Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rafi Azzamy Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pelajar

Menjadi manusia yang bersyukur dengan cara bernalar luhur dan tidak ngelantur | IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyoal Model Akhlaqul Karimah yang ditentukan oleh Sekolah

14 Desember 2020   01:27 Diperbarui: 14 Desember 2020   03:15 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Dalam dinamika etika, kita mengetahui bersama bagaimana manusia merumuskan baik-buruknya suatu perilaku maupun peristiwa dengan mudah, padahal rumusan tersebut dapat membunuh moral universal manusia secara signifikan, dalam tulisan ini, saya akan mencoba mengkaji ulang dasar rumusan baik-buruknya perilaku murid pada guru dalam dinamika pendidikan institusional (sekolah). 

 Karena pada era Post-Rasionality atau Pasca-Humanisme ini, guru dengan gampangnya memutuskan tingkat moral muridnya, hal inilah yang menjadi suatu rentetan kausal deterministik (sebab-akibat) pada peristiwa dekadensi moral bangsa, kok bisa? Kita ulas bersama.

 Kejanggalan-Kejanggalan Moral

 Sebelum saya memasuki diskursus topik ini lebih jauh lagi, tentunya saya akan memulai bahasan dengan beberapa kejanggalan moral pendidikan yang dapat menimbulkan suatu dekadensi perilaku dan kecerdasan, beberapa di antaranya adalah :

 1. Guru Egosentris

Menurut analisis kritis-empiris saya, terlepas dari posisi psikologis saya sebagai murid, guru-lah yang layak ditaruh pada awal kejanggalan ini, guru yang egosentris (keras kepala) tentunya. 

Karena dampak kausal (sebab-akibat) dari ketakteraturan moral adalah arogansi guru yang merasa dirinya serba bisa, sehingga timbulah suatu elemen ultiliter yang disebut Philipia Foot dalam "trolley problem" sebagai fenomena "pilih kasih", karena ke-pilih kasihan guru egosentris kepada murid yang taat dan tunduk lah yang mengakibatkan tolak ukur moralitas kacau, kejanggalan inilah yang akan menjadi lubang dalam kejanggalan selanjutnya. 

2. Perilaku Hedonis

Setelah egosentrisme milik guru, tentunya murid juga akan menjadi sebab kejanggalan dari dekadensi moral dalam sekolah, tepatnya perilaku hedonisme para murid-lah yang menjadi penyebab utamanya, karena murid yang hedon hanya berangkat ke sekolah untuk mencari kesenangan (bukan kesenangan akan pengetahuan) saja, seperti kumpul bareng teman, mencari pasangan, menghamburkan uang dan semacamnya. 

 Hal ini mengakibatkan suatu disfungsi moral yang menyelewengkan murid dari apa yang disebut kebaikan secara "normatif", tentunya hal ini juga ada sangkut pautnya dengan kesalahan metode pendidikan (pedagogi) sekolahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun