Menyebarnya Agama Islam di seluruh belahan dunia tak lepas dari peran dakwah para sahabat Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wasallam yang di lanjutkan oleh generasi-generasi para Ulama.Â
Begitupun juga dengan Bahasa Arab. Tanpa penyebaran Agama Islam pastilah Bahasa Arab tidak akan mendunia seperti sekarang.Â
Bahasa Arab identik dengan Agama Islam, karena kitab suci Al-qur'an ditulis dengan Bahasa Arab.Â
Namun, dibalik semua itu tahukah anda dari mana asal tulisan Arab yang ada sampai sekarang ini? Lantas apakah orang-orang Arab di zaman Rasulullah menuliskan abjad Arab seperti yang anda ketahui sekarang?Â
Jawabannya pastilah tidak, karena pada zaman Rasulullah tulisan Arab berbeda dengan tulisan yang ada pada saat ini.Â
Asal mula tulisan Arab yang ada pada saat ini tidak lepas dari peran sahabat yang menuliskan Al-qur'an. Di zaman Rasulullah tidak ada yang menuliskan Al-qur'an, karena pada saat itu para sahabat sudah hafal Al-qur'an, sehingga Al-qur'an tidak perlu ditulis.Â
Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, dan umat Islam ditinggal oleh Rasulullah dan diteruskan dengan generasi para Khulafaurrasyidin, kemudian banyaknya para penghafal Al-qur'an yang meninggal di medan perang membuat para kaum muslimin mau tidak mau harus menuliskan Al-qur'an, agar para umat islam yang tidak pernah bertemu dengan Rasulullah bisa merasakan keindahan-keindahan Al-qur'an.Â
Dari sinilah perubahan abjad Arab berubah. Pada awal mula penulisan Al-qur'an terjadi di masa para sahabat pasca meninggalnya Rasulullah. Tulisan Al-qur'an ditulis dengan menggunakan abjad Arab kuno, yang mana tulisannya masih membingungkan, karena terdapat kesamaan dalam penulisan Abjad kuno yang berliku-liku seperti cacing.Â
Oleh karena itu Syeikh Abul Aswad Ad-du'ali menambahkan titik-titik didalam tulisan Arab kuno. Sehingga abjad Arab mengalami perubahan.
Bukan hanya sampai disitu, setelah generasi titik-titik dalam abjad Arab dirasa belum cukup, maka ditambah dengan fathah, kashroh, dhommah atau syakal oleh Syeikh kholil bin Ahmad Al-farohidi.Â
Kemudian disebarlah tulisan Al-qur'an keseluruh penjuru belahan dunia sampai saat ini. Sehingga abjad Arab menjadi seperti sekarang.Â
Akan tetapi tidak berhenti disana saja, Bahasa Arab yang menyebar kesuluruh belahan dunia membuat para pembacanya menimbulkan bacaan-bacaan yang berbeda-beda dalam pelafalannya.
Tidak usah jauh-jauh mengambil contoh, di negara kita misalnya, dalam pelafalan Al-fatihah oleh masyarakat tanah jawa menimbulkan lafal yang berbeda. Ketika lafal Arab masuk ke tanah jawa bertemulah dengan honocoroko, karena orang jawa tidak punya huruf Ha' maka lafal Al-hamdu menjadi Al-kamdu, Robbil 'Alamin menjadi Robbil Ngalamin.Â
Dari perbedaan-perbedaan dalam pelafalan itulah sehingga muncullah suatu Ilmu yang diberi nama dengan Ilmu Tajwid yang diberi judul "At-tajwid fi qiro'atil Qur'an" yang ditulis oleh Abu Ubay Qosim bin Salam, agar umat islam di dunia dapat melafalkan Al-qur'an dengan benar.Â
Oleh karena itu jangan heran jika pelafalan Bahasa Arab di dunia berbeda-beda, karena memang logat Bahasa lah yang membuat pelafalan menjadi berbeda. Namun, dalam penulisan Bahasa Arab diseluruh dunia semuanya sama yang sudah berkembang seperti yang anda ketahui pada zaman sekarang ini.Â
Mudah-mudahan tulisan ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca.
Sumber : Ceramah Gus Muawafiq tentang sejarah Al-qur'an.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H