Saya ambil contoh satru kepada perubahan positif saja, saya mengenal betul seorang perempuan yang sering meminta nasihat kepada saya agar dia menjadi pribadi yang pintar dan berakhlakul karimah (baik).Â
Dan saya-pun menasehatinya dengan kata-kata juga paradigma perihal kebaikan, lambat laun ia mulai berubah menjadi pribadi yang sangat berbeda dan jauh lebih baik dari sebelumnya, dulunya tak berkerudung sekarang berkerudung, dulunnya sering keluar dan pulang malam, sekarang keluar rumah-pun jarang, disinilah timbul benih-benih penyatruan tersebut.Â
Ketika itu, dia bercerita kepada saya, bahwa dia mulai merasa dijauhi teman-temannya, teman yang masih bermain dengannya juga berkata bahwa dia (orang yang saya kenal) tak perlu disapa, karena dia sudah menjadi sombong sekarang.Â
Padahal, dia berkata pada saya bahwa dia masih sempat berbincang pada kawan-kawannya, tapi diabaikan. Bukan-kah ini suatu kejanggalan moral bernama egois? Bagaimana itu bisa terjadi? Dan apa hubungannya dengan judul tema diatas?, kita ulas secara akademis kali ini.Â
Perihal egoisme, dalam wikipedia dijelaskan bahwa egoisme adalah suatu sikap yang mementingkan kepentingan diri sendiri ketimbang yang lain (mengabaikan empati) lalu bagaimana dapat timbul egoisme tersebut?. Agus sukamto (maksud saya august comte) seorang filsuf Prancis sekaligus bapak sosiologi, menjelaskan apa yang disebut sebagai Psikologi-sosial.Â
Yakni suatu studi ilmiah mengenai bagaimana pikiran, perasaan dan perilaku orang - orang yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain dalam pertemanan.Â
Egoisme dalam pertemanan hadir karena suatu respon sosial-psikologis seorang manusia, terhadap suatu fenomena sosial dalam lingkungannya, bisa karena sifat Dengki, Iri hati, Kesepian, Marah, Cemburu dan sebagainya. Â
Disini-lah seorang yang disatru (dijauhi), harus menganalisa secara obyektif, fenomena kausal (sebab-akibat) apa yang membuat-nya disikapi demikian.Â
Dengan begitu, yang disatru dapat menyelesaikannya sekaligus mengatasinnya, apalagi kalau yang menyatru sahabat karib kita, disitulah pilih-pilih pertemanan harus dilakukan, agar tak timbul kesakitan dan penyesalan secara psikis.Â
Kita akan memasuki pertannyaan "Apakah teman berpengaruh terhadap masa depan?", mengutip dari Jack Ma dan John F Kennedy, beliau berdua pernah berkata :
"Tunjukkan temanmu, maka akan kutunjukkan masa depanmu"