Wah, tak asing dengan sekelompok para gamer ini. Mereka biasanya tidak pandang latar tempat. Â Leluasa mabar (main bareng) di rumah kemudian berlanjut keesokan harinya di kelas. Asyik terus yang penting bisa menang, hingga ada salah satu guru menegur, telinganya seolah tak berfungsi. Otak fokus pada games, kepekaan lingkungan tidak digubris. Para gamer ini cenderung cuek terhadap empati dan simpati. Sikap egois menjalar pada kejiwaan si anak.
Salah satu alternatif guna menanggulangi gamer yakni HP disimpan dalam laci selama pelajaran. Minimnya penggunaan HP sewaktu jam pelajaran akan mengantarkan para gamer lebih cermati apa yang terjadi di dalam kelas.
Si Rajin
Tipe satu ini tidak hanya berlaku bagi siswa perempuan saja. Laki-laki pun banyak ditemukan dengan julukan Si rajin. Rajin piket kelas, rajin merapikan dan menyampuli buku, rajin mengerjakan PR. Tetapi dijumpai pula ada Si rajin menggerutu, nah bagaimana menyikapinya? Guru akan melakukan diskusi kecil terhadap siswa yang sering menggerutu bahkan tanpa sebab. Cari akar permasalahan, jika terbiasa berbudaya buruk di rumah, maka wali kelas segera mengorek data kepada orang tua siswa guna menemukan solusi. Setidaknya gerutu yang sering dilontarkan dapat terkikis sedikit demi sedikit.Â
Tukang Lawak
Bakat bawaan lawak nyatanya ditemukan pada kelas ini. Ide konyol yang sering terlontarkan membuat tawa berkepanjangan di sela-sela pelajaran. Mau nahan senyum pun juga ambrol seketika. Tukang lawak tidak hanya pada verbalnya saja, tapi didukung dengan gestur dan postur tubuh menggemaskan membuat siswa satu kelas merasa menonton dagelan.
Religius
"Yuk salat dulu."
"Mari teman-teman kita literasi Surat Al Waqiah bersama-sama."
Kiranya contoh dua kalimat tersebut selalu menemani Si religius. Sifat agamis menjadi ciri khas tersendiri. Tutur kata yang santun. Menghormati guru, jalan dengan menunduk, menyerukan ajaran agama wajib maupun sunnah. Pasca sekolah, Si religius miliki jadwal rutin untuk menggali ilmu menuju rumah tahfidz guna murojaah hafalan Al quran.Â
Upaya sekolah agar tipe religius senantiasa tidak luntur dan dapat diikuti semua siswa, maka diadakannya kegiatan Qurani yakni BTQ (Baca Tulis Al Quran) metode Bil Qolam. Selain itu bergabung dalam jaringan remaja mushola sekolah, rupanya menjadi keharusan tersendiri bagi para siswa religius.