Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kekerasan Siswa: Analisis Trauma Psikologi

30 September 2023   21:10 Diperbarui: 2 Oktober 2023   17:35 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Trauma anak. (Sumber: KOMPAS.ID/CHY)

Setiap orang pasti pernah mengalami trauma. Apa sebetulnya definisi trauma? Lalu apa ciri, penyebab, resiko, dan bagaimana cara pengobatnnya? 

Mari kita ulas kata trauma diimplementasikan dengan kondisi kekerasan oleh siswa yang sedang aktual pemberitaannya di dunia pendidikan tanah air. 

Jika ditelusuri sebab kekerasan terjadi dikarenakan kedua belah pihak yang sering kita sebut sebagai pelaku dan korban melakukan komunikasi dan interaksi tidak sehat atau sudah tak sejalan. 

Secara temporal trauma psikologi (TP) merupakan keadaan seseorang sebagai akibat kisah pilu atau buruk  yang terjadi di masa lampau. Saat mengalami TP, seseorang cenderung terganggu secara kesehatan mental, tiba-tiba cemas jika mengingat sesuatu hal terkait kejadian pilu tadi. 

TP bisa dialami oleh semua orang, tak terkecuali pelajar, baik dari jenjang PAUD, TK, SD, sampai SMA, bahkan hingga perguruan tinggi.

Ulasan ini mengingatkan saya pada salah satu pelajar yang saya tangani kasusnya, dikarenakan anaknya tidak mau disebutkan nama maka saya menggunakan nama samaran. 

Sebut saja namanya Bintang (bukan nama asli). Seorang anak laki-laki kelas 7. Disiplin tinggi, berprestasi, ramah terhadap teman dan guru, dan patuh kepada orang tua. 

Akhlakul karimah pada diri Bintang membuat kakak tingkatnya menunjukkan jiwa senioritas. Deva (nama samaran) iri hati melihat ketercapaian Bintang, seolah Bintang menjadi aktor utama dalam segala hal. Repotasi Deva terancam.  

Suatu saat ketika asrama tempat Bintang menimba ilmu sedang merayakan ulang tahun sekolahnya, tiba-tiba Bintang didatangi oleh segerombolan anak. Bintang dimasukkan kamar yang tidak ada penerangannya, kedua kaki dan tangan diikat. 

Terdengar suara Deva memerintahkan salah satu anak untuk memukuli Bintang. Tak puas dengan pukulan, Bintang dirundung secara verbal, diludahi, dan kemudian dilucuti pakaiannya. 

Gelak tawa dan ejekan sebagai tanda kegirangan Deva dan teman-temannya menjadikan Bintang semakin nelangsa. Kejadian tidak berhenti di situ. 

Pelaku Deva mengambil semprotan obat nyamuk untuk dikenakan alat vital Bintang. Posisi Bintang lemah, tidak bisa melawan mengingat banyaknya Deva cs mengelilinginya. 

Bintang hanya bisa merintih kesakitan. Pelaku meninggalkn ruangan. Kejadian tersebut diketahui oleh pengurus asrama. 

Kasus kekerasan ditangani bergulir berdasarkan aturan sekolah. Bintang mengalami TP akut. Bintang memutuskan untuk pindah sekolah. Sedangkan Deva juga dikenai sanksi boyong dari asrama.

Satu hal yang membuat saya sebagai guru dan seorang ibu berlinang air mata ketika orang tua Bintang tersendat bicaranya, mengambil napas dan jeda untuk bercerita tentang semporatan obat nyamuk tadi. 

Kini Bintang sudah masuk di perguruan tinggi namun traumatik yang dirasakan belum juga sembuh secara total. 

Kekerasan yang dilakukan Deva hanya berdurasi 20 menit, namun mengembalikan jati diri Bintang memerlukan 10 tahun lebih menuju proses panjang merayu TP menjadi mental yang sehat.

Berdasarkan cerita Bintang atau kasus kekerasan oleh siswa yang pernah saya tangani, saya akan menganalisis dari segi gejala, penyebab, faktor risiko,  pengobatan, dan perawatan rumah.

Gelaja Trauma

Ilustrasi Dampak Trauma pada Siswa (Dokpri)
Ilustrasi Dampak Trauma pada Siswa (Dokpri)

Hukum sebab akibat berlaku untuk TP. Trauma bisa juga sampai tingkat tertinggi yakni ancaman hilangnya nyawa. Adapun gejala trauma secara psikologis sebagai berikut.

a. Reaksi kesehatan mental

Reaksi ini bisa ditandai dengan kecemasan, mudah stres, penurunan daya ingat, terngiang secara berkelanjutan kejadian traumatik, dan merasa bahwa hidupnya sudah berhenti tanpa adanya orientasi masa depan.

Setelah duduk di bangku SMA, Bintang jauh dari kata ramah kepada siapapun. Prestasi yang bernah menggaungkan namanya sudah tidak diguluti lagi. hampir setiap hari dinyatakan terlambat masuk sekolah. 

Mudah putus asa jika ada panggilan dan bimbingan ke guru BK dan kesiswaan, dia tidak memiliki solusi terhadap dirinya. Asumsinya jika Bintang saat ini menjadi anak bermasalah maka urusan akan mudah dengan pindah sekolah.

b. Reaksi emosional, fisik, dan perilaku

Kata emosi menemani Bintang setiap hari. Jika tidak ada guru di kelas, dia terkesan tidak krasan bahkan lebih enjoy menyendiri. Tak ayal wali kelas menemukan rokok di tasnya. 

