[caption caption="Sumber Gambar Ilustrasi : ilikesunflower.files.wordpress.com"][/caption]Di antara hujan dan air mata
Di balik awan putih di langit pagi
Seuntai tali dan penutup luka terikat di sisinya
Menyeret sisi satu dan yang lainnya
Kanannya tertarik ke kiri dan kirinya yang tertarik ke kanan
Â
Bukan retak atau yang lain darinya
Tapi ia hancur.. Hancur, dan tersisa hanya serpihan kisah
Hati ibarat kaca, Ia bening dan cantik dalam pandangan
Tapi semuannya bisa hilang sekejap mata
Â
Menangis dalam diam..
Merenungi nasib di antara kelalaian…
Memanggil sesal yang tak terharapkan datang
Menyisakan cerita di balik perhiasan yang ternoda
Â
Takkan ada lagi bunga yang indah
Kelopak bunga, begitu juga dengan dedaunan hijau penuh harapan
Semuanya hilang.
Kemilaunya redup dan pergi digores pengandaian.
Â
Samata-Gowa, 19 Agustus 2015
Â
Catatan: Puisi ini adalah "Cerita" yang kugambarkan dengan lebih singkat, bahwa mawar memang hanya mekar satu kali. Dan bilamana mawar itu mekar pada waktu yang tidak semestinya, maka mekarnya itu adalah mekar yang keliru.
Olehnya itu, bagi mawar-mawar yang masih tersisa, Jaga baik-baik dirimu, Jangan biarkan mereka mengotori kesucianmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H