Mohon tunggu...
Muh. Syakir Fadhli
Muh. Syakir Fadhli Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Buruh Kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merdekakan Dirimu

18 Desember 2015   13:13 Diperbarui: 18 Desember 2015   22:50 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daun kering berserakan di jalanan berbatu runcing

Tertiup angin pengampun dari penguasa kerajaan langit

Deru debu menghias terik, canda dan gurau penghuni rajut sentosa

 

Kakek tua membungkuk di seberang jalanan berpasir

Ia tersesat dalam perangkap kesedihan saat melihatmu

Menangis.. tertawa.. dan kembali menangis..

 

Dalam tangis, sang kakek berseru..

Hai kau anak muda!, sampai kapan kau akan duduk?

Sementara masa depanmu masih kau gantungkan pada orang lain

Makananmu masih kau ambil dari hasil keringat orang lain

 

Tak malukah dirimu melihat para pendahulumu?

Yang berkorban darah dan nyawa untuk kemerdekaan?

Apa kau lupa? Apa kau buta? Apa kau tuli?

Lantas dimana bukti kemenanganmu hari ini?

 

Lihat dirimu! Apa kau sudah merdeka? Ha?

Atau malah terjajah oleh kelalaian dirimu sendiri.

 

Gowa, 23 Agustus 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun