Mohon tunggu...
Muh Ragam
Muh Ragam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Budidaya Ikan Betutu, Ikan Pemalas yang Tetep Bikin Rejeki Ngalir

7 April 2022   07:30 Diperbarui: 7 April 2022   07:40 9463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : ASIAN FOOD TRADING COMPANY 

Apa yang muncul di benak kalian saat mendengar kata “betutu”? Mungkin sebagian dari kalian akan terpikirkan tentang salah satu masakan khas Bali. 

Eits, tapi bukan itu yaa, penulis pada artikel ini akan memberi kamu informasi tentang sesuatu yang lain. Yap, ikan betutu.

Nama Lain Ikan Betutu

Ikan dengan nama ilmiah Oxyeleotris marmorata, atau juga dikenal sebagai ikan marbled goby, sand goby, atau ikan malas. Sedangkan warga Kalimantan menyebutnya ikan bakut, atau ikan bakukut, yang dalam bahasa setempat bermakna “diam”. 

Ada juga loh yang menyebut ikan ini dengan nama ikan bodoh. Unik ya kompasianers! Hal ini berkaitan erat dengan sifat ikan betutu yang dikenal sangat pemalas. 

Ikan ini bisa berdiam diri berjam-jam lamanya. Apabila telah merasa perutnya cukup kenyang, ikan betutu tidak akan memakan mangsanya yang lewat di hadapannya.

Salah Satu Ikan dengan Segudang Manfaat

Ikan betutu memiliki warna hitam dengan corak berwarna cokelat pada permukaan tubuhnya. Ikan ini juga dikenal dengan rasanya yang enak, manis, dan tekstur daging yang lembut. 

Daging ikan ini juga memiliki banyak nutrisi yang diperlukan oleh tubuh, seperti vitamin B1, B2, B6, vitamin E, dan kandungan albumin. Ikan ini dipercaya dapat meningkatkan imunitas dalam tubuh, membuat awet muda, dan juga meningkatkan vitalitas pada pria. 

Karena kandungan albuminnya, ikan ini juga memiliki khasiat untuk mempercepat pemulihan pada tubuh, seperti pemulihan pascaoperasi ataupun patah tulang. Wah, banyak sekali manfaatnya ya!

Peluang Bisnis Budidaya yang Menjanjikan

Setelah kita tahu mengenai segudang khasiat yang dimiliki ikan pemalas ini, tidak heran kalau harga ikan ini termasuk tinggi di pasaran. Kisaran harganya adalah antara Rp100.000,00 sampai Rp110.000,00 dalam satu kilogramnya. 

Ikan betutu juga sudah biasa dipasok ke restoran-restoran yang berada di kota-kota besar. Selain itu, ikan ini juga menjadi komoditas ekspor dari Indonesia ke beberapa negara asing. Hal ini membuktikan bahwa pangsa pasar dari ikan ini cukup bergengsi.

Tetapi, sayangnya untuk memenuhi minat masyarakat dan kebutuhan ekspor, selama ini ikan masih bergantung pada hasil tangkapan di perairan. 

Apabila hal ini masih tetap berlanjut, maka akan berakibat pada kelestariannya di alam, serta penurunan populasi ikan betutu. Satu dari beberapa yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan membudidayakannya.

Walaupun belum seperti komoditas lain yang telah populer, seperti lele, nila, mujair, dan lain lain, budidaya ikan betutu sebenarnya telah mempunyai perkembangan. 

Contoh yang bisa kita ambil salah satunya adalah budidaya ikan betutu dalam karamba oleh masyarakat di sekitar Kecamatan Muara Bengkal, Kutai Timur. 

Masyarakat di daerah tersebut telah cukup lama membudidayakan ikan betutu dalam karamba semenjak tahun 1997. Mereka terhimpun dalam kelompok tani Gelumbang Usaha Bersama bagi masyarakat budidaya di Desa Benua Baru, dan Sawar Belimbing bagi masyarakat budidaya di Desa Muara Bengkal Hulu. 

Adapun tempat mereka untuk melakukan budidaya adalah di Danau Gelumbang sebagai lahan yang dimanfaatkan. Hasil panen budidaya ikan betutu dari masyarakat Kecamatan Muara Bengkal, biasa dijual ke restoran-restoran yang berada di kota-kota besar, selain itu juga tak jarang dipasarkan ke negara asing, misalnya Jepang dan Singapura.

Budidaya ikan betutu memiliki peluang dan prospek yang cerah. Peminatan terhadap komoditas ikan ini terus meningkat, dan memiliki pangsa pasar yang luas dan sudah tentu arahnya. Langkah-langkah  seperti peningkatan harga jual, serta perbaikan sistem budidaya dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun