Hampir sama dengan bad attitude nomor tiga, hal yang bisa kita lakukan yakni abaikan perkataannya. Jangan sesekali meminta untuk diajak ke acara yang telah disusun.Â
Ubah pola pikir bahwa Anda bukanlah orang lemah. Atur perencanaan dengan teman lain atau keluarga sebagai jawaban jika tanpa mereka Anda pun bisa bersenang-senang.Â
Kelima, hobinya merendahkan orang lain. Bad attitude miliki ciri bahwa dirinya super paling benar. Mengunggulkan dirinya tanpa diminta atau ditanya orang lain. Karakter ini menjadi habit disebabkan efek sosial. Peran pengaruh sosial begitu besar terhadap pembentukan attitude. Munculnya perilaku ini tidak hanya dipengaruhi oleh salah satu objek. Attitude juga sering muncul karena adanya kumpulan objek yang memunculkan attitude menjadi lebih agresif.Â
Sebagai contoh, misalnya Si A hobi merendahkan orang lain bukan karena ada objek yang membuatnya kuat, tapi karena orang-orang di sekitarnya dan yang setipe dengan A juga punya sikap meremehkan.Â
Cara menghadapi teman bad attitude ini:
- Kelola situasi, jangan langsung bereaksi. Tenangkan diri, tarik napas perlahan. Lebarkan senyum di pipi dan kembalilah pada rutinitas.
- Jangan membalas kata-katanya. Kenapa? Karena target orang merendahkan kita ingin melihat respon target. Mereka akan semakin gembira dan ciptakan hal baru lagi untuk merendahkan Anda.Â
- Sebisa mungkin, jangan menaruh sakit hati padanya. Maafkan atas segala yang telah dilakukan.Â
- Yakinlah bahwa Anda mampu melewatinya, maka tidak perlu gugup saat berpapasan.
Keenam, baper hal sepele. Orang baperan sering disebut Highly Sensitive Person (HSP). Tidak bisa diajak gurau. Menanggapi sesuatu dengan serius. Tipe ini sulit menerima perubahan secara tiba-tiba, maka pengambilan keputusan pun agak melambat. Sensitif cukup tinggi membuat dia terbelenggu pada over thinking.Â
Sejujurnya bad attitude ini dapat dinormalkan melalui sharing ke orang lain. Selain itu, tingkatkan kesibukan. Beri tips kepadanya supaya memulai membiasakan diri merespon dengan logika. Baper erat dengan emosi, maka musuhnya adalah logika. Kenalkan sumber literasi yang bisa dijadikan referensi jika menjadi baperan akan merugikan diri sendiri. Ajak bergabung berorganisasi dapat juga dijadikan solusi atasi bad attitude.
Bad attitude sejujurnya tercipta karena beberapa hal. Dilatar belakangi oleh kondisi, sifatnya dapat berubah, dipengaruhi kehidupan sosial, dan adanya motivasi.Â
Mari kontrol diri untuk terhindar dari bahayanya bad attitude terhadap kesehatan psikologis. Ciptakan hubungan baik antar teman maupun pimpinan pada lingkungan kerja.Â
Sebaik-baik manusia yang beruntung adalah mereka yang berguna untuk orang lain. Mulailah sekarang dari diri Anda, hindari toxic!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H