan 2 truk yang sudah terdapat jadwal pengiriman tiap daerah setiap harinya, untuk hari senin, rabu, dan jumat pengiriman ke daerah Nganjuk, Madiun dan Caruban. Selasa, kamis, dan sabtu mengirim ke Daerah Kediri dan sekitarnya. Jangkauan wilayah pendistribusian kecap lumayan banyak dan jauh namun hal ini kurang didukung dengan jumlah truk dan sales yang masih minim yang membuat pendistribusian tidak maksimal. Proporsi pendistribusian adalah 70% dilakukan oleh sales yang keliling langsung dan 30% dilakukan melalui order (pengambilan banyak). 

Dalam 2 tahun terakhir, jumlah penjualan menurun kurang lebih 20% setahun. Hal ini diakibatkan karena jumlah konsumen yang banyak tidak terjangkau dan jumlah pemesanan yang berkurang karena pengiriman yang berdasarkan jadwal. Namun, untuk orderan yang mendesak dan perlu untuk dikirim, perusahaan akan memberikan prioritas terutama kepada pelanggan lama yang sudah sering melakukan pemesanan. Hal ini dilakukan dengan bagian penjualan menandai surat jalan yang akan dikirim.

Dalam keterkaitan dengan distribusi, retur pernah dilakukan konsumen karena sudah pecah ketika di tempat tujuan, namun tingkat retur produk sangatlah kecil bahkan bisa dianggap tidak terlalu material. Dalam hal penyimpanan kecap sendiri, perusahaan menyimpan di tempat yang aman, terlindung dari sinar matahari, di tempat yang tidak lembab untuk menjaga kualitas kecap. Cara pendistribusiannya menggunakan sistem first in first out, yaitu barang yang diproduksi terlebih dahulu yang akan dijual terlebih dahulu.

Peletakan untuk kecap pun juga sudah rapi, akan dibedakan sesuai tanggal pembuatannya. Untuk konsumen yang melakukan pesanan tambahan melalui telepon, barang akan dikirim mengikuti jadwal pengiriman ataupun bisa diikutkan dengan pengiriman yang searah dengan tempat konsumen.

Barang juga bisa diantar besoknya jika memenuhi kuota minimal pembelian yang telah ditetapkan perusahaan. Kuota pembelian tiap kota berbeda tergantung jarak pengiriman. Dann dan Dann menyatakan bahwa ada 3 jenis distribusi dan PT.Murni Jaya menggunakan distribusi intensif, yaitu perusahaan memaksimalkan toko dengan menggunakan sales langsung dan order melalui telepon yang dikirim sesuai jadwal, ditambah jika ada event yang diadakan di sekitar wilayah dalam jumlah besar. 

d. Promotion Dalam hal promosi, PT Murni Jaya hanya mengandalkan personal sales untuk mempromosikan produknya langsung kepada konsumen. Hal ini dilakukan ketika sales datang ke toko untuk mengambil pesanan, sales akan sekalian memberikan informasi terbaru tentang kecap Murni Jaya. Menurut Dann dan Dann (2007), komponenkomponen kunci dari aspek pemasaran meliputi

: a. Advertising PT. Murni Jaya tidak pernah menggunakan promosi secara langsung baik menggunakan media iklan maupun media sosial. Promosi yang terjadi hanya dari word-ofmouth-marketing saja dan juga ketika perusahaan ikut berpartisipasi dalam event di wilayahnya.

b. Public relations Perusahaan menggunakan sales langsung untuk berkomunikasi dengan konsumen sehingga promosi tentang informasi produk langsung tersampaikan. Upaya public relations dilakukan oleh sales yang melakukan personal selling juga. Namun untuk order telepon, perusahaan mampu untuk mempromosikan produk langsung kepada konsumen meskipun melalui media telepon saja.

 c. Personal selling Perusahaan menggunakan 2 sales untuk mempromosikan produknya langsung kepada konsumen dengan mengunjungi langsung ke toko.

d. Sponsorship Perusahaan tidak pernah memberikan sponsorship dalam bentuk apapun, namun publisitas positif datang manakala perusahaan mengikuti kegiatan yang diadakan setahun sekali oleh wilayah sekitar alun-alun Kediri dan bazar.

 e. Sales promotion Perusahaan mulai menerapkan sistem pemberian hadiah untuk mempromosikan produknya dan meningkatkan penjualan kepada konsumen. Promosi ini dilakukan dengan memberikan hadiah berupa kaos atau topi kepada konsumen yang mengambil dengan skala yang besar.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

) 1. PT. Murni Jaya mengandalka kualitas produk yang dihasilkan untuk dijual karena proses produksi yang digunakan masih tradisional sehingga cita rasa dan mutu yang dihasilkan akan tetap tidak berubah. Selain itu produksi yang dilakukan sangat terjaga mutunya dengan tidak menambahkan pengawet ataupun pewarna. Harga yang bersaing juga menjadi keunggulan kompetitif produk untuk bersaing dengan kompetitor. Jika untuk distribusi, PT.Murni jaya masih memiliki armada truk yang minim yaitu 2 truk saja dan juga hanya 2 sales. 

