Masalah dasar di atas membutuhkan perhatian guru dan stakeholder sekolah yang lebih luas dan integral bagi anak didiknya. Jadi, guru bukan menjadi pelampiasan masalah anak didik yang bermasalah akibat dari aktivitas "pendidikan" di luar sekolah, namun menjadi bagian dari pelaku proses pendidikan anak didiknya, minimal bertambah dari yang 6 jam sehari menjadi 6,5-7 jam sehari untuk Enam Hari Sekolah dan 8 jam sehari untuk Lima Hari Sekolah.
Dengan kegiatan guru 40 jam seminggu di sekolah, maka komunikasi anak didik dan guru bukan hanya terjadi dalam sesion tatap muka, namun juga ada saatnya suasana pendampingan dan pembimbingan dengan suasana akademik yang bersahabat dan kondusif di luar kelas namun masih di dalam lingkungan sekolah.
Bagi anak didik yang terlibat dalam Madin, Kursus, Les, Membantu orangtua, Bekerja, maka guru bisa ikut terlibat dalam memperhatikannya dan pemantauan meskipun tidak secara langsung dalam kegiatan tersebut. Tentu dalam kapasitasnya sebagai guru.
Jadi dengan konsep program Penguatan Pendidikan Karakter ini semoga ada perubahan pola mengajar dan mendidik para guru, sehingga guru bisa penuh menjadi guru bagi anak didiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H