Jika sekolah menggunakan media sosial sebagai wadah hoax mereka, maka kita juga dapat menggunakan media sosial yang sama tuk mengungkap kebohongan mereka. Perang informasi inilah yang dapat kita lakukan tuk melawan kebohongan sekolah, dengan mengungkap informasi sesungguhnya kita dapat mencegah manusia selanjutnya terperangkap.
 Sebenarnya saat saya menerima informasi terkait sekolah saya yang bagus, saya sudah mendapat kontra-informasi dari teman saya bahwa sekolah yang akan saya tempati itu biasa saja, namun saya memilih percaya pada informasi dari sekolah karena pengaruh informasinya yang besar.
 Dari fenomena saya ini dapat kita lihat bahwa informasi/meme dapat diperkuat oleh siapa yang membawanya, kita dapat masuk teori modal dari Pierre Bordeau dalam memahaminya, Bordiau menjelaskan teorinya tentang modal milik manusia yang berpengaruh sebagai kekuatan sosial mereka, ada 3 modal di sini :
-Modal Ekonomi : Saat manusia memiliki komoditas ekonomi yang berlebih ia dapat lebih diakui
-Modal Sosial : Saat manusia memiliki posisi dalam struktur sosial seperti tokoh masyarakat, ia lebih diakui
-Modal Kultural : Saat manusia dijadikan panutan oleh sesamanya seperti influencer ia memiliki pengaruh yang besar
Dalam upaya perlawanan manipulasi informasi oleh sekolah, kita dapat menimbang strategi perlawanan informasi dengan teori modal ini, informasi kita takkan dipercaya bila kita tak memiliki modal tersebut, dan malah kita yang dapat dikira memfitnah sekolah.
 Sekolah memiliki modal (bisa pendidikan atau agama) yang mereka manfaatkan tuk menebar informasi guna memperkuat pengaruh mereka, kita akan kalah jika tak memiliki modal, oleh karena itu kita harus memperkuat modal yang kita miliki agar informasi yang kita bawa dapat diakui dan dipercaya, atau kita dapat menggandeng orang yang berpengaruh sebagai peningkat modal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H