Dampak dari hal ini yaitu wilayah yang tidak mampu dijangkau secara optimal dan kecepatan penyampaian produk ke konsumen tidak cepat. PT.Murni Jaya juga masih kekurangan media promosi sehingga masyarakat masih kurang memiliki brand-awareness untuk produk ini

. 2. Segmentasi PT.Murni Jaya yaitu di daerah kota Kediri, kota Madiun, Nganjuk dan Caruban. Target pasarnya adalah konsumen berpendapatan menengah ke bawah dengan kebutuhan menjual kembali atau dikonsumsi sehari-hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan memposisikan produknya untuk bersaing di harga pasar.

3. Fenomena untuk perubahan harga bahan baku yang tidak menentu, membuat perusahaan berusaha untuk mencari pemasok lain yang dapat menawarkan biaya lebih rendah namun dengan kualitas yang sama. Hingga saat ini perusahaan masih belum mampu mendapatkan pemasok sesuai yang dibutuhkan. Untuk pendapatan yang menurun, perusahaan masih belum pernah melakukan analisa formal, hanya berdasarkan dari informasi sales dan perkiraan kondisi. Saran Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, peneliti ingin memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan PT.Murni Jaya ke depannya, yaitu :

1. Perusahaan dapat merambah area cakupan yang lebih luas, yaitu di daaerah sekitar dahulu seperti Tulungagung, Pare, dan Blitar. Dengan mengandalkan kualitas, harga yang bersaing, dan kekuatan merek yang dimiliki, perusahaan akan lebih mudah menawarkan produk terlebih lagi rekomendasi dari pelanggan lama akan sangat membantu untuk perluasan area pasar. 2. Dengan menambah yang digunakan yang mendukung proses produksi namun tidak akan mengganti proses produksi utama. 

Misal untuk alat pembersih botol kaca yang akan digunakan. Jadi tenaga kerja produksi mampu mengerjakan proses produksi utama lebih maksimal yang akan menghasilkan produk lebih banyak dalam sehari. Didukung dengan tambahan teknologi baru dan kekuatan merek produk, perusahaan akan mampu untuk memenuhi pesanan daerah baru

. 3. Tambahan untuk armada distribusi dan sales pastinya akan sangat berdampak sangat baik bagi perusahaan terutama dalam cakupan area perluasan pasar dan kepuasan konsumen. Terlebih ketika hari besar yang ramai pesanan, perusahaan tidak takut untuk tidak dapat memenuhi pesanan konsumen dalam jumlah banyak. Didukung dengan armada distribusi dan sales tambahan, serta kekuatan merek produk, perusahaan akan lebih mudah memasuki pasar baru.

 4. Promosi yang baik (melalui setidaknya brosur dan iklan di media) didampingi dengan kekuatan merek akan memudahkan produk masyarakat diterima di daerah baru. Hal ini akan sangat bagus untuk kelangsungan cakupan daerah ke depan.

 5. Membuat kemasan praktis dengan ukuran lebih kecil untuk meningkatkan daya saing dan merambah konsumen baru yang ingin dijangkau.

DAFTAR PUSTAKA

Adina Cristea (2014). Positioning Strategies for Obtaining And Sustaining Competitive Advantage. International Journal of Economic Practices and Theories, Vol. 4, No. 5, 2014, Special issue on Marketing and Business Development

Amir Hooshang Nazarpoori, Mohammad Hakkak, and Mehdi Mohammadi (2014). Analysis and Identification Of Competitive Positions of Companies Operating in Iranian Battery Industry using Hierarchical Analysis. Journal of Asian Scientific Research, 2014, 4(12): 741-756.

Anthony E. Henry (2011). Understanding Strategic Management, second edition. US : Oxford University Press, Inc., New York

Christophe Seth (2015). SWOT Analysis. Develop Strengths to Decrease the Weaknesses of Your Business. 50MINUTES.com

Craig S. Fleisher, Babette E. Bensoussan (2015). Business and Competitive Analysis, Effective Application of New and Classic Methods, second edition. USA: Pearson Education, Inc.

Dann & Dann (2007). Competitive Marketing Strategy. Australia : Pearson Education Australia.

Gheorghe Ciobota and Argentina Velea (2015). The Strategic Positioning Of The Financial Banking Companies -- Key Factor For Achieving Competitive Advantages. "Dimitrie Cantemir" Christian University Knowledge Horizons - Economics Volume 7, No. 1, pp. 103--106

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun