Mohon tunggu...
Muh Rajab Rivaldi
Muh Rajab Rivaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Bone

Hi..

Selanjutnya

Tutup

Financial

Evaluasi Peran Pendapatan Syariah sebagai Alternatif Pembiayaan Negara untuk Mengurangi Utang

12 Januari 2025   07:54 Diperbarui: 12 Januari 2025   07:54 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Jika memperhatikan pengelolaan keuangan negara Indonesia sejak awal kemerdekaan
sampai saat ini, pemerintah selalu menerapkan kebijakan anggaran defisit. Serta pada masa
orde baru, pemerintah menerapkan kebijakan anggaran yang baru yaitu anggaran berimbang
tetapi yang sebenarnya terjadi dilapangan masih anggaran defisit yang terjadi, hal ini
dikarenakan pemerintah Indonesia pada saat itu masih kurang mengatur pengeluaran pada
aspek tertentu yang membuatnya tercampur aduk. Kebijakan anggaran defisit sebenarnya
berhubungan dengan strategi pembangunan ekonomi yang ini di lakukan pemerintah Indonesia
pada saat itu. Dengan memperhatikan kondisi keuangan negara secara keseluruhan dalam
beberapa tahun terakhir. Pemerintah menerapkan kebijakan anggaran defisit ini untuk
meningkat pertumbuhan ekonomi secara besar besaran pada saat itu. Penggunaan instrumen
anggaran defisit ini juga mempengaruhi kebutuhan pemerintah dalam mempersiapkan dana
untuk membiayai kurangnya pendapatan dan belanja negara. Pemerintah dari dulu telah
menggunakan berbagai cara untuk menutup kekurangan dana ini seperti salah satunya yang di
lakukan pada era orde lama yang di mana pemerintah pada saat itu melakukan pencetakan uang
tetapi hal tersebut malah berdampak negative terhadap negara karena meningkatnya inflasi
yang disebabkan banyaknya uang yang beredar tetapi tidak seimbang terhadap barang dan jasa
yang tersedia.
Menurut Kementerian Keuangan & bank Indonesia pada tahun 2021, Defisit yang
terjadi selama ini ditutup dengan melakukan pinjaman ataupun obligasi dan pada tahun 2021
yang lalu berkisaran 203 Milliar USD. Dengan bertambahnya utang negara dari waktu ke
waktu hal ini akan menyebabkan dampak buruk bagi negara dan masyarakat kedepannya. Jadi
negara harus memiliki solusi jangka Panjang terhadap masalah yang sangat serius ini, jika
memperhatikan beberapa pendapatan yang dimiliki oleh negara, mungkin saja pendapatan
yang berbasis Syariah bisa menjadi salah satu jawaban terkait permasalahan ini. Di beberapa
kajian, sistem ekonomi islam seharusnya lebih baik jika dibandingkan dengan sistem ekonomi
lainnya. Yang menjadi alasannya yaitu karena ekonomi islam didasarkan pada wahyu ilahi.
Dan juga, sistem ekonomi islam memperhatikan hal -- hal kecil seperti apa yang di butuhkan
oleh masyarakat yang merupakan hal yang penting untuk mencapai kesejahterahan dan
kemakmuran suatu negara.
Dalam menjawab hutang yang kian hari makin meningkat, dapatkah pendapatan
syariah menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi hutang suatu negara. Pendapatan syariah, yang meliputi berbagai instrumen keuangan dan investasi yang di dasari prinsipprinsip Islam, bisa jadi alternatif pembiayaan negara untuk mengurangi utang. Namun, untuk
menilai peran pendapatan syariah dalam hal ini, kita perlu memahami secara mendalam
potensinya dan tantangan yang dihadapi.
Potensi Pendapatan Syariah dalam Pembiayaan Negara
Pendapatan syariah memiliki potensi besar dalam pembiayaan negara, dengan beberapa
keunggulan:
- Mobilisasi Dana: Pendapatan syariah dapat menarik dana dari berbagai sumber,
seperti individu, lembaga keuangan, dan investor internasional yang mencari
investasi sesuai prinsip-prinsip syariah.
- Dukungan Moral: Penerapan prinsip-prinsip syariah dapat meningkatkan
kepercayaan dan dukungan moral masyarakat, khususnya bagi mereka yang
memegang teguh nilai-nilai Islam.
- Pengembangan Ekonomi: Pendapatan syariah berpotensi mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, dengan fokus pada investasi yang
berdampak sosial dan lingkungan.
- Diversifikasi Sumber Pendapatan: Pendapatan syariah dapat membantu
diversifikasi sumber pendapatan negara, mengurangi ketergantungan pada sumber
tradisional seperti pajak dan utang.
Tantangan dalam Penerapan Pendapatan Syariah
Meskipun potensial, penerapan pendapatan syariah juga menghadapi beberapa
tantangan:
- Regulasi dan Infrastruktur: Pengembangan dan penerapan pendapatan syariah
memerlukan kerangka regulasi yang jelas dan infrastruktur pasar yang kuat untuk
mendukung pertumbuhan sektor ini.
- Kesadaran dan Pemahaman: Peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang
prinsip-prinsip syariah dan instrumen keuangan syariah di kalangan masyarakat dan
investor sangat penting untuk mendorong partisipasi dalam sektor ini.
- Kompetisi dengan Instrumen Konvensional: Instrumen keuangan syariah harus
bersaing dengan instrumen konvensional yang ada, yang mungkin menawarkan
tingkat pengembalian yang lebih tinggi atau risiko yang lebih rendah.

Tantangan dalam Penerapan Prinsip: Memastikan bahwa semua instrumen

keuangan syariah benar-benar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tidak

mengandung unsur riba, gharar, atau maysir merupakan tantangan yang signifikan.

