2. Kelas ahli
a. Digital
produk yang dihasilkan berupa film pendek, vlog, dan video musikalisasi puisi. Melibatkan warga sekolah dan masyarakat sekitar dalam pembuatan produk di kelas aksi digital ini. Konten yang disuguhkan pada kelas aksi vlog meliput fasilitas, konflik, serta budaya positif di lingkungan sekolah, bahkan ada kelompok yang menguak bullying. Adapun film pendek terdiri dari 5 kelompok. Satu kelompok mengambil latar di luar sekolah dan selebihnya memanfaatkan lokasi sekolah. Konflik demokrasi seperti suap menyuap pemilihan ketua kelas, perjudian, adiwiyata, dan juga perundungan serta gamer. Kelas aksi digital lainnya yakni musikalilsasi puisi, selain menjadi kelas nondigital, kelompok ini dapat menyuguhkan tampilan dua versi. Mengangkat tema perundungan, tim ini menjadi satu-satunya kelas dengan branding kearifan lokal. Pasalnya musik yang digunakan sebagai media instrumen  penyampai pesan puisi menggunakan gamelan.
Produk digital dapat dinikmati melalui youtube UPT SMP Negeri 3 Gresik
b. Nondigital
Aksi nyata selanjutnya yakni kelas nondigital membuahkan produk makalah, poster, lukisan, dan scrab book. Kegiatan literasi sudah nampak pada P5 tahap 1, hal ini dibuktikan dengan lebih dari 30 siswa yang bergabung. Sesuai tema kegiatan, salah satu judul makalah dikemas apik " Kenakalan Remaja Peserta Didik UPT SMP Negeri 3 Gresik". Lalu siapa sajakah yang terlibat didalamnya? Untuk menjabarkan kenakalan remaja tentunya peserta projek mengolah data dari guru BK, wali kelas, wali murid, kesiswaan, dan siswa. Berikutnya kelas aksi poster dan lukisan. Hobi dengan warna dan ilustrasi yang tinggi tak memudarkan siswa-siswa untuk menuangkan ide demokrasi pada selembar kertas maupun kanvas. Keluar sebagai pemenang dengan jumlah peserta terbanyak, kelas poster mampu menghasilkan gambar persuasif yang tidak kalah bersaing dengan lukisan. Skil anak- anak terasah atas keterlibatan bimbingan dari fasilitator ahli. Tak kalah menarik dari kelas sebelumnya. Kelas khusus untuk menggali potensi keuletan dan terampil menyajikan buku tiga dimensi, kelas scrab book menggotong nuansa vintage berbalut retro. Para pengunjung seolah terbawa nuansa era 60-an bercirikan item mode dan ornamen serba coklat pucat. Setiap lembaran buku menceritakan satu tema demokrasi, dan lagi-lagi tema booming bullying tetap menjadi juara dalam p5 kali ini.
Puncak muara demokrasi P5 tahap 1 pada kelas aksi nyata yaitu speak up dan galeri kelas. Pertunjukan masing-masing kelas aksi menjadi nilai tersendiri bagi siswa untuk mengukur kualitas produk yang dihasilkan. Umpan balik dari para pengunjung dijadikan barometer keberhasilan kelas, menjadi tolok ukur dan bersiap diri menuju P5 tahap 2.Â