a. Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi
Granville Stanley Hall menyebut masa in sebagai perasaan yang sangat peka; remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Tidak aneh lagi bagi orang yang mengerti kalau melihat sikap dan sifat remaja yang sesekali bergairah dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan yang meledak-ledak bertukar rasa sedih yang sangat, rasa yakin diri berganti rasa ragu diri yang berlebihan. Termasuk dalam cirri ini adalah ketidaktentuan cita-cita. Soal lanjutan pendidikan dan lapangan kerja tidak dapat direncanakan dan ditentukannya. Lebih-lebih dalam persahabatan dan "cinta", rasa bersahabat sering bertukar menjadi senang, ketertarikan pada lain jenis suka "loncat-loncatan" atau " cinta monyet".
b. Sikap dan Moral mulai menonjol
Organ-organ seks yang telah matang menyebabkan remaja mendekati lawan seks. Ada dorongan-dorongan seks dan kecenderungan memenuhi dorongan itu, sehingga kadang-kadang dinilai masyarakat tidak sopan. Tambahan pula, ada keberanian dalam pergaulan dan "menyerempet" bahaya.
c. Kecerdasan dan kemampuan mental mulai sempurna
Menurut Alfred Binet, salah seorang pelopor mental tes berbangsa Perancis, bahwa pada usia 12 tahun, kemampuan anak untuk mengerti informasi abstrak, baru sempurna. Dan kesempurnaan mengambil kesimpulan dan informasi abstrak dimulai pada usia 14 tahun. Akibatnya, remaja awal suka menolak hal-hal yang tidak masuk akal. Penantangan pendapat sering terjadi dengan orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya jika mereka (remaja) mendapat pemaksanaan menrima pendapat tanpa alas an rasional. Tetapi dengan alasan yang masuk akal, remaja juga cenderung mengikuti pemikiran orang dewasa.
d. Status remaja awal sangat sulit ditentukan.
Status remaja awal tidak saja sulit ditentukan bahkan membingungkan. Perlakuan yang diberikan oleh orang dewasa terhadap remaja awal sering berganti-ganti. Ada keraguan orang dewasa untuk memberi tanggungjawab kepada remaja dengan dalih "mereka masih kanak-kanak". Tetapi pada lain kesempatan, si remaja awal sering mendapat teguran sebagai "orang yang sudah besar" jika remaja awal bertingkah-laku yang kekanak-kanakan. Akibatnya, si remaja awal mendapat sumber kebingungan dan menambah masalahnya.
e. Masa remaja awal banyak masalah yang dihadapinya.
Di samping kondisi-kondisi di atas, sebab-sebab lainnya yang menimbulkan remaja bermasalah adalah sifat emosional remaja awal. Kemampuan berpikir lebih dikuasai oleh emosionalitasnya sehingga kurang ammpu mengadakan consensus atau kesepakatan dengan pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapatnya, sehingga masalah yang timbul adakan pertentangan sosial.
f. Masa remaja awal adalah masa yang kritis.