Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... Lainnya - Penggiat Sejarah

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Renungan dari Gajah Jawa

29 Januari 2025   14:50 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:36 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gajah Kalimantan (Elephas maximus borneensis). (SHUTTERSTOCK/YUMIK via KOMPAS.com) 

Seperti yang pernah di liput oleh NatGeo Indonesia di kanal Youtube nya


Gajah Jawa yang kini hanya dapat kita temukan dalam catatan sejarah dan ilustrasi masa lalu menjadi pengingat bahwa tanpa upaya perlindungan yang serius, nasib serupa dapat menimpa gajah-gajah lain di Indonesia. 

Dahulu, Gajah Jawa hidup berdampingan dengan manusia, menjelajahi hutan-hutan lebat di Jawa, namun kini wujudnya hanya tersisa dalam buku dan lukisan. 

Kehilangannya bukan sekadar lenyapnya satu spesies, melainkan juga hilangnya keseimbangan ekosistem yang telah terbentuk selama berabad-abad. 

Jika kita tidak segera bertindak untuk melindungi gajah Sumatera dan Kalimantan dari perburuan liar serta perusakan habitat, maka generasi mendatang hanya akan mengenal mereka sebagai kisah masa lalu, tanpa pernah melihat keagungan mereka secara langsung. 

Oleh karena itu, mari kita jadikan sejarah Gajah Jawa sebagai pelajaran berharga agar tidak ada lagi spesies yang hanya bisa dikenang dalam gambar dan tulisan, melainkan tetap hidup sebagai bagian dari kekayaan alam Indonesia. 

Jika kita tidak berubah, gajah liar yang kini hidup di hutan Indonesia saat ini mungkin hanya akan menjadi cerita Sejarah dan dongeng bagi generasi mendatang.

Mari kita jaga dan lindungi gajah, bukan hanya sebagai simbol keagungan masa lalu, tetapi sebagai bagian penting dari masa depan kita bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun