Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Seberapa Penting Peringati Hari Ayah: Kisah Anak Disabilitas

12 November 2023   11:05 Diperbarui: 5 Desember 2023   18:44 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain canva (Dokpri)

Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tabrani dari sahabat Jabir mengatakan, 

"Saat aku menemui Nabi Muhammad SAW dan aku temui beliau sedang berjalan empat kaki (main kuda-kudaan) dan di atas punggungnya ada Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain dan Rasullah pun bersabda 'sebaik baiknya unta adalah unta kalian berdua (Rasulullah) dan sebaik-baik orang adil adalah kalian berdua". (Al Hadits)

Gambaran bermainnya Nabi dicontoh pula oleh Pak Di, meski tidak bermain kuda-kudaan. Untuk membuat Marti tersenyum, biasanya Pak Di berlagak menjadi monyet sambil melompat-lompat. Atau sekadar main boneka dengan Marti. Sepintas apa yang dilakukan Pak Di sepele, tapi dibalik semua itu kunci keberhasilan senyum Marti sangatlah berharga. Capaian keluarga harmonis tidak harus lengkap ada ayah, ibu, dan anak. Kenyataannya Pak Di dan Marti dapat dibilang keluarga harmonis melalui metode permainan simple Pak Di.

Kelima, mengajarkan pendidikan agama

Keterbatasan Marti tidak mengurungkan niat Pak Di dalam mengajarkan salat. Cara berwudu, berdoa, merawat diri, sampai tata cara mandi wajib. Bekal ilmu dari guru ngajinya dulu, Pak Di selalu mengingatkan Marti untuk salat berjamaah. Pak Di rela tidak jamaah di masjid, rumahnya ibarat masjid dengan seorang makmum bernama Murti. Doa sapu jagat, artinya "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka". Doa tersebut menjadi teman sejati bagi Pak Di dalam limpahan doa-doa lainnya.  

Simpulan kisah Marti dan sosok ayahnya, menjawab judul yang sudah saya lampirkan di atas. Kehadiran ayah sangatlah penting dalam tatanan sosial normal maupun 'istimewa' seperti Marti. Sampai dengan saat ini saya ulas kisahnya, Marti dan Pak Di hidup damai bergelimang  berkah dari Allah. Berkah kecukupan dalam bentuk nominal, diberikan kekuatan cukup bagi mereka untuk saling support dalam mengarungi putaran jarum jam. Berkah Desa Sukorini dalam momong Marti tanpa menghilangkan rasa hormat kepada Pak Di. 

Teruntuk Pak Di "Selamat Hari Ayah 2023", salam sehat dari Muharningsih keponakanmu.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun