Suatu perlintasan rel kereta api merupakan suatu tempat yang rawan terhadap kecelakaan lalu lintas, jadi sudah selayaknya di suatu perlintasan kereta api harus ditempatkan pos penjaga untuk menghentikan kejadian kecelakaan.
Rosyid merupakan salah seorang penjaga perlintasan rel kereta api didekat Stasiun Tugu Yogyakarta. Sebagai seorang yang masih berumur muda Rosyid menjadi petugas di pos perlintasan kereta api.
Di ruang kerjanya yang berukuran cukup kecil berisikan kamar mandi, meja dan semacam alt untuk mengontrol palang kereta api. Sebuah panggilan akan dikirimkan oleh seorang masinis kereta api kepadanya dan dia akan siap segera.
Di atas sebuah alat kontrol tergeletak sebuah pesawat telepon, yang ketika dia ada kereta yang akan lewat dia akan mendapat penggilan, setelah mendapat penggilan Rosyid akan berdiri dari mejanya menuju ketempat alat kontrol yang berada di samping meja kerjanya.
Rosyid akan mulai untuk menekan tombol yang berada di alat itu untuk menutup palang. Tentu menutup palang merupakan hal yang cukup tidak mudah karena dia harus menunggu kendaraan untuk keluar dari area rel kereta api.
Ketika palang sudah tertutup dan dan kereta api sudah cukup dekat, Rosyid akan keluar dari pos dan berdiri di samping posnya tentunya untuk menyapa masinis dan petugas yang berada di dalam kereta itu.
Menyapa kepada para petugas di dalam kereta merupakan juga merupakan untuk menghilangkan rasa kesendirian ketika berada di pos. Rosyid juga dapat berbicara melalui radio kepada masinis untuk memberikan suatu arahan.
Ketika bagian belakang kereta sudah menjauh dari area perlintasan, maka Rosyid akan memainkan tombol tombol yang ada dialat itu untuk membuka palang jalan, sehingga para pengendara akan dapat melintasi jalan tersebut lagi tentunya dengan keadaan yang aman.
Dalam pos penjaga kereta, seorang penjaga harus selalu siap dan konsentrasi selalu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Dua kali selama seminggu bekerja di perlintasan kereta api dan empat kali seminggu dia akan di tempatkan sebagai staff yang berada di stasiun.
Palang pintu perlintasan yang berada dalam kontrol Rosyid mempunyai perbedaan dengan palang pintu yang yang lain. Palang pintu ini akan bergerak secara horizontal untuk menghalau para pejalan kaki dan kendaraan yang lewat.
Maklum saja kerena tempat itu berada tepat di sebelah utara malioboro yang terkenal keramaiannya. Sehingga bukan hanya pengendara kendaraan bermotor sa yang melewati perlintasa tersebut. Becak yang pengantarkan penumpangnya ketempat yang dituju, ataupun para pejalan kaki yang terdiri dari para turis maupun para penumpang kereta yang akan masuk kedalam stasiun.
Penjaga pos perlintasan kereta api ini juga tidak hanya berkonsentrasi kepada palng pintunya saja, tetapi dia juga harus memeriksa keadaan sekelilingnya juga, termasuk bagian belakang dari posnya tersebut.
Di bagian belakang pos yang di jaga Rosyid terdapat sebuah tempat berlintas bagi pejalan kaki yang ingin beristirahat. Nah, di tempat itu sering pejalan kaki tidak memperhatikan tanda kalau kereta akan melintas. Jadi, petugaslah pos yang akan mengingatkan pejalan kaki tersebut.
Untuk melepas kebosanan terkadang Rosyid akan membawa gadgetnya sendiri untuk menemaninya untuk mengusir kebosanan. Tapi dalam penggunaan gadget itu tidak boleh melupakan kewajibannya sebagai penjaga perlintasan.
Bertugas di tempat perlintasan kereta api tidak boleh dipandang mudah karena dalam tugas ini merupakan tugas yang cukup berat karena untuk menyelamatkan banyak orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H