Mohon tunggu...
Muh Damri
Muh Damri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Founder Gerakan Edukasi dan Literasi Nusantara (GELAR)

GELAR, Bersama Mengukir Masa Depan Nusantara Pelajar Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Moderasi Beragama : Menjaga Harmoni di Tengah Keberagaman

9 Desember 2024   20:26 Diperbarui: 25 Desember 2024   23:04 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://jatengpos.co.id/polda-jateng-helat-doa-lintas-agama-hut-ke-77-bhayangkara/sigit/

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, agama, suku, dan bahasa. Keberagaman ini adalah kekayaan yang menjadi identitas bangsa, tetapi di sisi lain juga membawa tantangan besar, terutama dalam menjaga keharmonisan sosial. Perbedaan keyakinan sering kali menjadi sumber gesekan, terutama ketika dipicu oleh intoleransi, fanatisme, atau ekstremisme. Dalam konteks ini, moderasi beragama menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak.  

Moderasi beragama adalah pendekatan yang menekankan sikap tengahan dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama. Konsep ini bertujuan untuk mencegah dua sikap ekstrem yang dapat merusak harmoni sosial: radikalisme yang cenderung menggunakan kekerasan atas nama agama dan liberalisme yang melonggarkan nilai-nilai keimanan secara berlebihan. Moderasi agama menawarkan solusi yang seimbang, yang mengedepankan toleransi, kerja sama, dan penghormatan terhadap perbedaan.  

Pentingnya moderasi beragama semakin dirasakan dalam era globalisasi dan digitalisasi. Informasi yang beredar dengan cepat melalui media sosial sering kali menjadi alat penyebar kebencian, disinformasi, atau provokasi berbasis agama. Situasi ini dapat memicu polarisasi di masyarakat dan melemahkan rasa persatuan. Tanpa sikap moderasi, keberagaman yang seharusnya menjadi kekuatan justru berpotensi menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa.  

Pemerintah, tokoh agama, dan berbagai elemen masyarakat memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi beragama. Melalui pendidikan, dialog antaragama, dan kampanye kesadaran publik, nilai-nilai moderasi dapat ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Moderasi beragama bukan hanya menjadi solusi untuk menjaga harmoni di tengah keberagaman, tetapi juga menjadi pilar untuk memperkuat persatuan nasional di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.  

Dalam keragaman bangsa Indonesia, secara historis dan sosiologis agama Islam dianut mayoritas bangsa Indonesia, namun jika dilihat tingkat provinsi atau daerah, misalnya kabupaten/ kota maka terdapat agama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghuchu yang menjadi mayoritas di lingkungan tersebut. Fakta dan data keragaman agama- agama di Indonesia menunjukkan bahwa
keragaman agama ini merupakan mozaik yang memperkaya khazanah kehidupan keagamaan di Indonesia, namun di sisi lain keragaman agama juga mengandung potensi ancaman bagi persatuan Negara Republik Indonesia. Disinilah diperlukan keterlibatan seluruh warga masyarakat dalam mewujudkan kedamaian.


Indonesia sebagai sebuah Negara multi- kultural dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia dan memiliki keragaman etnik, budaya, bahasa, dan agama juga menjadi masalah untuk terwujudnya keharmonisan dan kenyamanan beragama, oleh karena itu, disamping bekerja sama dengan para ahli yang mempunyai perhatian terhadap masalah multikultural, para penyuluh agama sebaiknya juga mulai memikirkan untuk memberikan informasi mengenai multikulturalisme kepada berbagai lembaga, badan, dan organisasi kemasyarakatan untuk bersama-sama membangun kesadaran multi-kultural.

Moderasi Dalam Keragaman Agama di Indonesia 

Moderasi dalam keragaman agama juga tercermin dalam prinsip hidup berdampingan dengan damai. Semua agama pada dasarnya mengajarkan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, keadilan, dan saling menghormati. Oleh karena itu, moderasi beragama berupaya mengembalikan fokus pada inti ajaran agama yang mengedepankan kemanusiaan dan perdamaian. Sikap ini penting untuk mencegah penyalahgunaan agama sebagai alat untuk memecah belah masyarakat atau menjustifikasi tindakan kekerasan.

Indonesia, dengan enam agama resmi yang diakui negara, memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga kerukunan. Meski Pancasila sebagai dasar negara telah menetapkan nilai-nilai toleransi dan persatuan, masih ada kelompok-kelompok tertentu yang cenderung mengedepankan eksklusivitas dan menolak keberadaan agama lain. Konflik berbasis agama yang pernah terjadi menunjukkan pentingnya moderasi sebagai pendekatan untuk menciptakan ruang dialog dan pemahaman bersama.  

Dalam kontek fundamentalisme agama, maka untuk menghindari disharmoni perlu ditumbuhkan cara beragama yang moderat, atau cara ber-Islam yang inklusif atau sikap beragama yang terbuka, yang disebut sikap moderasi beragama. Moderasi itu artinya moderat, lawan dari ekstrem, atau berlebihan dalam menyikapi perbedaan dan keragaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun