Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Guru - Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK KAB. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kematangan Sosial Emosional CASEL

20 Juni 2023   21:21 Diperbarui: 7 November 2023   05:06 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
XXI Gressmall (Dokrpi)

Menelusuri bentuk implementasi CASEL (Collaborative for Academic Social and Emotional Learning) pada kesempatan kali ini tidak terkait dengan subjek dan objek pendidikan. Namun akan saya terapkan pada film layar lebar yang sedang digandrungi banyak kalangan. Kurun waktu satu bulan belakangan, siapa yang tidak literat dengan "Hati Suhita". Film hasil adaptasi novel dengan judul yang sama itu mampu menggelitik hati saya untuk memboyong pada teori pembelajaran yakni Kompotensi Sosial Emosial (KSE). Bagaimana suguhan alur sebanding dengan kematangan pengelolaan KSE pada setiap aktor.

XXI Gressmall (Dokrpi)
XXI Gressmall (Dokrpi)

Yuk kita kenali siapa sajakah pemeran dalam Hati Suhita (HS)? Aktor kawakan Slamet Rahardjo dan Widyawati  turut mewarnai layar lebar ini. Mereka sebagai pasutri Mbah Kung dan Mbah Putri. Mengambil sosio masyarakat Jawa Timur sehingga julukan Mbah Kung dan Mbah Putri melekat pada lidah wong atau cah Kediri. Latar tempat diilustrasikan pondok pesantren Al Anwar di bawah pimpinan Kyai Hannan (David Chalik). Sementara anggota DPR RI juga turut menyukseskan HS, dia adalah Desy Ratnasari sebagai istri dari Kyai Hannan yang kemudian dipanggil Ummik. Arya (Wafda Saifan), Kang Darma (Ibrahim Risyad) dan Aruna (Devina Aurell) mereka sosok yang sangat pengertian terhadap sahabat. Turut andil juga mantan penyanyi cilik Josua Suherman sebagai Permadi. 

Tiga tokoh utama simbol perputaran roda HS diperankan oleh Nadya Arina sebagai Alina Suhita. Suhita membangun rumah tangga hasil perjodohan dengan putra sematang wayang Kyai Hannan. Di wilayah Jawa dan Madura panggilan untuk putra Kyai adalah Gus. Gus Birru dibintangi Omar Daniel. Dia memiliki pasangan hati sewaktu kuliah bernama Ratna Rengganis, diperankan oleh Anggika Bolsterli. 

Ilustrasi tokoh Hati Suhita (Dokpri)
Ilustrasi tokoh Hati Suhita (Dokpri)

Mari kita ulik sifat, karakter, tingkah laku, cara beretorika, dan bagaiamana tokoh-tokoh tersebut digambarkan ketika menghadapi segala problem hidupnya dengan melibatkan lima konsep KSE. Konsep-konsep tersebut dideskripsikan melalui percakapan tokoh ataupun adegan yang saya saksikan.

1. Pengenalan diri (self-awareness) berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menyadarkan dirinya sendiri mengenai batasan kekuatan dan kekurangan dirinya, sehingga orang yang memiliki kesadaran tinggi tidak akan mendzolimi dirinya.

a. Rengganis: menyadari bahwa dirinya tidak pantas sebagai menantu dari Kyai Hannan dan sebagai pewaris pimpinan Pondok Anwar Kediri.

 "Lebih enak sebutan Nyai Suhita dibanding Nyai Rengganis".

b. Gus Birru: malam pertama pascamenikah, Birru sudah menyadari dirinya jika menikah dengan Suhita hanyalah bentuk kasihan kepada Abah dan Ummik.

 "Mulai malam ini kita tinggal di kamar yang sama tapi aku tidak menyentuh kamu, karena aku tidak mencintaimu Alina Suhita".

c. Darma: memutuskan bahwa menikah bukan prioritas utama, alasan lain yang dia sadari bidikan hatinya yaitu Suhita sudah milik orang lain. Namun, ketika kemelut rumah tangga Suhita menerpa, Kang Darma seolah mendapatkan 'angin segar' yang berujung pada mengikhlaskan Suhita kembali kepada suaminya. 

"Saya akan janji kembali menjemputmu".

d. Suhita: menyadari dan terdapat keraguan terhadap dirinya ketika akan menikah.

" Menurut Mbah Putri, bisakah saya bisa menjadi istri yang baik"?

