Akan tetapi tidak berhenti disana saja, Bahasa Arab yang menyebar kesuluruh belahan dunia membuat para pembacanya menimbulkan bacaan-bacaan yang berbeda-beda dalam pelafalannya.
Tidak usah jauh-jauh mengambil contoh, di negara kita misalnya, dalam pelafalan Al-fatihah oleh masyarakat tanah jawa menimbulkan lafal yang berbeda. Ketika lafal Arab masuk ke tanah jawa bertemulah dengan honocoroko, karena orang jawa tidak punya huruf Ha' maka lafal Al-hamdu menjadi Al-kamdu, Robbil 'Alamin menjadi Robbil Ngalamin.Â
Dari perbedaan-perbedaan dalam pelafalan itulah sehingga muncullah suatu Ilmu yang diberi nama dengan Ilmu Tajwid yang diberi judul "At-tajwid fi qiro'atil Qur'an" yang ditulis oleh Abu Ubay Qosim bin Salam, agar umat islam di dunia dapat melafalkan Al-qur'an dengan benar.Â
Oleh karena itu jangan heran jika pelafalan Bahasa Arab di dunia berbeda-beda, karena memang logat Bahasa lah yang membuat pelafalan menjadi berbeda. Namun, dalam penulisan Bahasa Arab diseluruh dunia semuanya sama yang sudah berkembang seperti yang anda ketahui pada zaman sekarang ini.Â
Mudah-mudahan tulisan ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca.
Sumber : Ceramah Gus Muawafiq tentang sejarah Al-qur'an.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H