Diskusi yang sehat dan terbuka perlu didorong agar umat Muslim dapat lebih memahami tafsir dalam perspektif yang lebih luas dan mendalam.
Kontrol oleh Platform
Media sosial juga perlu berperan dalam mengurangi penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan terkait tafsir, dengan meningkatkan kebijakan moderasi konten.
Tantangan ini menunjukkan bahwa meskipun media sosial bisa menjadi alat untuk menyebarkan pemahaman Al-Qur'an, kita juga harus berhati-hati dalam menggunakannya dan memastikan bahwa pemahaman yang disebarkan tidak hanya akurat, tetapi juga berbasis pada pengeta huan yang sahih dan mendalam.
PELUANG TAFSIR DI MEDIA SOSIAL
Tafsir merupakan ilmu yang membahas penjelasan dan pemahaman terhadap Al-Qur'an. Dalam dunia modern ini, tafsir tidak hanya disampaikan melalui buku-buku dan kajian di masjid, tetapi juga melalui media sosial. Media sosial menawarkan peluang besar bagi umat Islam untuk mendapatkan pengetahuan agama dengan cara yang lebih mudah diakses, terutama dalam memahami Al-Qur'an. Namun, keberadaan tafsir di media sosial juga memiliki tantangan dan risiko yang perlu diperhatikan.
Penerimaan teknologi menunjukkan bahwa teknologi dapat diperkirakan dengan kemudahan penggunaan dan kegunaan. Teknologi memfasilitasi kondisi yang mengarah pada kepercayaan individu terhadap lingkungan atau informasi sebagai sumber daya yang baik untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Ada 2 faktor yang akan memperkirakan penerimaan teknologi (dengan kemudahan penggunaan dan kegunaan) ditentukan persepsi yang mengarah pada niat untuk mengadopsi sistem baru. Teknologi informasi berkembang sangat pesat dari waktu ke waktu. Karakteristik masyarakat saat ini, dekat dengan teknologi, termasuk internet. Banyak aplikasi yang dikembangkan untuk memudahkan kehidupan manusia. Berbagai aplikasi dikembangkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Orang-orang dapat mengunduh aplikasi secara gratis dan menggunakannya di perangkat mereka masing-masing.Â
Terdapat berbagai platform-platform digital yang digunakan oleh masyrakat dan dapat dimanfaatkan di era digital saat ini. Platform-platrom tersebut menjadi peluang bagi para mufassir untuk menyebarkan ajaran islam. Namun media sosial juga dapat menjadi sumber penyebaran informasi tidak akurat dan berita bohong yang dapat menimbulkan konflik antar umat beragama. Oleh karena itu, peran aktif masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan sangat penting dalam memperkuat moderasi beragama di era digital. Selain media sosial, teknologi juga dapat digunakan untuk memperkuat pendidikan agama yang damai.
Menurut Hardiyanto (2023) dan Anwar (2022), ada beberapa contoh media digital yang digunakan untuk berdakwah:Â
Media sosial: Media sosial seperti Instagram, YouTube, dan Twitter dapat digunakan untuk mendorong toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Namun media sosial juga dapat menjadi media sumber penyebaran informasi tidak benar dan menyesatkan yang dapat menimbulkan konflik antar umat beragama.Â
Blog dan website: Blog dan website yang membahas tentang temuan keagamaan dan moderasi beragama dapat menjadi sumber informasi bagi umat beragama dan website yang dapat digunakan untuk menyampaikan pendapat dan berbagi informasi tentang moderasi beragama.