KONEKSI ANTARMATERI MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
By: Muharningsih_Calon Guru Penggerak Angkatan 7_Kabupaten Gresik
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Program Pendidikan Guru Penggerak angkatan 7 sudah memasuki masa berakhirnya modul 2 tentang praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. Paket modul 2 ini terdiri dari tiga bagian modul yakni 2.1, 2.2, dan 2.3. Materi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa dapat diperoleh dari modul 2.1, adapun modul 2.2 mengenai pembelajaran sosial dan emosional. Di penghujung rangkaian modul 2 terdapat modul 2.3 tentang coaching supervisi untuk akademik. Program ini menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri-Eksplorasi konsep-Ruang kolaborasi-Demonstrasi kontekstual-Elaborasi Pemahaman-Koneksi antarmateri-Aksi Nyata), di setiap tahapan memiliki konten materi dan tagihan tugas baik secara asinkronus maupun sinkronus.
Sobat kompasiana dan bapak ibu guru hebat, dalam kesempatan kali ini admin akan menguraikan tentang tugas koneksi antarmateri pada modul 2.3.Â
Pemikiran Reflektif Terkait Pengalaman Belajar
1. Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh
Pengalaman/materi pembelajaran yang saya peroleh diantaranya tentang:
- Konsep Coaching
- Kegiatan coaching diartikan sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation mendefinisikan coaching sebagai"...bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif." (Whitmore: 2003).
- Terdapat beberapa metode pengembangan diri selain coaching: 1) mentoring, 2) konseling, 3) fasalitasi, dan 4) training. Masing-maisng metode tersebut memiliki perbedaan baik dari segi tujuan dan hubungan.
- Coaching dalam konsep pendidikan, lebih menekankan kepada filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara "menuntun" murid untuk menggeali potensi kodrat alam dan zaman yang dimilikinya. Sistem Among "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching.
- Paradigma berpikir among meliputi: coach & coachee adalah mitra belajar, emansipatif, kasih dan persaudaraan, dan ruang perjumpaan pribadi.
- Paradigma berpikir coaching yakni fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat, dan mampu melihat peluang baru dan masa depan.
- Prinsip coaching meliputi kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.
- Kompetensi inti coaching ditentukan oleh system among dari coach dengan melibatkan kehadiran penuh (presensce). Sebagai pendengar aktif, coach tidak diperbolehkan memiliki asumsi, melabel, dan asosiasi (melibatkan pengalaman pribadi). Kunci inti berikutnya adalah mengajukan pertanyaan berbobot. Mengajukan pertanyaan berbobot hasil dari mendengarkan aktif dapat menggunakan akronim RASA (Receive/Terima-Appreciate/Apresiasi-Summarize/Merangkum-Ask/Tanya) yang diperkenalkan oleh Julian Treasure.
- Percakapan berbasis alur TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will.
- Tahapan TIRTA meliputi:
- Goal (Tujuan) coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari kegiatan coaching.
- Reality (Hal-hal yang nyata) merupakan proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee.
- Options (Pilihan) tugas coach berikutnya adalah membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi.
- Will (Keinginan untuk maju) merupakan sebuah komitmen coachee dalam menyusun rencana aksi dan mengimplementasikan.
2. Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar?