Fenomena ini menandakan adanya agenda penyusupan pemecah-belahan yang di inisiasi oleh polisi, dengan menyamar menjadi mahasiswa dan membuat keributan, polisi seperti menjadi Snouck Hurgonje yang menyamar menjadi seorang kyai untuk membuat keretakan.Â
Prasangka positif-nya, polisi menggunakan siasat demikian agar menimbulkan keamanan, demi perdamaian, polisi mengutus agen-nya untuk melakukan penyamaran, untuk mengamati kejadian agar tak terjadi kericuhan, terlihat sekali polisi menangkap mahasiswa, dimana penangkapan sendiri secara hukum tak mungkin dilakukan bila yang ditangkap tak melakukan kesalahan seperti kericuhan, nah, mahasiswa yang ditangkap karena kericuhan tadi ternyata juga polisi, logika induktif-nya yaitu bahwa polisi ternyata juga membuat kericuhan dong.Â
Dan lagi, apakah memecah belah demi keamanan dapat disebut kebagikan? Bukan-kah hal tersebut melanggar pancasila dasar negara kita tepatnya sila ke-3? Bukan-kah hal tersebut mengkhianati kemerdekaan negri ini? Karena penjajahan-lah yang membuat perpecahan, apakah polisi ingin menjajah negri?.Â
 "Kalau devide et impera digunakan aparat untuk menghancurkan persatuan, otomatis polisi telah menjadi polusi dalam nafas demokrasi keadilan"
 Saya berupaya membela asas persatuan bangsa dalam tulisan ini, mengingat reformasi terjadi karena persatuan rakyat dan aparat yang ingin menegakkan keadilan kembali.Â
 "Mungkin disini reformasi telah dikorupsi oleh devide et impera yang mulai ber-reinkarnasi"
 Saya tak bermaksud sama sekali untuk menghina para aparat, justru saya sangat berterimakasih kepada-nya, karena berkat fenomena aparat tadi-lah rakyat dapat mengintrogasi noda kebusukan di dalam istana.Â
Dan tentunya saya sangat mengapresiasi para aparat baik tentara maupun polisi dan lain-lain, yang tak tunduk pada oligarki, sehingga tak menjadi polusi dan tetap menjadi oksigen dalam demokrasi negri ini.Â
 Terimakasih, bila bermanfaat bagikan, menerima kritik dan saran.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H