Mohon tunggu...
Muh Farhan Basri
Muh Farhan Basri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Berbagi pengetahuan dengan dunia lewat tulisan yang sering diposting pada blog

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penjelasan Mengapa Perlu Ada Nabi dan Rasul, Bagaimana Jika Mereka Tidak Diutus?

14 September 2024   17:09 Diperbarui: 14 September 2024   17:10 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Ponpes daarut tauhid

Nabi diutus ke bumi untuk membawa petunjuk dan bimbingan dari Allah kepada umat manusia. Mereka memiliki peran penting dalam menyampaikan wahyu, mengajarkan moralitas, dan memberi panduan spiritual. Dalam berbagai tradisi agama, nabi berfungsi sebagai perantara antara Allah dan manusia, membantu manusia untuk memahami kehendak Tuhan dan menjalani hidup sesuai dengan ajaran-Nya. Selain itu, nabi juga sering datang untuk memperbaiki kesalahan, memperingatkan tentang penyimpangan moral, dan mengajak kepada kebenaran serta keadilan.

Berbeda dengan manusia pada umumnya, nabi dan rasul mendapatkan wahyu dari Allah swt. Nabi diberi wahyu oleh Allah SWT namun tidak diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umat, melainkan hanya diamalkan untuk dirinya sendiri. Sementara rasul, mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada umatnya.

Lantas bagaimana jika  nabi dan rasul tidak diutus kemuka bumi ini?

Bh Jika Allah tidak mengutus para Rasul kepada manusia, niscaya orang kafir pada hari kiamat nanti akan menyampaikan hujah atau alasan supaya mereka jangan dipersalahkan atau dituntut, sebab belum pernah kedatangan seorang Rasul yang memberi peringatan.

Hal ini dijelaskan dalam firman Allah: Dan kalau mereka Kami binasakan dengan suatu siksaan sebelum (Alquran itu diturunkan), tentulah mereka berkata, "Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang Rasul kepada kami, sehingga kami mengikuti ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina dan rendah?" (QS Thaha: 134).

Jadi tujuan utama yang paling mendasar dari diciptakannya manusia adalah mengenal Allah (marifatullah) dan penunaian kewajiban beribadah kepada-Nya dengan cara yang benar. Bukan untuk mengejar harta, takhta, kekuasaan, atau sekadar makan minum dan menikmati pelbagai kenikmatan duniawi. 

Apa akibat jika kita tidak mengikuti ajaran rasul? 

Dalam konsep Islam, para nabi diutus sebagai pembawa risalah dari Allah untuk membimbing umat manusia menuju kebenaran, keadilan, dan kebahagiaan di dunia serta akhirat. Allah mengutus nabi-nabi untuk menyampaikan wahyu dan mengajarkan cara hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya. Tidak mengikuti ajaran para nabi dalam Islam dianggap sebagai bentuk pembangkangan terhadap Allah, yang dapat mendatangkan berbagai konsekuensi, baik di dunia maupun di akhirat.

Akibat Tidak Mengikuti Ajaran Nabi dalam Islam

1. Kehidupan yang tidak diberkahi

Allah mengutus nabi untuk membawa rahmat dan bimbingan bagi umat manusia. Mengabaikan ajaran mereka berarti menolak bimbingan Allah, yang dapat menyebabkan hidup dalam kesulitan, kekacauan, dan jauh dari berkah-Nya.

2. Dosa dan hukuman di akhirat

Dalam Islam, umat yang tidak mengikuti ajaran para nabi dianggap berdosa dan akan dihisab pada Hari Kiamat. Mereka yang membangkang akan dihukum di akhirat, sementara mereka yang taat akan memperoleh pahala dan masuk surga.

3. Kehancuran umat di duniaDalam sejarah Islam, beberapa umat yang tidak mendengarkan peringatan nabi-nabi mereka dihancurkan oleh Allah. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an sebagai contoh bagi umat-umat yang datang kemudian.

Kisah-Kisah Umat Terdahulu yang Menolak Nabi

1. Kaum Nabi Nuh

Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, mengajak kaumnya untuk beriman kepada Allah dan meninggalkan penyembahan berhala. Namun, sebagian besar kaumnya menolak ajarannya dan mengejeknya. Akibatnya, Allah menurunkan banjir besar yang menenggelamkan semua orang yang tidak beriman, kecuali Nabi Nuh dan pengikutnya yang taat (Al-Qur'an, Surah Hud: 25-48).

2. Kaum Aad (Nabi Hud)

Nabi Hud diutus kepada kaum Aad, yang merupakan masyarakat yang kuat dan kaya. Namun, mereka sombong dan menolak ajakan Nabi Hud untuk beriman kepada Allah. Karena pembangkangan mereka, Allah mengirimkan angin topan dahsyat yang menghancurkan kaum Aad (Surah Al-Haaqqah: 6-8).

3. Kaum Tsamud (Nabi Shaleh)

Nabi Shaleh diutus kepada kaum Tsamud. Kaum Tsamud menantang tanda kekuasaan Allah dengan meminta mukjizat, dan Allah mengirimkan unta betina sebagai tanda mukjizat. Meski begitu, mereka tetap menolak beriman dan bahkan membunuh unta tersebut. Akibatnya, Allah menimpakan gempa bumi yang menghancurkan mereka (Surah Al-A'raf: 73-78).

4. Kaum Nabi Luth

Nabi Luth diutus kepada kaum yang terlibat dalam tindakan amoral, termasuk homoseksualitas. Meskipun Nabi Luth memperingatkan mereka, kaumnya tetap keras kepala. Sebagai akibatnya, Allah menghancurkan kota mereka dengan hujan batu (Surah Hud: 77-83).

Kisah-kisah di atas menjadi peringatan bagi umat Islam bahwa menolak ajaran nabi bisa mendatangkan hukuman di dunia dan akhirat. Islam mengajarkan bahwa nabi diutus untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan, dan mengikuti ajaran nabi adalah bentuk ketaatan kepada Allah.

*tulisan ini telah tayang di https://www.pengetahuanmu.id/2022/05/Jika-dunia-tidak-ada-nabi-dan-rasul.html dengan penulis yang sama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun