Mohon tunggu...
Muhammad Viki Riandi
Muhammad Viki Riandi Mohon Tunggu... Penulis - Founder Komunitas Sayang Jiwa dan Otak | Founder Lingkar Yatim Khatulistiwa

Seorang hamba yang sangat bergantung pada Rabb-nya

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Membakar Semangat Iman: Perjalanan Pemuda di Tengah Fitnah Zaman

20 Desember 2024   06:20 Diperbarui: 20 Desember 2024   06:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( Sumber: Pinterest )

Pontianak, Jum'at 12 Desember 2024. Di tengah gegap gempita teknologi, dan arus globalisasi, pemuda masa kini menghadapi tantangan yang jauh berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Di satu sisi, kemajuan teknologi membawa berbagai kemudahan dalam hidup, tetapi di sisi lain, teknologi juga menjadi senjata dua mata yang bisa menghancurkan jati diri seseorang. Media sosial, berita palsu, hingga budaya populer menjadi alat yang tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga menyusupkan nilai-nilai yang merusak moral. Pemuda menjadi sasaran empuk dari berbagai ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengingatkan kita melalui sabdanya,


"Akan datang di akhir zaman berbagai fitnah bagaikan potongan malam yang gelap gulita"

 (HR. Abu Dawud).


Dalam konteks zaman sekarang, fitnah itu bisa muncul dalam bentuk berita hoaks, pola pikir ekstrem, hingga standar hidup yang jauh dari nilai kebaikan. Keberagaman informasi yang tidak terkendali dapat menyesatkan pemuda yang tidak memiliki pegangan yang kokoh. Inilah mengapa penting bagi kita untuk memiliki sikap selektif terhadap informasi yang diterima, dan terus memperkuat iman kita.

Namun, di balik tantangan tersebut, pemuda adalah harapan masa depan. Dunia menunggu peran aktif generasi ini untuk menjadi penggerak perubahan. Di tengah banyaknya fitnah yang menyerang, akan selalu ada pemuda yang berdiri teguh menjaga prinsip, dan nilai-nilai kebenaran. Ketangguhan pemuda terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi, mengolah informasi dengan bijak, dan tetap mempertahankan akidah yang benar.

Pemuda: Pilar Peradaban Sejak Dulu

Islam tidak hanya memandang pemuda sebagai masa depan yang harus dipersiapkan, tetapi juga sebagai pilar peradaban yang harus diberdayakan. Sejak zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, pemuda telah membuktikan bahwa mereka memiliki potensi besar dalam membangun, dan mempertahankan peradaban. Kisah-kisah inspiratif dari sejarah Islam menunjukkan bahwa kekuatan mereka terletak pada keberanian, keimanan, dan tekad kuat.

Misalnya, Nabi Ibrahim alaihi salam, yang sejak remaja sudah berani melawan sistem kezaliman, dan menyatakan penolakan terhadap berhala-berhala. Keberaniannya menghancurkan berhala adalah sebuah manifestasi dari iman yang tak tergoyahkan, meskipun harus berhadapan dengan ancaman kematian. Keberanian ini menunjukkan bahwa pemuda, meski masih muda, mampu memiliki pandangan jauh ke depan dan tidak takut untuk bertindak demi kebenaran.

Kemudian, ada kisah Ashabul Kahfi, sekumpulan pemuda yang memilih untuk bersembunyi di gua demi mempertahankan iman mereka dari ancaman tirani yang ingin memaksakan penyembahan kepada selain Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an,


"Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk"

 (QS. Al-Kahfi: 13).


Kisah mereka mengajarkan kita bahwa ketangguhan iman sering kali teruji pada masa muda, saat segala sesuatu tampak menantang dan penuh godaan.

Selain itu, Mus'ab bin Umair, pemuda kaya raya yang rela meninggalkan kemewahan dunia demi Islam, mengajarkan kita pentingnya keberanian untuk memilih jalan yang lebih sulit demi prinsip. Ia menjadi duta Rasulullah di Madinah dan memainkan peran penting dalam penyebaran Islam dengan hikmah dan kasih sayang. Mus'ab tidak hanya berjuang dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan nyata yang mencerminkan kesungguhan hatinya dalam berislam.

Pemuda seperti Muhammad Al-Fatih yang menaklukkan Konstantinopel pada usia 21 tahun menunjukkan bahwa pemuda dapat mencapai hal-hal luar biasa dengan keyakinan dan visi yang besar. Dalam sejarahnya, ia dikenal sebagai seorang pemimpin militer yang cerdas dan seorang pemikir yang mengubah arah sejarah dunia. Keberhasilannya bukan hanya karena kekuatan militernya, tetapi juga karena kecerdasannya dalam menggunakan pengetahuan dan strategi untuk mencapai tujuannya.

