Mohon tunggu...
Muh Rifaldi
Muh Rifaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Rifaldi Mahasiswa Universitas Tadulako Program Studi Antropologi.Hobi Naik gunung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mereview Antropologi Agama Program Studi Antropologi Untad

16 Desember 2023   13:23 Diperbarui: 16 Desember 2023   13:56 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

MATERI (I),Dari Ibu Dr.Rismawati,S.Sos,.MA.

Sebagaimana telah di kemukakan yang menjadi objek studi antropologi agama adalah manusia dalam kaitannya dengan agama yaitu bagaimana pikiran sikap dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan yang gaib.jadi bukan kebenaran yang idiologos berdasarkan keyakinan dan kepercayaan menurut agama ajaran itu masing masing yang menjdi titik perhatian studi melainkan kenyataan yang nampak berlaku yang empiris 

Jika demikian cara ilmiah dalam forum metode yang bagaimana kita dapat mempelajarinya lebih lanju.dalam hal ini ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam studi antropologi agama, yaitu dengan mempelajari garis sudut pandang sejarah, atau dari sudut ajaranya yang bersifat normatif atau dengan cara deskriptif atau dengan cara empiris. ke empat cara tersebut dapat saling bertautan dan saling mengisi yang satu dan lainya

1. Metode historis 

Metode ini bersifat sejarah dengan maksud untuk menelusuri pikiran dan perilaku manusia tentang agamanya yang berlatar belakang sejarah yaitu sejarah perkembangan budaya agama sejak manusia Masi sederhana budayanya sampai budaya agamanya yang sedang maju. Misalnya bagaimana latar belakang sejarah timbul sejarah,timbulnya kosepsi manusia tentang alam gaib, kepercayaan terhadap alam roh, dewa sampai pada ketuhanan,siapakah yang mulah -mulah mengajarkan ajaran-jaran ketuhanan bagaimana timbul dan terjadinya ajaran agama itu.bagaimna latar belakang sejarah sebab terjadinya agama itu dan bagaimana terjadinya dan tertuangnya ajaran agama itu kedalam kitap-kitap suci.bagaimana cara -cara dan upacara upacara keagaman itu dilaksanakan,dan selanjutnya bagaimana sikap tindak dan perilaku para penganut agama itu masing-masing dalam perkembangan sejarahnya.mengapa timbul perbedaan faham dan penafsiran terhadap ajaran-ajaran agama sehingga dari berbagai agama lahir aliran faham (Mazhab ) yang berbeda-beda,begitu pula dengan waktu ,tempat dan latar belakang Sejarah terjadinya bangunan (rumah ibadah dan tempat tempat suci,tempat pemujaan ,yang betuk dan bercorak ragam mulai dari yang sederha hingga bentuknya moderen,

2.  Metode empiris

 metode ini dalam antropologi agama mempelajari pikiran sikap dan perilaku agama manusia yang  diketemukan dari pengalaman dan pendataan di lapangan artinya yang berlaku sesungguhnya dalam kehidupan masyarat dengan mengitip beratkan perhatian terhadap kasus-kasus kejadian tertentu ( metode kasus dalam hal ini si peneliti di tuntut langsung atau TDK langusng melibatkan diri dalam peristiwa yng terjadi.

Misalnya peneliti ikut berperan serta atau langsung dapat menyaksikan acara perkawinan yang di lakukan antara pria dan wanita yang berbeda agamanya,atau peristiwa perlawinan yang berlaku di antara penganut agama sukuh,atau terjadinya perkawinan yang di lakukan para penganut liran kepercayaan terhadap Tuhan yang maha esa.

Begitu pula hanya yang menyangkut pelaksanaan acara dan upacara ke agamaan yang berlaku setempat,agar si peneliti dapat menyaksikan semdiri bagaimana acara dan upacara itu berlangusng,siapa yng memimpin, dimana tempat kejadianya,peralatan apa yang di gunakan,apa tujuan upacara di lakukan,keadan para penganutnya,garak gerik tinkah lakunya dan sebagainya.

MATERI (II) Dari Ibu  Yulianti Bakari,S.Sos,. MA.

Hegemoni Agama-Agama Resmi

Di Kalimantan/Borneo, terdapat dua agama resmi yang sangat dominan. Pertama adalah agama Islam. Islam masuk Kalimantan/Borneo, menurut catatan para sejarawan sekitar abad ke-16. Kedua adalah agama Kristen dengan berbagai sektenya. Kristen masuk ke Kalimantan sekitar abad ke-19.

Hegemoni Islam

Dari rekonstruksi sejarah lisan, beberapa sub-suku Dayak yang kini bermukim di pedalaman, pada mulanya bermukim di tepi pantai. Di Kalimantan Barat, suku Dayak Simpang misalnya, berasal dari pantai selatan Karimata, di daerah Kecamatan Sukadana (sekarang).

Sejarah perpindahan (dengan hitungan generasi) terjadi pada abad ke-17. Menurut penuturan para tetua suku, mereka pindah

karena tekanan penduduk dan terbatasnya sumber daya di Tamak Rawang (tempat asal mereka sebelumnya).

Jika dianalisis dengan keadaan sekarang, penjelasan itu tidak logis. Karena secara ekologis kawasan itu adalah daerah subur yang masih luas, apalagi sekitar abad ke-17.

Memperhatikan sejarah Kalimantan Barat, pada abad ke-16, 17, 18 adalah saat-saat masuknya agama Islam ke sana. Para pemeluk Islam kemudian mendirikan pusat-pusat kekuasaan (Kesultanan) di muara-muara sungai. Sungai adalah jalur perekonomian dan transportasi utama.

3. MATERI (III) Dari bapak,Muh. Zainuddin Baddolahi, S.Sos,.M.Si,

 Agama merupakan sebuah sistem nilai yang memuat sejumlah konsepsi mengenai konstruksi realitas, yang berperan besar dalam menjelaskan struktur tata normatif dan tata sosial serta memahamkan dan menafsirkan dunia sekitar.

Sementara kebudayaan merupakan ekspresi cipta, karya, dan karsa manusia yang berisi nilai-nilai dan pesan-pesan religiusitas, wawasan filosofis dan kearifan lokal kalcer. 

Agama dan SDA maupun kalcer, ketiganya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan keseharian masyarakat, kerna sangat memberikan pandangan wawasan dan cara pandang dalam menyikapi kehidupan sesuai kehendak Tuhan dan kehidupan kemanusiaannya.

Agama melambangkan nilai ketaatan kepada tuhan, sedangkan kebudayaan mengandung nilai dan simbol supaya manusia bisa dinamis dalam kehidupannya. Keberadaan sistem agama yang melingkupi masyarakat,dalam norma religi mengandung makna kolektifitas yang saling memberi pengaruh terhadap tatanan sosial keberagamaan secara totalitas, namun tidak dapat dipandang sebagai sistem yang berlaku secara abadi di masyarakat. 

Namun, terkadang dialektika antara agama dan budaya berubah menjadi ketegangan karena budaya sering dianggap tidak sejalan dengan agama sebagai ajaran ilahiyat yang bersifat absolut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun