a. Reaksi kesehatan mental
Reaksi ini bisa ditandai dengan kecemasan, mudah stres, penurunan daya ingat, terngiang secara berkelanjutan kejadian traumatik, dan merasa bahwa hidupnya sudah berhenti tanpa adanya orientasi masa depan.
Setelah duduk di bangku SMA, Bintang jauh dari kata ramah kepada siapapun. Prestasi yang bernah menggaungkan namanya sudah tidak diguluti lagi. hampir setiap hari dinyatakan terlambat masuk sekolah.Â
Mudah putus asa jika ada panggilan dan bimbingan ke guru BK dan kesiswaan, dia tidak memiliki solusi terhadap dirinya. Asumsinya jika Bintang saat ini menjadi anak bermasalah maka urusan akan mudah dengan pindah sekolah.
b. Reaksi emosional, fisik, dan perilaku
Kata emosi menemani Bintang setiap hari. Jika tidak ada guru di kelas, dia terkesan tidak krasan bahkan lebih enjoy menyendiri. Tak ayal wali kelas menemukan rokok di tasnya.Â
Rasa terisolir dari teman sekelasnya menjadikan Bintang akrab dengan aktivitas merokok. Jika dia cemas dan  mati rasa pada pelajaran yang tidak diminati, maka hanya ada dua pilihan untuk menghindarinya yaitu dengan tidur di kelas atau meninggalkan kelas.
Gangguan tidur merupakan reaksi perilaku bagi orang yang mengalami TP. Bintang sering kali susah untuk dibangunkan di pagi hari. Pola tidur nonnormal mengakibatkan pembiasaan aktivitas pagi menjadi malam hari dan sebaliknya.Â
Selain gangguan tidur, Bintang juga merasakan kesulitan memikirkan hal positif yang dia miliki. Bahkan rasa percaya dirinya sudah musnah termakan traumatik.Â
Penyebab trauma
Ada tiga macam penyebab trauma. Pertama, kejadian yang terjadi hanya sekali. Kedua, kejadian terus menerus berulang, dan ketiga adalah kejadian yang sering dianggap remeh.