Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menimbang Untung Rugi Setahun Ngeblog di Kompasiana

10 Desember 2023   20:20 Diperbarui: 10 Januari 2024   17:13 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang kreator blog (Dokpri)

Kegiatan nimbang membuahkan dua perspektif antara raih keuntungan atau sebaliknya alami kerugian. Manusia dikatakan beruntung jika hari ini jauh lebih baik dari kemarin. Kiranya itulah landasan jari ini menari di keyboard tepat dua belas bulan gabung keluarga Kompasiana. 

Selayang pandang, saat itu awal Desember 2022, ketika saya berkutat pada tumpukan tugas pelatihan Guru Penggerak Angkatan 7. Fasilitator dapat verifikasi nilai dengan syarat salah satu tugas wajib diunggah pada web pribadi maupun blog. Karena awam perihal blog, saya berinisiatif memburu blog yang sekiranya mempermudah dalam penugasan. Dua platform blog pribadi sudah saya kantongi, baru tereksekusi pada langkah buat akun. Ibarat belum jodoh, maka kata abai saya sematkan.  Menurut saya perlu tantangan tuk kelola blog.  Sepi jika bersolo karier.

Sementara tenggat waktu pengumpulan tugas di depan mata, panik menyerang. Hingga akhirnya saya temukan Beyond Blogging Kompasiana. Kenapa Kompasiana? Bukan hanya kepepet waktu, tapi setelah saya telisik  bahwa Kompasiana blog yang saya maui. Template blog ringan dan satu lagi fasilitas fitur bahasa Indonesia. Melambangkan bahwa bahasa Inggrisku di titik rendah.

Perjalanan ngeblog di Kompasiana

Terhitung tulisan pertama  hingga ke-50 merupakan lampiran tugas. Total terdapat 40 ulasan tentang guru penggerak, lima tulisan terkait perangkat pembelajaran serta menyisakan lima lagi yakni tugas pelatihan PembaTIK 2023 level 1 (program Kemendikbudristek bertujuan untuk memperkuat pendidikan digital dan memberdayakan guru sebagai pemimpin teknologi). 

Usai tamat dari kedua pelatihan bak mati suri, ide apa kiranya yang dapat saya tampung di Kompasiana. Mulailah saya klik satu per satu fitur di blog ini. Ikut nimbrung di komunitas Kompasiana, Kompasianer Pendidik, dan Ladiesiana. Menggelitiki apa yang disebut headline, terpopuler, topik pilihan, dan beberapa program unggulan. Mulai nggeh apa yang dimaui Kompasiana, saya bertekat nyambung tulisan ke-51 tentang Pamongan, berlanjut belajar ngulas lagu Gilga yang sedang naik daun  "Nemu". Hingga saat ini baru 80 tulisan yang tayang. 

Laksana lomba running, setiap putaran adalah capaian detik. Sama halnya ngeblog di Kompasiana, menjadi Kompasianer saya mengalami berbagai fase atau lintasan. Putaran capaian tertinggi pada artikel ke-26 "Pemetaan Aset Daerah dalam Ruang Kolaborasi Modul 3.2." simbol mata terpampang angka 30468. Meski polosan belum punyai embel-embel pilihan maupun utama. Girang bukan main ketika artikel ke-53 menghuni kategori headline utama. Lalu bagaimana capaian putaran paling sedikit viewer? Puisi "Mantapkan hati" jawabannya. Hanya bertahan di angka 64 pembaca.

 

Artikel ke-26 (Dokpri)
Artikel ke-26 (Dokpri)

Sebagai blogger pemula, saya sadar diri akan kekurangan. Rangkaian huruf pada kolom nulis perlahan antarkan saya pada pribadi waspada dan hati-hati jika mau berliterasi. Mari kita urai untung rugi ngeblog di Kompasiana atau istilah para kompasianer adalah ngompasiana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun