Saya melihat Nyonya Anived berjalan kearah saya, dengan cekatan saya langsung mengganti video lucu yang saya buka disaluran Youtube dengan parade Hari Kemenangan Rusia.
Saat dia tiba dan duduk disamping saya, video itu berjalan belum penuh dua menit.
"Anda sedang menonton apa?" tanyanya.
Saya memiringkan layar ponsel kearahnya sebagai jawaban.
"Tampaknya anda sangat terobsesi dengan Rusia" tanyanya lagi.
"Seperti yang anda lihat" jawab saya seadanya.
Saya terus fokus menatap layar ponsel, sedangkan Nyonya Anived sibuk menghitung kendaraan yang berlalu lalang sambil sesekali melihat kearah saya dengan tatapan aneh.
"Tatapan anda begitu aneh, apa ada yang salah dengan saya?" saya bertanya karena mulai tidak nyaman.
Dia hanya tersenyum sejurus kemudian mengeluarkan cermin dari tas kecilnya lalu menyerahkannya pada saya.
"Sepertinya anda harus menggunakannya" ujarnya masih tersenyum.
Saya mengarahkan cermin kewajah dan sangat terkejut saat mendapati rambut saya yang berantakan.
Dalam hati saya begitu murka atas keteledoran tersebut. Bahkan, saya harus meminjam sisir Nyonya Anived untuk merapikannya.
"Maaf, terlalu banyak menyusahkan anda" ujar saya tak bersemangat.
Lagi-lagi dia hanya tersenyum, tapi lebih kearah menahan tawa sih.
Saya telah gagal menjadi pria dingin di hadapannya hari itu.
(Padang, 26 Agustus 2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H