Fitnah Zaman Modern: Tantangan yang Harus Ditaklukkan

Dunia hari ini menawarkan kemudahan, tetapi juga jebakan yang mengancam karakter. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pemuda adalah krisis identitas. Di tengah arus globalisasi, banyak pemuda yang terjebak dalam budaya populer yang mengarah pada hedonisme dan konsumerisme, sementara nilai-nilai tradisional dan keislaman mulai tergerus. Tanpa akar yang kuat, pemuda bisa kehilangan arah, tidak tahu siapa dirinya, dan ke mana tujuannya.

Hedonisme, dan konsumerisme semakin merajalela di kalangan pemuda. Gaya hidup mewah, kesenangan duniawi, dan pencarian kebahagiaan instan menjadi ukuran keberhasilan yang salah. Hal ini menyebabkan banyak pemuda merasa minder dan tertekan jika mereka tidak bisa memenuhi standar kehidupan yang tampaknya sempurna. Ironisnya, kebahagiaan yang dicari dalam kesenangan duniawi justru sering kali berujung pada kehampaan batin.

Selain itu, informasi yang tidak tersaring dan mudah diakses melalui internet menjadi salah satu tantangan terbesar di era ini. Berita hoaks, konten negatif, hingga propaganda yang merusak moral dapat ditemukan dengan mudah tanpa adanya verifikasi yang memadai. Dalam kondisi seperti ini, kemampuan untuk bersikap kritis, dan cermat dalam menyaring informasi menjadi sangat penting agar pemuda tidak terjebak dalam dunia maya yang penuh dengan kebohongan.

Tak kalah penting, godaan syahwat yang berkembang pesat di internet juga menjadi ancaman nyata bagi pemuda. Akses mudah ke konten negatif yang dapat merusak hati, dan pikiran dapat membahayakan moral generasi muda. Oleh karena itu, menjaga diri dari godaan-godaan tersebut menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap pemuda yang ingin tetap teguh pada jalan yang benar.

Kunci Menjadi Pemuda Tangguh

Bagaimana cara bertahan dan bahkan unggul di tengah badai fitnah yang ada ?. Islam memberikan panduan yang jelas untuk menjadi pemuda yang tangguh dan mampu menghadapi segala tantangan zaman ini.

  1. Menguatkan Hubungan dengan Allah:
    Iman adalah benteng pertama dalam menghadapi fitnah. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah akan mendapatkan naungan-Nya di dunia dan akhirat. Rasulullah bersabda,
    ...
    "Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah... salah satunya adalah pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah"                                                                                                                                                                                                                                                                (HR. Bukhari dan Muslim).
    Hubungan yang kuat dengan Allah akan memberikan ketenangan hati dan kekuatan untuk menolak segala bentuk fitnah yang datang.

  2. Bersikap Kritis:
    Pemuda harus mampu menyaring informasi dengan baik. Allah berfirman,

    "Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa berita, maka telitilah"                                            (QS. Al-Hujurat: 6).
    Pemuda yang cerdas tidak hanya menerima informasi begitu saja, tetapi juga melakukan verifikasi sebelum memutuskan untuk mempercayainya.

  3. Bersahabat dengan Orang Shalih:
    Lingkungan sangat mempengaruhi kepribadian seseorang. Rasulullah bersabda,

    "Seseorang itu berada di atas agama temannya. Maka hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi temannya"                                      (HR. Abu Dawud).
    Oleh karena itu, memilih teman yang baik dan shalih sangat penting untuk menjaga keimanan dan keteguhan hati dalam menghadapi fitnah zaman.

  4. Mengembangkan Keterampilan:
    Belajar keterampilan baru seperti teknologi, komunikasi, atau literasi media akan membuat pemuda lebih tangguh menghadapi tantangan zaman. Pemuda yang terampil tidak hanya mampu bertahan dalam dunia yang serba cepat ini, tetapi juga mampu beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang ada.

Apa yang membedakan generasi tangguh dengan generasi lemah ?.  Tekad yang kuat, iman yang kokoh, dan keberanian untuk berubah. Pemuda yang tangguh adalah mereka yang mampu bertahan, bahkan mengubah dunia di sekitarnya, seperti Ashabul Kahfi yang rela meninggalkan kenyamanan demi iman, atau Muhammad Al-Fatih yang menggunakan pengetahuan untuk menaklukkan dunia.

Pemuda adalah pelita masa depan. Dunia yang penuh fitnah tidak akan pernah padam jika kita, pemuda, menjaga cahaya kebaikan di dalam hati dan tindakan kita. Jangan biarkan dunia yang penuh godaan dan kebingungan menghalangi langkah kita. Jadilah generasi yang tidak hanya bertahan, tetapi juga memimpin perubahan dengan keberanian dan kearifan. Sebagaimana pepatah bijak berkata, "Pemuda hebat bukanlah yang tanpa cela, tetapi mereka yang terus belajar,dan memperbaiki diri."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun