Tujuan tersebut, menenurut Anindito, hanya akan bisa tercapai jika anak-anak terpapar oleh buku-buku yang bagus. Jika tidak pernah mengenal buku bacaan bagus, anak-anak tidak akan pernah suka membaca. Membaca bukan habit alamiah manusia, melainkan harus diupayakan secara sistematis.
Beberapa hal yang telah diupayakan oleh Badan Standar Kurikulum antara lain membuat penjenjangan buku dari tingkat mula hingga lanjut, menyusun daftar buku fiksi maupun non-fiksi untuk setiap jenjang, menerjemahkan cerita dari berbagai bahasa daerah, dan mengirimkan labih 2,7 juta eksemplar buku tersebut ke sekolah seluruh Indonesia. Daftar buku bacaan tersebut telah disusun, panduan penerapannya pun telah ditulis untuk memudahkan guru mengimplementasikan di dalam pembelajaran.
Selain meningkatkan minat baca, karya sastra begitu potensial untuk pendidikan karakter. Tidak akan cukup hanya pada buku pelajaran yang ada. Keterampilan empatik akan tercipta. Â Anak akan mampu melihat masalah secara lebih baik. Tidak gegabah untuk menghakimi orang lain yang berbeda pendapat.
Mendengar pemaparan Anindito, saya merasa yakin, 10-20 tahun mendatang, Indonesia akan memiliki banyak sastrawan yang karyanya mampu bersaing secara global.
Booster yang diberikan oleh Kemendikbud ini tidak-main-main. Rekomendasi buku bacaan dan panduan penerapannya mencapai 700-an halaman. Cek saja menu Sastra Masuk Kurikulum pada website buku.kemendikbud.go.id.
Terdapat  40-an judul buku rekomendasi untuk jenjang SD, jenjang SMP berisi 20-an, SMA berisi 100-an buku. Buku-buku itu dikuratori oleh ahli sastra, sastrawan dan pegiat sastra, sebanyak 17 orang. Eka Kurniawan, sastrawan kita, yang bukunya sudah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa asing itu, yang namanya diperhitungkan di kancah sastra dunia itu, ikut juga terlibat di dalamnya.
Hadirnya Eka Kurniawan, bagi pandangan saya, cukup melegitimasi, kiranya buku rekomendasi Kemendikbud RI ini adalah buku lokal yang tidak main-main dalam pemilihannya. Saya sendiri pun berharap bisa memiliki masing-masing satu eksemplar buku rekomendasi Kemendikbud ini.
***
Setelah Anindito tampil, video-video kebermanfaatan sastra diputar. Siswa, guru, orang tua, penulis, dan psikolog memberikan testimoni; pendeknya sastra itu luar biasa. Saya pun percaya itu.
Acara berlanjut menyuguhkan tampilan praktik baik dari jenjang SD sampai SMA. Tampilan pertama SDN Banyuripan Bantul menyuguhkan Wayang Bayangan yang diadaptasi dari karya sastra yang berjudul Mata Dan Rahasia Pulau Gapi karya Okky Madasari.