Setiap orang pasti pernah mengalami trauma. Apa sebetulnya definisi trauma? Lalu apa ciri, penyebab, resiko, dan bagaimana cara pengobatnnya?Â
Mari kita ulas kata trauma diimplementasikan dengan kondisi kekerasan oleh siswa yang sedang aktual pemberitaannya di dunia pendidikan tanah air.Â
Jika ditelusuri sebab kekerasan terjadi dikarenakan kedua belah pihak yang sering kita sebut sebagai pelaku dan korban melakukan komunikasi dan interaksi tidak sehat atau sudah tak sejalan.Â
Secara temporal trauma psikologi (TP) merupakan keadaan seseorang sebagai akibat kisah pilu atau buruk  yang terjadi di masa lampau. Saat mengalami TP, seseorang cenderung terganggu secara kesehatan mental, tiba-tiba cemas jika mengingat sesuatu hal terkait kejadian pilu tadi.Â
TP bisa dialami oleh semua orang, tak terkecuali pelajar, baik dari jenjang PAUD, TK, SD, sampai SMA, bahkan hingga perguruan tinggi.
Ulasan ini mengingatkan saya pada salah satu pelajar yang saya tangani kasusnya, dikarenakan anaknya tidak mau disebutkan nama maka saya menggunakan nama samaran.Â
Sebut saja namanya Bintang (bukan nama asli). Seorang anak laki-laki kelas 7. Disiplin tinggi, berprestasi, ramah terhadap teman dan guru, dan patuh kepada orang tua.Â
Akhlakul karimah pada diri Bintang membuat kakak tingkatnya menunjukkan jiwa senioritas. Deva (nama samaran) iri hati melihat ketercapaian Bintang, seolah Bintang menjadi aktor utama dalam segala hal. Repotasi Deva terancam. Â
Suatu saat ketika asrama tempat Bintang menimba ilmu sedang merayakan ulang tahun sekolahnya, tiba-tiba Bintang didatangi oleh segerombolan anak. Bintang dimasukkan kamar yang tidak ada penerangannya, kedua kaki dan tangan diikat.Â
Terdengar suara Deva memerintahkan salah satu anak untuk memukuli Bintang. Tak puas dengan pukulan, Bintang dirundung secara verbal, diludahi, dan kemudian dilucuti pakaiannya.Â