Lantas, bagaimana dengan iwel-iwel. Kata iwel-iwel berasal dari kata Arab waliwalidaiya. Karena perubahan ucapan jadilah iwel-iwel. Sama juga tatkala kita mendengar kata ngainun. Maksudnya adalah 'ainun, artinya "mata" dalam bahasa Arab.  Mesjid dari kata masjid (Bahasa Arab). Filsafat dari kata falsafah (Bahasa Arab). Nah, iwel-iwel yang dari kata waliwalidaiya (Bahasa Arab) artinya orangtua. Jajanan ini secara filosofis memilik makna bahwa orangtua berharap agar anak yang baru lahir ini akan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Terlebih, dalam al-Qur'an diajarkan bahwa berbakti kepada orang tua merupakan hal mendasar yang harus dilakukan setelah orang menyembah Allah swt. (al-Isra; 23-24).
Ternyata, dalam kehidupan keseharian kita bisa belajar falsafah hidup dan nilai-nilai agama dari tradisi yang diajarkan oleh para pendahulu kita. Dan, hebatnya lagi, para pendahulu kita mengajari aspek-aspek kunci nilai-nilai luhur agama tanpa sibuk menghujankan dalil, tetapi melalui laku. Tindakan. Â Mereka mengajarkan agama dalam kearifan masyarakat. Menyatu dalam urat nadi tradisi masyarakat seperti menyatunya udara yang kita hirup sehari-hari. Tanpa terasa, tapi sarat makna dan falsafah hidup. Keren. Bagaimana menurut Anda?
 Dinoyo, 9 Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H