2. Manajemen diri (self-management) berkaitan dengan kemampuan mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diberbagai kondisi.

a. Suhita: mampu meredam rasa emosi yang mendalam ketika 7 bulan menikah dan tidak pernah mendapatkan kehangatan dari suaminya. Suhita pergi dengan Aruna ke ladang tebu, mencurahkan isi hati yang sedang berkecamuk. Suhita memosisikan diri  tidak meluapkan amarah di rumah ataupun pesantren.

"Aku masih perawan, Aruna! Gus Birru belum menyentuhku sama sekali".

b. Ummik dan Abah: mampu mengontrol emosi dan pikiran ketika mengetahui bahwa selama ini Birru bersikap tidak layak kepada istrinya sehingga Suhita pergi meninggalkan rumah.

(Abah menahan genggaman tangan untuk tidak melayangkan pukulan ke Birru)

c. Rengganis dan Birru: mampu berorganisasi untuk mengembangkan bakat serta membuat film dokumenter ala pesantren.

"Bagaimana kalau kita membuat proyek film sebuah pesantren" (Birru)

"Pesaantren mana yang mau dijadikan pilot projeknya"? (Rengganis)

3. Pengenalan sosial (self-awareness) berkaitan dengan kemampuan berempati terhadap orang lain dan mengambil perspektif dari berbagai sudut pandang. Berhubungan tentang bagaimana norma dan beretika perilaku dalam masyarakat.

a. Aruna: berempati kepada sahabatnya (Suhita) ketika melihat kondisi rumah tangganya yang semakin memburuk.

"Cerai saja dari Birru, karena kamu berhak untuk bahagia".

b. Suhita: menghormati pemikiran para santri baik secara feminisme ataupun maskulin. Tidak ada pemetaan gender. Perempuan boleh berpendapat, sama halnya dengan laki-laki.

"Kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam bekerja sama tanpa dibedakan satu dengan lainnya". 

4. Keterampilan membangun hubungan (relationship skill) berkaitan dengan kematangan seseorang untuk membangun dan memelihara suatu hubungan yang sehat baik dengan individu maupun kelompok.

a. Permadi: cara berkomunikasi Permadi dengan Birru sarat akan sejarah Jawa. Permadi menganalogikan Ken Dedes sebagai Pengabsah Monggo karena dapat memberikan keturunan yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin berkualitas.

"Oh ini to perempuan pengabsah mongso, kok kamu tidak memberitahuku"?

b. Darma: menawarkan diri untuk membantu Suhita ketika tahu rumah tangga sahabatnya itu dengan lumpuh.

"Hubungi aku jika membutuhkan bantuan"

c. Arya: mampu menahan tekanan sosial ketika melihat Birru mengejar Rengganis di stasuin kereta api.

(Arya membiarkan Birru menemukan Rengganis dan masuk dalam kereta api)

d. Suhita dan Ummik: Kematangan menjalin hubungan baik antara menantu dan ibu mertua. Membangun suasana bahagia ketika di meja makan.

"Jangan bilang Abah kalau bisnis cafenya masmu berkembang dengan baik yo Nduk".

5. Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab (responsible decition-making) berkaitan dengan kemampuan pilihan konstruktif yang benar dan cara bertindak sesuai etis, norma sosial dan keselamatan. 

a. Rengganis: menunjukkan kematangan sebagai seorang wanita tangguh dan agung untuk tidak memikirkan dirinya sendiri. Rela melihat Birru untuk mempertahankan rumah tangganya. Dia memutuskan melanjutkan hidup ke Belanda.

"Kamu wanita tangguh yang tidak pernah memikirkan dirimu sendiri" ucap Birru kepada Rengganis.

b. Birru: mengidentifikasi masalah dengan bijak dan berani untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.

"Maafkan aku Suhita, aku mencintaimu".

"Aku berjanji akan selalu menjagamu".

c. Suhita: mampu mempertimbangkan tanggung jawab dari keputusan yang diambil, saat Suhita datang ke rumah Mbah Putrinya.

"Dan jangan sampaikan masalah ini kepada Mbah Kakung".

d. Abah: mampu mempertimbangkan tanggung jawab dari keputusan yang diambil, saat menyetujui proposal film dokumenter di pesantren yang dipimpinnya.

Mengambil proposal dari Birru dan menandatanganinya.

Itulah analisis dari saya, tentunya masih banyak yang harus direview. Bagi yang belum menonton film hasil karya sutradara Archie Hekagery, yuk segera supaya bisa menambah referensi yang berdampak pada resensi atau ulasan film layar lebar tanah air.

Semoga bermanfaat, salam bahagia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun