Mohon tunggu...
Muh Azhar Mubarak
Muh Azhar Mubarak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa program studi bimbingan dan konseling

Eksplorasi berdasarkan peluang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berebut Momentum 10.10

10 Oktober 2024   12:29 Diperbarui: 10 Oktober 2024   12:31 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu kebanggan tersendiri bagi kalangan akademsi, peraktis, penggiat kemanusiaan. Hari ini pada tanggal 10 Oktober diperingati sebagai hari kesehatan mental. Kesehatan mental menjadi perhatian serius dari tahun-ketahun, meskipun aktif dikampanyekan maupun diimplementasikan, nampaknya kesehatan mental (kesejahteraan psikologis) masih perlu disitematiskan dengan baik, agar mampu terealisasi diberbagai kalangan manusia.

Momentum kesehatan mental diberbagai lembaga formal dan informal ditanggapi degan kegiatan positif, seperti diskusi ilmiah, kampanye dalam bentuk aksi sosial kemanusiaan, bahkan melakukan kritik ilmiah dengan mengadakan conference atau dalam bentuk call paper. Sayangnya momentum ini tidak hanya dikampanyekan pada kalangan akademisi saja, yang mengherankan adalah pasar produksi juga mengkampanyekan momentum ini melalui minat komsumsi konsumen.

Pertanyaannya mengapa terjadi dualisme pada momentum tanggal 10.10, yang saya istilahkan berebut momentum 10.10. Ternyata setelah saya menyikapi dengan cermat, yang mendasari terjadinya perebutan momentum 10.10, adalah penggunaan tanggal dan bulan yang menarik hati bagi khalayak umum. Sehingga plaform media sosial, utamanya yang melakukan penjualan online akan mengbranding tampilan mereka, dengan cara mengajak para konsumen untuk memenuhi kebutuhan meraka, dengan cara mengklaim atau memberikan reward terhadap diri sebagai bentuk kesehatan mental.

Paradigma kesehatan mental yang keliru

Sebagaimana yang telah dijabarkan, kita perlu berpikir, secara anlitis kritis menyikapi kesehatan mental. Pada intinya kesehatan atau kesejahteraan manusia memiliki dua aspek psikis dan fisik, pada momentum 10.10 dalam hal ini adalah hari kesehatan mental, yaitu fokus pada kesejahteraan psikis. Sehingga bisa diberikan kesimpulan, kesehatan mental ialah suatu kedaaan psikologis yang memberikan dampak positif bagi individu dan terbebas dari problematika psikis. jadi dengan melakukan branding membeli hal-hal yang bersifat fisik dalam konsep kesehatan mental perlu dipertimbangkan. Karena fokus utama dari kesehatan mental terletak pada kesejahteraan emosional, psikologis dan sosial.

Momentum 10.10 yang dilakukan media sebagai bentuk simpatisan, dengan cara menawarkan produk dengan harga murah, kualitas yang baik, serta efisien menurut bahasa produsen, perlu diperhatikan bagi konsumen. Apakah momentum ini digunakan untuk keperluan psikologis atau kebutuhan fisik yang notabenya tidak bersifat urgen. Oleh karena itu, mari kita mengedukasi diri kita secara khusus bahwa, kesehatan mental ialah, suatu tindakan yang dilakukan guna mensejahterakan aspek psikologis individu.

Tips dan trik mewujudkan kesehatan mental

Beberapa terik bisa diimplemntasikan dan diterapkan terdiri dari 1. Membentuk self love, pembentukan self love penting dalam mewujudkan kesehatan mental, hal ini disebabkan oleh penerimaan dan rasa mencintai diri sehingga aspek aspek yang dirasa mengganggu dalam diri dapat diterima dengan baik. Lankah melakukan self love meliputi; yakin terhadap potensi diri, menganggap diri sebagai karunia tuhan yang memiliki kebaikan, memberikan sugesti dan afirmasi yang baik bahwa diri saya berhak dicintai.

2. Mengelola emosional (stress, cemas, emosi,takut, dan sebagainya), pengelolaan emosional perlu diperhatikan dalam momentum kesehatan mental. Emosional yang buruk memberikan dampak negative terhadap kebiasaan kita, emosional disini perlu dilakukan dengan berbagai cara terganttung dengan kenyamanan kita, beberapa cara yang bisa digunakan seperti memindahkan titik fokus yang semula negative kepada positif, memperbanyak intropeksi diri, dan meningkatkan kesabaran.

3. Senantiasa melakukan komunikasi yang interaktif dan bersifat membangun, komunikasi yang positif memberikan afirmasi positif bagi kesehatan mental individu, komunikasi yang interaktif bisa sebagai serana untuk membangun relasi, atau memecahkan sebuah problem yang dihadapi, dengan demikian komunikasi yang terbangun secara interaktif mampu memcahkan suasana yang semu kepada situasi yang bersifat ceria, hal ini dapat berkontribusi terhadap penyikapan individu terhadap kesehatan mental.

4. Membangun kebiasaan positif seperti melakukan olah raga, membaca buku, ataukah melakukan traveling singkat, kebiasaan yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan mental, kebiasaan ini tentu didasarkan pada hobi individu, oleh karena itu jika beberapa strategi memperoleh kesehatan mental tidak maksimal maka dianjjurkan untuk melaksanakan hobi individu yang bertujuan melakukan pengendalian psikis.

5.Melakukan pendekatan agama, kesehatan mental jika dilihat dari perspektif religiusitas memberikan dampak yang positif, hal ini disebabkan adanya pengakuan dari individu terhadap ketentuan tuhan, serta mampu membawa individu pada rana permohonan utamnya doa yang dipanjatkan untuk memberikan support, pendekatan agama seyogyanya dilakukan untuk mewujudkan kesehatan mental dengan rasa kerendahan hati agar dapat memunculukan spirit baru dalam menyikapi problematika kesehatan mental yang dihadapi.

 5. Melakukan terapi dengan cara rileksasi, terapi rilekasis adalah langkah terakhir dalam mewujudkan kesehatan mental utamnya dalam bentuk kesejahteraan psikis. Terapi dan rilekasasi dilakukan apabila mengalami kondisi yang tidak memungkinkan diselesaikan dengan sendirinya, sehingga memerlukan bantuan profesiona, teknik yang bisa ditawarkan yaitu melalui psikolog atau melalui konseling, serta peraktik terapi lainya yang berlisensi tujuanya agar hasil yang dicapai maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun