Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, agama, suku, dan bahasa. Keberagaman ini adalah kekayaan yang menjadi identitas bangsa, tetapi di sisi lain juga membawa tantangan besar, terutama dalam menjaga keharmonisan sosial. Perbedaan keyakinan sering kali menjadi sumber gesekan, terutama ketika dipicu oleh intoleransi, fanatisme, atau ekstremisme. Dalam konteks ini, moderasi beragama menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak. Â
Moderasi beragama adalah pendekatan yang menekankan sikap tengahan dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama. Konsep ini bertujuan untuk mencegah dua sikap ekstrem yang dapat merusak harmoni sosial: radikalisme yang cenderung menggunakan kekerasan atas nama agama dan liberalisme yang melonggarkan nilai-nilai keimanan secara berlebihan. Moderasi agama menawarkan solusi yang seimbang, yang mengedepankan toleransi, kerja sama, dan penghormatan terhadap perbedaan. Â
Pentingnya moderasi beragama semakin dirasakan dalam era globalisasi dan digitalisasi. Informasi yang beredar dengan cepat melalui media sosial sering kali menjadi alat penyebar kebencian, disinformasi, atau provokasi berbasis agama. Situasi ini dapat memicu polarisasi di masyarakat dan melemahkan rasa persatuan. Tanpa sikap moderasi, keberagaman yang seharusnya menjadi kekuatan justru berpotensi menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa. Â
Pemerintah, tokoh agama, dan berbagai elemen masyarakat memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi beragama. Melalui pendidikan, dialog antaragama, dan kampanye kesadaran publik, nilai-nilai moderasi dapat ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Moderasi beragama bukan hanya menjadi solusi untuk menjaga harmoni di tengah keberagaman, tetapi juga menjadi pilar untuk memperkuat persatuan nasional di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. Â
Dalam keragaman bangsa Indonesia, secara historis dan sosiologis agama Islam dianut mayoritas bangsa Indonesia, namun jika dilihat tingkat provinsi atau daerah, misalnya kabupaten/ kota maka terdapat agama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghuchu yang menjadi mayoritas di lingkungan tersebut. Fakta dan data keragaman agama- agama di Indonesia menunjukkan bahwa
keragaman agama ini merupakan mozaik yang memperkaya khazanah kehidupan keagamaan di Indonesia, namun di sisi lain keragaman agama juga mengandung potensi ancaman bagi persatuan Negara Republik Indonesia. Disinilah diperlukan keterlibatan seluruh warga masyarakat dalam mewujudkan kedamaian.
Indonesia sebagai sebuah Negara multi- kultural dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia dan memiliki keragaman etnik, budaya, bahasa, dan agama juga menjadi masalah untuk terwujudnya keharmonisan dan kenyamanan beragama, oleh karena itu, disamping bekerja sama dengan para ahli yang mempunyai perhatian terhadap masalah multikultural, para penyuluh agama sebaiknya juga mulai memikirkan untuk memberikan informasi mengenai multikulturalisme kepada berbagai lembaga, badan, dan organisasi kemasyarakatan untuk bersama-sama membangun kesadaran multi-kultural.
Moderasi Dalam Keragaman Agama di IndonesiaÂ
Moderasi dalam keragaman agama juga tercermin dalam prinsip hidup berdampingan dengan damai. Semua agama pada dasarnya mengajarkan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, keadilan, dan saling menghormati. Oleh karena itu, moderasi beragama berupaya mengembalikan fokus pada inti ajaran agama yang mengedepankan kemanusiaan dan perdamaian. Sikap ini penting untuk mencegah penyalahgunaan agama sebagai alat untuk memecah belah masyarakat atau menjustifikasi tindakan kekerasan.
Indonesia, dengan enam agama resmi yang diakui negara, memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga kerukunan. Meski Pancasila sebagai dasar negara telah menetapkan nilai-nilai toleransi dan persatuan, masih ada kelompok-kelompok tertentu yang cenderung mengedepankan eksklusivitas dan menolak keberadaan agama lain. Konflik berbasis agama yang pernah terjadi menunjukkan pentingnya moderasi sebagai pendekatan untuk menciptakan ruang dialog dan pemahaman bersama. Â
Dalam kontek fundamentalisme agama, maka untuk menghindari disharmoni perlu ditumbuhkan cara beragama yang moderat, atau cara ber-Islam yang inklusif atau sikap beragama yang terbuka, yang disebut sikap moderasi beragama. Moderasi itu artinya moderat, lawan dari ekstrem, atau berlebihan dalam menyikapi perbedaan dan keragaman.Â
Dalam melihat dan menyelesaikan satu persoalan, Islam moderat mencoba melakukan pendekatan kompromi dan berada di tengah-tengah, dalam menyikapi sebuah perbedaan, baik perbedaan agama ataupun mazhab, Islam moderat mengedepankan sikap toleransi, saling menghargai, dengan tetap meyakini kebenaran keyakinan masing-masing agama dan mazhab, sehingga semua dapat menerima keputusan dengan kepala dingin, tanpa harus terlibat dalam aksi yang anarkis.
Moderasi harus dipahami ditumbuh- kembangkan sebagai komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan yang paripurna, di mana setiap warga masyarakat, apapun suku, etnis, budaya, agama, dan pilihan politiknya mau saling mendengarkan satu sama lain
serta saling belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan di antara mereka. Untuk mewujudkan moderasi tentu
harus dihindari sikap inklusif. Menurut Shihab bahwa konsep Islam inklusif adalah tidak hanya sebatas pengakuan akan kemajemukan masyarakat, tapi juga harus diaktualisasikan dalam bentuk keterlibatan aktif terhadap kenyataan tersebut. Sikap inklusiv-isme yang dipahami dalam pemikiran Islam adalah memberikan ruang bagi keragaman pemikiran, pemahaman dan perpsepsi keislaman.
Penerapan moderasi beragama di Indonesia dapat dilakukan melalui berbagai cara. Pendidikan menjadi salah satu pilar utama dalam menanamkan nilai-nilai moderasi sejak dini. Kurikulum yang memuat materi tentang toleransi, pluralisme, dan penghormatan terhadap perbedaan dapat membantu generasi muda memahami pentingnya hidup berdampingan di tengah keberagaman. Selain itu, tokoh agama juga memegang peran strategis sebagai panutan yang dapat menyebarkan pesan-pesan damai dan toleransi. Â Â
Secara keseluruhan, moderasi beragama bukan hanya menjadi solusi untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat yang plural, tetapi juga menjadi fondasi untuk membangun bangsa yang kuat dan bersatu. Dengan mengedepankan sikap moderat, masyarakat Indonesia dapat terus hidup berdampingan dalam damai, saling mendukung, dan menghormati satu sama lain, meskipun berbeda agama dan keyakinan. Moderasi beragama adalah kunci untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai negara yang rukun, adil, dan makmur di tengah keberagamannya.
Referensi :
Pengembangan Kompetensi Penyuluh Agama pada Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI dalam Memelihara Kerukunan Umat Beragama. Tangerang: Young Progressive Muslim
Darlis. (2017). Mengusung Moderasi Islam di Tengah Masyarakat Multikultural. Rausyan Fikr, Vol.13 No. 2 Desember, 225-255
Shihab, A. (1999). Islam Inklusif. Bandung: Mizan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H