Sukuk Negara sebagai Contoh Penerapan Pendapatan Syariah

Sukuk Negara merupakan salah satu contoh penerapan pendapatan syariah dalam

pembiayaan negara. Sukuk adalah surat berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,

yang merepresentasikan kepemilikan investor atas aset yang mendasari penerbitan sukuk.

- Keuntungan Sukuk: Sukuk menawarkan keuntungan bagi investor, termasuk

potensi pengembalian yang kompetitif, serta kejelasan dan transparansi dalam

pengelolaan aset yang mendasari sukuk.

- Tantangan Sukuk: Penerapan sukuk di Indonesia masih menghadapi tantangan,

seperti kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang sukuk di kalangan investor,

serta keterbatasan infrastruktur pasar untuk mendukung pengembangan pasar

sukuk.

Ekonomi syariah tengah berkembang pesat, dan di tengah ini, pendapatan syariah

muncul sebagai potensi sumber pembiayaan negara yang menarik. Penerapan prinsip-prinsip

Islam dalam instrumen keuangan dan investasi dinilai bisa menjadi solusi baru dalam

mengelola keuangan negara secara lebih efektif. Pemanfaatan pendapatan syariah memiliki

beberapa keunggulan. Pertama, ia mampu menarik dana dari berbagai sumber, baik dari

individu, lembaga keuangan, maupun investor internasional. Kedua, penerapannya dapat

meningkatkan kepercayaan dan dukungan moral masyarakat, terutama bagi mereka yang

menganut nilai-nilai Islam. Ketiga, pendapatan syariah berpotensi mendorong pertumbuhan

ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan fokus pada investasi yang berdampak positif

bagi masyarakat dan lingkungan. Namun, untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi ini, masih

banyak tantangan yang harus diatasi. Diperlukan kerangka regulasi yang jelas dan infrastruktur

pasar yang kuat untuk mendukung pertumbuhan sektor ini. Penting juga untuk meningkatkan

kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang prinsip-prinsip syariah dan instrumen keuangan

syariah, agar partisipasi mereka dalam sektor ini semakin tinggi.

Salah satu contoh konkret penerapan pendapatan syariah dalam pembiayaan negara

adalah Sukuk Negara. Instrumen ini menawarkan potensi pengembalian yang kompetitif bagi

investor, serta transparansi dalam pengelolaan aset yang mendasarinya.Meskipun demikian,

pengembangan pasar sukuk di Indonesia masih menghadapi tantangan, seperti kurangnya 

kesadaran dan pemahaman di kalangan investor, serta keterbatasan infrastruktur pasar. Untuk

memaksimalkan potensi pendapatan syariah sebagai sumber pembiayaan negara, diperlukan

upaya bersama dari berbagai pihak untuk mengatasi tantangan yang ada. Hal ini akan membuka

jalan bagi pembiayaan negara yang lebih sehat, berkelanjutan, dan inklusif.

Perkembangan produk dan layanan keuangan syariah masih terhambat oleh beberapa

faktor. Salah satu kendalanya adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat,

termasuk investor, tentang prinsip-prinsip syariah dan penerapannya dalam produk keuangan.

Kurangnya pengetahuan ini menyebabkan minat dan kepercayaan terhadap produk syariah

masih rendah. Selain itu, infrastruktur pasar untuk produk syariah, terutama di negara

berkembang, juga belum memadai. Keterbatasan ini menghambat akses dan likuiditas produk

keuangan syariah, membuat investor merasa kurang nyaman.

Standarisasi produk dan layanan keuangan syariah yang belum sempurna juga menjadi

penghambat. Kurangnya standarisasi ini menimbulkan keraguan dan ketidakpastian bagi

investor, sehingga mereka cenderung memilih produk konvensional yang sudah lebih

terstandarisasi. Keterbatasan tenaga kerja profesional di bidang keuangan syariah juga menjadi

masalah. Kurangnya tenaga ahli ini menghambat pengembangan produk dan layanan baru

yang inovatif dan dibutuhkan oleh pasar.

Terakhir, persaingan dengan produk konvensional yang sudah mapan juga menjadi

tantangan. Produk konvensional seringkali menawarkan pengembalian yang lebih tinggi atau

risiko yang lebih rendah, sehingga membuat investor ragu untuk beralih ke produk syariah.

Untuk mendorong pertumbuhan sektor keuangan syariah dan memperluas aksesnya bagi

masyarakat, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi kendala-kendala ini. Peningkatan

kesadaran dan pemahaman masyarakat, pengembangan infrastruktur pasar, standarisasi

produk, peningkatan tenaga ahli, serta regulasi dan pengawasan yang kondusif merupakan

langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Pendapatan syariah menawarkan solusi yang selaras dengan nilai-nilai agama untuk

mengatasi utang negara. Melalui instrumen keuangan syariah seperti sukuk dan investasi

berbasis syariah, negara bisa mendapatkan dana tanpa melanggar norma-norma agama.

Keuntungan lainnya adalah pendapatan syariah dapat mendorong inklusi keuangan, menarik

lebih banyak investor, termasuk mereka yang mencari investasi etis dan berkelanjutan.

Penerapan pendapatan syariah juga dapat membantu membangun pertumbuhan ekonomi yang

lebih stabil dan berkelanjutan, serta mengurangi ketergantungan pada utang konvensional yang seringkali membebani keuangan negara. Dengan demikian, pengembangan sektor keuangan

syariah menjadi langkah strategis dalam mengelola utang negara, sekaligus menjaga prinsip

moral dan etika dalam perekonomian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun