"Saya juga menyimak betul apa yang disampaikan bapak gubernur. Saya memahami bahwa konteksnya tidak dalam arti menghina ayat ya," jelas Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar  kepada KBR, Selasa (01/11).
Pemahaman "bukan penistaan" wujud dari pemahaman yang janggal dan seakan-akan "ada" pelaku yang melakukan pembohongan dengan Al Maidah ayat 51, padahal jelas-jelas dalam video tersebut Ahok tidak menyebutkan nama atau identitas yang berbohong. Di tengah masyarakat juga tidak ada yang melakukan praktik pembohongan menggunakan Al Maidah ayat 51. Yang ada adalah menyampaikan dakwah. Â Apabila Ahok gagal menjelaskan siapa pelakunya, maka jelas Ahok sudah memberi bola penafsiran yang memuat unsur politis dalam pernyataanya, pernyataan yang membibitkan penafsiran sesat dan penuh kepentingan. Penafsiran dan pemahaman "tidak ada penistaan" tidak utuh sebab unsur konstruk PELAKU yang BERBOHONG menggunakan atau "pakai" Al Maidah ayat 51 tidak ada.
Mengacu pada Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut dan mungkin penafsir lainnya yang sefaham yang menyatakan bahwa tidak ada bentuk penistaan terhadap pernyataan Ahok, maka pembahasan akan melebar dan tidak menyelesaikan masalah yang sudah terlanjur menjadi fokus nasional. Apabila ini melaju dan lebih-lebih dibenarkan, akan membenihkan pasal baru yaitu tuduhan FITNAH dan PENYEBARAN BERITA BOHONG oleh Ahok sebab SIAPA yang berbohong mengunakan Al Maidah ayat 51 tidak ternyatakan dalam pernyataan Ahok tersebut.
Untuk apa DEMO 4 November?
Tujuan demo adalah untuk menuntut keadilan atas penistaan yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama.
Apa dampak positif yang diperoleh?
Dampak positif mengindikasikan bahwa warga muslim Indonesia secara umum sudah dewasa dan mampu mengendalikan emosi, pada saat respon umat muslim di negara lainnya kadang tidak terkendali terhadap tertuduh penista agama, termasuk penistaan agama non-Islam.
Demo 4 November dilaksanakan untuk menjaga kerukunan dan tuduhan penistaan tidak menjadi sebab kekisruhan dan pengrusakan tempat ibadah atau simbol agama dan ras lainnya di Indonesia dan dunia tentunya. Jadi demo 4 November untuk mencegah agar umat minoritas bisa terlindungi dan tidak terjadi hukum rimba, penista agama tidak langsung serta merta dihukum oleh masyarakat, agar keadilan ditegakkan.
Menarik yang diucapkan oleh Sekjen ARUN, Bob Hasan,"Umat Muslim Indonesia, adalah umat yang penuh toleransi dan persoalan ini lebih mengarah untuk mendorong penegakan hukum yang adil".Â
Selanjutnya Bob Hasan menyatakan, "... Umat Muslim Indonesia adalah umat yang berkontribusi besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia dan anti provokatif. Hal itu bisa dilihat dari unjuk rasa yang dilakukan beberapa minggu yang lalu...kalo saja ada ungkapan-ungkapan yang tidak mengenakkan untuk Ahok, maka lihatlah Ahok sebagai pribadinya, bukan Ahok sebagai orang cina, dan bukan Ahok sebagai umat non muslim. Saya yakin umat Muslim Indonesia adalah umat yang penuh damai dan kasi sayang. Selain itu mari kita lihat unjuk rasa sebagai bagian daripada demokrasi". Sumber: http://www.panjimas.com/news/2016/11/02/sekjen-arun-anton-medan-jangan-coba-coba-provokasi-aksi-4-november/