d. Punyai komunitas blogger pelajarÂ
Sejak dua bulan ngompasiana, saya tertarik dirikan komunitas blogger guru dan pelajar. Empat kelas dengan jumlah per kelas 32 siswa. Â Sebagai pengajar di SMP mata pelajaran bahasa Indonesia, saya awali praktik kenalkan blog dengan menggandeng materi puisi, setiap siswa menulisnya lalu dipublikasikan ke blog masing-masing. Tidak menyebut merek platform lain, tetapi banyak yang tertarik ke Kompasiana. Hingga ada dua kelas sampai saat ini sudah duduk di bangku SMA aktif ngompasiana.Â
Untuk menularkan terjun menjadi blogger ke guru satu rumpun maupun lintas mapel bahkan lintas sekolah sudah saya lakukan. Alhamdulillah, semakin hari semakin bertambah. Mereka tidak sekadar lampirkan penugasan atau blog sebagai kumpulan portofolio belaka, namun alih fungsi lambat laun dengan sendirinya mampu terbitkan beragam artikel. Baik bersentuhan tentang pendidikan maupun topik lainnya.
APEL B (Aku pelajar Blogger) demikian saya namai komunitas tersebut. Terjadwal satu minggu sekali anggota komunitas bertatap muka. Saling membahas isu terkini, cermati ulasan teman dan tak lupa hasil artikel selain diunggah di Kompasiana, tulisan terbaik akan tayang di web sekolah. Artikel tentang APEL B saya kemas pada tulisan "Contoh Best Practice Bahasa Indonesia".Â
Keuntungan lainnya, salah satu siswa saya didapuk mewakili seluruh SMP negeri maupun swasta se-Kabupaten Gresik pada kegiatan panen raya guru penggerak bulan Agustus lalu. Piawainya dia mengulas film Korea mendapat apresiasi dari seluruh pengunjung. Gegara komunitas tersebut, saya mewakili teman guru penggerak lainnya menjadi salah satu nara sumber tentang APEL B.
e. On progress hasil ngompasiana akan dibukukan
"Menulislah sebagai warisan anak cucu" tagline yang sering saya gaungkan kepada rekan sejawat. Di sela-sela saya mengajar, saya berusaha menemukan ide kemudian dikembangkan lewat tulisan. Sebetulnya fase menulis jika sudah membudaya akan semulus jalan tol tuk ketikkan huruf satu ke huruf lainnya. Meski masih amatir, besar harapan saya belajar literasi di Kompasiana terus berlanjut. Sebagai bentuk duplikasi karya, saya sedang berupaya dan berikan tempat kedua yakni buku. Kumpulan artikel  'layak' baca segera saya pilah untuk naik editor dan percetakan. Tahun depan insyaAllah ready! Impian berikutnya tagline "Setiap satu tahun ngompasiana, muncullah satu buku baru".
Sebetulnya masih banyak keuntungan terselip ngeblog di Kompasiana, kiranya lima hal di atas sudah mewakili. Tiba saatnya menimbang kerugian, memang ada ruginya?Â
Kerugian satu tahun ngompasiana?