Rasa terisolir dari teman sekelasnya menjadikan Bintang akrab dengan aktivitas merokok. Jika dia cemas dan  mati rasa pada pelajaran yang tidak diminati, maka hanya ada dua pilihan untuk menghindarinya yaitu dengan tidur di kelas atau meninggalkan kelas.

Gangguan tidur merupakan reaksi perilaku bagi orang yang mengalami TP. Bintang sering kali susah untuk dibangunkan di pagi hari. Pola tidur nonnormal mengakibatkan pembiasaan aktivitas pagi menjadi malam hari dan sebaliknya. 

Selain gangguan tidur, Bintang juga merasakan kesulitan memikirkan hal positif yang dia miliki. Bahkan rasa percaya dirinya sudah musnah termakan traumatik. 

Penyebab trauma

Ada tiga macam penyebab trauma. Pertama, kejadian yang terjadi hanya sekali. Kedua, kejadian terus menerus berulang, dan ketiga adalah kejadian yang sering dianggap remeh.

Bintang masuk pada kategori pertama. Meski hanya terjadi satu kali dalam hidup Bintang, namun kejadian kekerasan yang dialami membuat perubahan psikologis yang sangat besar. Hal tersebut membuat potensi negatif pada diri Bintang sampai dia kelas 11.

Faktor risiko trauma

Pada dasarnya siapapun tidak terkecuali Bintang memiliki potensi yang sama besar untuk mengalami TP.  Namun orang akan semakin tidak stabil jika lingkungan sekitar tidak mendukung dengan bijak. 

Alhamdulillah Bintang mempunyai kedua orang tua dengan latar belakang agama, pendidikan dan sosial ekonomi mapan. Berada pada lingkungan agamis membuat Bintang tidak serta merta meninggalkan salat lima waktunya.

Dampak taruma berkepanjangan

a. Post-traumatic stress disorder (PTSD). Trauma ini menyebabkan stres jangka panjang. Jika seseorang mengalami fase ini ada baiknya bantuan medis segera dilakukan. 

b. Depresi.  Rasa takut dan cemas secara terus menerus merupakan ciri dari depresi. Dianjurkan jika depresi terjadi selama lebih dari dua minggu, maka segeralah menghubungi dokter.

c. Masalah kehidupan sehari-hari. Trauma akan menyebabkan tergangguan aktivitas keseharian. Jika penderita trauma belum bisa move on dari energi negatif, bisa menyebabkan masalah dengan orang-orang di sekitarnya.

d. Kecanduan rokok, alkohol, dan obat terlarang. Tidak dapat dipungkiri bahwa traumatik bisa menghantarkan seseorang menuju tempat pelarian dalam bentuk merokok yang bisa menghadirkan rasa nyaman dalam pikiran. Alkohol dan obat terlarang bisa dijadikan teman berbagi halusinasi bagi penderita. 

Hasil observasi pihak sekolah menyatakan bahwa Bintang mengalami semua dampak traumatik berkepanjangan, meskipun tidak terbukti menggunakan obat terlarang. 

Pengobatan trauma psikologi

a. Psikoterapi

Psikoterapi atau terapi psikologi merupakan salah satu metode yang paling efektif bagi penderita trauma. Psikoterapi inilah menajdi alternatif khususnya jika penderita sudah tidak bisa mengatasi trauma secara mandiri atau dengan bantuan orang terdekat.

Terdapat dua jenis psikoterapi.  Pertama, terapi perilaku kognitif (CBT). Kedua, terapi somatik (somatic experiencing therapy).

Pada CBT, Anda akan dibantu untuk menerima dan mengevaluasi pikiran dan perasaan Anda terhadap suatu kejadian traumatis. 

Sementara pada terapi somatik, penderita akan diajak untuk fokus terhadap sensasi yang dirasakan oleh tubuh terhadap peristiwa penyebab trauma. 

Dengan cara tersebut diharapkan mampu mengeluarkan energi berupa amarah, kekecewaan, kesedihan yang berkaitan dengan trauma.

b. Penggunaan obat-obatan. Terkadang obat-obatan mampu untuk mengatasi traumatik. Obat yang dikonsumi tentunya atas petunjuk dari dokter terkait. Selain obat, pemeriksaan dokter dilakukan secara berkala.

Perawatan rumahan untuk mengatasi trauma

Perawatan yang dilakukan Bintang yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah, makan teratur dan bergizi, menunaikan ibadah wajib dan sunah,menjaga pola tidur, rajin berolahraga, tetap berinteraksi dengan orang lain, dan mengembangkan minat serta bakat sesuai keterampilan yang dimiliki Bintang. Tak lupa Bintang senantiasa meminta doa kepada kedua orang tuanya.

Trauma psikologi memiliki alur yang panjang. Pengobatan serta perawatan yang dilalui juga perlu memerlukan kesabaran dan keuletan agar rasa traumatik akut menghilang secara bertahap. Hingga saat ini Bintang masih menjalani proses pemulihan trauma. 

Besar harapan saya terhadap respon setiap sekolah mengenai antibullying. Stop perundungan! Perundungan jenis apapun tidak dibenarkan. 

Galakkan gerakan antiperundungan dalam setiap aktivitas pembelajaran. Mari bangun mental dan psikologi siswa untuk terus sehat dan positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun