Mohon tunggu...
Muhammad Viki Riandi
Muhammad Viki Riandi Mohon Tunggu... Penulis - Founder Komunitas Sayang Jiwa dan Otak | Founder Lingkar Yatim Khatulistiwa

Seorang hamba yang sangat bergantung pada Rabb-nya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gus Miftah dan 'Pedagang Goblok': Saatnya Belajar Hikmah Lisan dari Imam Al-Ghazali

4 Desember 2024   02:52 Diperbarui: 4 Desember 2024   03:14 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa setiap kata memiliki konsekuensi. Kata-kata yang baik dapat menjadi sebab diangkatnya derajat di sisi Allah, sementara kata-kata buruk dapat menjerumuskan ke dalam neraka.

   Refleksi untuk Para Dai

Tulisan ini bukanlah bentuk kritik kepada Gus Miftah secara pribadi, melainkan refleksi untuk kita semua, khususnya para dai atau siapa saja yang menyibukkan dirinya di dunia dakwah. Saya percaya bahwa dengan pengaruh besar yang dimiliki Gus Miftah, dakwah beliau bisa menjadi lebih efektif jika disampaikan dengan kata-kata yang penuh kelembutan, dan hikmah.

Sebagaimana yang dikatakan Imam Al-Ghazali:

"Sikap yang bijak adalah memadukan antara kelembutan dan ketegasan, karena dengan keduanya, dakwah akan mencapai hati manusia."

Mari kita jadikan lisan sebagai alat untuk menyebarkan kebaikan, bukan kebencian. Setiap kata yang kita ucapkan adalah amanah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya, karena setiap kata memiliki kekuatan untuk membangun atau menghancurkan, menguatkan, atau melemahkan. Lisan kita bisa menjadi sumber cahaya bagi orang lain, atau sebaliknya, menjadi sumber kegelapan yang menyakitkan.

Ingatlah bahwa setiap manusia membawa cerita, dan perjuangannya masing-masing. Tidak semua yang terlihat kuat benar-benar tidak rapuh, dan tidak semua yang diam berarti tidak terluka. Maka, berbicaralah dengan kelembutan sebagaimana Rasulullah mengajarkan: "Lemparkanlah kebaikan, meskipun hanya berupa senyuman." Bahkan dalam hal yang sederhana, Allah mencatatnya sebagai amal kebaikan yang berharga.

Jika kita merasa perlu menegur, lakukanlah dengan kasih sayang. Jika kita ingin menyampaikan kebenaran, pilihlah cara yang mendekatkan hati, bukan yang menjauhkan. Sebab, dakwah sejatinya bukan tentang siapa yang paling benar, melainkan siapa yang paling mampu menghadirkan cinta Allah dalam kehidupan manusia.

Semoga Allah Ta'ala senantiasa membimbing kita semua dalam menyampaikan dakwah yang penuh dengan hikmah, dan rahmat. Semoga lisan kita menjadi jalan bagi hidayah, bukan penghalang bagi kebaikan. Dan semoga setiap kata yang kita ucapkan menjadi wasilah untuk mendekatkan diri kita dan orang lain kepada Allah Yang Maha Penyayang.

Wallahu a'lam bish-shawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun