Mohon tunggu...
MUHTAR
MUHTAR Mohon Tunggu... Guru - Guru

memiliki semangat meningkatkan kapasitas melalui berbagai sumber kompeten

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka, Vokasi Kuat

6 Desember 2022   19:56 Diperbarui: 6 Desember 2022   20:32 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Visi Vokasi

Istilah Vokasi bisa jadi belum populer pada sebagian orang. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Vokasi terus mengkampanyekan vokasi sebagai departemen vital. Sektor vokasi sebagai salah satu konstruksi krusial yang perlu mendapat perhatian serius. Eksistensi sektor tenaga kerja, kewirausahaan, kemandirian, jasa, usaha mikro kecil menengah (UMKM), industri, dunia usaha, dan dunia kerja (IDUKA) tidak lepas dari peran penting vokasi. Vokasi merupakan urat nadi pertahanan dan pertumbuhan ekonomi saat ini dan masa mendatang.

Semboyan "Vokasi Kuat, Menguatkan Indonesia" membutuhkan internalisasi makna sebagai sumber daya manusia menuju kemandirian. Vokasi kuat bermakna optimisme lahirnya sumber daya yang kompetitif dan mandiri. Menguatkan Indonesia yaitu terbentuknya ketahanan dari turbulensi sosial, teknologi, dan ekonomi mencapai kemajuan yang berkeadilan sosial. Kuat dan menguatkan memiliki pengertian potensi yang handal disertai motivasi kolaboratif berdaya dan sukses.

Ruang lingkup vokasi terdiri dari Perguruan Tinggi (PT), Politeknik/Institut, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), dan Komunitas. Keberadaan lembaga yang dimaksud harus mampu menerjemahkan maksud dan tujuan memiliki rumah vokasi. Kecakapan masa kini mengalami transformasi dari berbasis teori ke praktik, hardskill menjadi softskill, dan konvensional menuju digital. Perlu penyesuain sporadis sehingga mampu berlari mengejar ketertinggalan di berbagai sektor. 

Cara-cara lama secara bertahap ditinggalkan karena menyalahi konsep efisiensi dan efektivitas. Pendekatan baru dan terbarukan perlu digalakkan sebagai bagian dari wujud transformasi sosial. Identifikasi kebutuhan berbasis lingkungan lokal dibutuhkan untuk pemetaan kebekerjaan. Adaptasi teknologi masa kini mau tidak mau secara bersama-sama mesti digerakkan. Dosen, Tenaga Pendidik, Instruktur, pegiat vokasi bahu membahu mewujudkan kompetensi profesional, pedagogis, dan sosial yang kredibel, bertanggungjawab dan bermakna.

Pendidikan Vokasi adalah pendidikan menengah yang menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dan/atau berwirausaha dalam bidang tertentu dan pendidikan tinggi yang menyiapkan mahasiswa untuk bekerja dan/ atau berwirausaha dengan keahlian terapan tertentu (Perpres No 68 tahun 2022). Bekerja dan/atau berwirausaha merupakan target pembelajar (peserta didik, mahasiswa) setelah selesai menjalani proses belajar. Bekerja sangat bergantung pada kesempatan kerja, berwirausaha sangat erat kaitannya dengan manajemen modal dan kesiapan memulai usaha.

Kurikulum Merdeka

Kurikulum merupakan instrumen/panduan implementasi mencapai tujuan pendidikan. Desain kurikulum memastikan terbentuknya generasi mendatang berbasis kebutuhan jangka panjang. Bonus demografi tahun 2045 tidak terlepas dari konsep kurikulum yang dikembangkan saat ini. Kurikulum telah mengalami perubahan signifikan secara bertahap yang mengadaptasi perkembangan zaman. Alasan mendasar pergantian kurikulum yaitu pengembangan yang didahului dengan kajian akademik dan analisis kebutuhan.

Lahirnya kurikulum merdeka memberikan pesan substansial bahwa perlu kemerdekaan proses pendidikan. Pola pendidikan yang berlangsung belakangan ini, mendapat sorotan banyak pihak yang mengemuka menjadi suatu evaluasi. Contoh nyata yaitu rasio alumni lembaga pendidikan yang tidak bekerja. Salah satu indikator keberhasilan lembaga pendidikan yaitu kebekerjaan. Lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab sosial sehingga alumni memiliki harapan hidup pasca status alumni. 

Sektor vokasi, memiliki peran penting mewujudkan kebekerjaan sesuai minat dan bakat. Kehadiran PT Vokasi, SMK, Lembaga kursus, dan komunitas tidak sekedar sebagai penampung dan menyerap anggaran. Lebih dari itu, lembaga-lembaga tersebut harus mampu membangun link and match dengan IDUKA. Link and match dibuktikan dokumen Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan berbagai IDUKA yang relevan. PKS yang dimaksud yaitu berkelanjutan dengan penyesuaian kurikulum, penyerapan alumni, magang, dan transformasi teknologi.

Pemerintah telah mendorong berbagai upaya melalui kebijakan peraturan yang memberi kemudahan berbagai pihak menjalin kerja sama. Kebijakan yang ada antara lain super tax deduction, praktisi mengajar, dan guru/dosen tamu. Super tax deduction yaitu memberi kemudahan dan manfaat keringanan pajak sesuai kontribusi IDUKA implementasi PKS yang disepakati. Praktisi mengajar memberi kesempatan para expert (ahli), pengusaha, wiraswasta berkolaborasi berbagi pengalaman mendorong pendidikan yang ril. Guru/dosen tamu memberi kesempatan sumber daya IDUKA menyampaikan pengalaman di kelas.

Berbagai kegiatan lain seperti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memiliki program peningkatan mutu dosen dan mahasiswa. Magang dosen, magang mahasiswa, pertukaran mahasiswa, kampus mengajar bagian dari MBKM. Giat Dirjen Vokasi berdampak pada pemenuhan kualitas pengajar dan pembelajaran pada semua jenjang pendidikan. Proses pembelajaran dengan daya dukung yang tinggi, dapat dipastikan menghasilkan output berkualitas. Berbagai program penguatan karakter, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai bukti serius menciptakan kapasitas softskill yang handal.  

Struktur kurikulum jenjang SMK, menekankan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 6 bulan. Durasi waktu praktik yang cukup lama memberi pengalaman implementasi, adaptasi, dan penyerapan di IDUKA. Selain itu, terdapat P5 wajib kebekerjaan pada setiap jenjang kelas (X, XI, XII) mempertegas karakter dan unsur softskill sebelum bergabung dengan IDUKA. SMK sebagai pendidikan menengah fokus membentuk tenaga siap pakai dengan semboyan BBM (Bekerja, Berwirausaha, Melanjutkan).

Kuat Menguatkan

Secara tidak langsung, hubungan baik lembaga pendidikan dan IDUKA bersifat simbiosis mutualis (saling menguntungkan). lembaga pendidikan memperoleh manfaat penguatan konsep pembelajaran nyata, input teoritis praktis, dan wadah praktik mahasiswa/siswa. pihak IDUKA mendapat kesempatan berbagi pengalaman, menarik minat calon tenaga ahli, dan evaluasi peningkatan kinerja. lembaga pendidikan dan IDUKA semestinya bergandengan tangan lebih erat dan romantis atas dasar kebutuhan timbal balik berkelanjutan.

Peran lembaga pendidikan vokasi sebagai wadah pembentukan domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan perlu kuat. Kekuatan lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan eksistensi IDUKA sebagai wadah penampung alumni. IDUKA sudah pasti butuh tenaga terampil dengan muatan softskill yang baik. Pola training dengan waktu yang terbatas, memberi dampak tenaga kerja yang kurang maksimal. Keberadaan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan proses pembentukan jenjang SMK, D2, D3, D4, S1 cukup meyakinkan memberi jaminan kualitas yang disertai dengan sertifikasi kompetensi.

Sudah saatnya, IDUKA lebih terbuka memberi kesempatan yang seluas-luasnya secara proporsional terhadap pembentukan kemandirian dan memberi bekal pengalaman kepada pembelajar. IDUKA perlu merancang investasi jangka menengah dan panjang kebutuhan tenaga ahli yang bersumber dari lembaga pendidikan. Jangan sampai muncul kesan IDUKA lebih berpihak kepada tenaga asing, meragukan kompetensi tenaga lokal dan sumber daya dalam negeri. Skema pemberdayaan perlu dirancang pemerintah melalui pemetaan IDUKA, kebutuhan dengan penyediaan tenaga siap kerja. 

Lembaga pendidikan pun tidak lagi eksklusif dengan ego almamater, toga, dasi, dan laporan ilmiahnya (skripsi, tesis, disertasi). Bagaimanapun, keilmuan yang tinggi tidak cukup memadai apabila tidak bermanfaat. Keberkahan ilmu sangat ditentukan dengan dampak sosial secara teknis dan meluas. Ilmuwan boleh menelurkan segudang temuan, namun jika hanya mengendap dalam perpustakaan, tulisan, konsep digital menjadi asing dan akhirnya usang. Mari, IDUKA dan Lembaga pendidikan intens duduk bersama memikirkan harmonisasi kemajuan untuk peradaban nusantara yang hebat dan mandiri.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun